Kiera sedang memanggang roti ketika Mark menghampirinya di dapur apartemennya. Laki-laki itu sudah terlihat segar, menggunakan striped t-shirt berwarna hitam putih yang dipadukan dengan kemeja hitam lengan pendek bermotif dengan celana jeans-nya. Suara sandal rumah yang digunakan Mark membuat perhatian Kiera teralih kepadanya.
"Hi! Udah siap?" sapa Kiera sambil menyandarkan punggungnya di kitchen counter dan menghadap Mark.
Mark mengangguk dan tersenyum lembut sambil melangkah mendekati Kiera. Ia merangkul Kiera singkat sambil mengecup pelipisnya. "Morning."
"Morning." Senyuman Kiera melebar mendapatkan perlakuan tersebut. "Duduk dulu. Tuh, minum hot chocolate, sambil tunggu sandwich-nya. Aku belum ke supermarket lagi, jadi cuma ada ini." Kiera menunjuk bahan-bahan sandwich yang sudah ia siapkan.
Mark mendudukan dirinya di kursi kitchen island dan meminum hot chocolate-nya pelan-pelan. "It's okay. Aku juga nggak begitu laper. Nanti kita makan pas udah sampe Bandung aja. Sekalian nyari hadiah buat Gian."
Kiera sudah menceritakan tentang keponakan barunya kepada Mark tadi malam. Dan ketika ia bilang ia belum membeli hadiah, Mark menyarankan agar mereka membeli hadiah hari ini. Laki-laki itu juga terlalu bersemangat mencari-cari hadiah yang bagus untuk keponakan Kiera. Bahkan ketika Kiera menyarankan agar hadiahnya dibeli berdua, Mark menolak karena ia ingin memilih sendiri hadiah yang akan ia berikan untuk keponakan Kiera. Membuat Kiera curiga Mark akan mengeluarkan uang tanpa pikir panjang hanya untuk hadiah itu.
Setelah Kiera memasukan sandwich kedalam wadah dan memasukannya ke dalam paper bag, mereka membawa barang-barang yang sudah mereka siapkan dan menyimpannya di mobil, sebelum akhirnya berangkat menuju kota asal Kiera.
"Nanti kalau kamu capek, gantian aja nyetirnya." ujar Kiera ketika mereka baru akan memasuki tol.
Mark terbahak mendengar ucapan Kiera. "Ke Bandung doang ini. Lewat tol layang kurang lebih dua jam juga nyampe."
"Ya tapi kan ini masih pagi banget. Siapa tau kamu masih ngantuk." kata Kiera beralasan. Kiera sangat tahu bahwa Mark bukanlah morning person.
"Dulu waktu ngampus juga aku suka bolak-balik Jakarta-Bandung, kan." Kiera hampir menyela ucapan Mark sebelum kekasihnya itu kembali melanjutkan perkataannya. "Sst! Udah kamu duduk aja yang manis. Gimana pun kondisinya, aku nggak akan biarin kamu nyetir ke Bandung sendiri lagi kalau kamu sama aku."
Kiera mengalah setelah mendengar keputusan Mark yang tidak bisa diganggu gugat. Ia bergerak membuka handphone Mark yang terhubung pada bluetooth di mobilnya, dan memilih lagu yang ingin ia dengar.
"Dua hari yang lalu Bang Daniel telepon aku." ucap Mark, sontak membuat Kiera menatapnya penasaran. Sedangkan Mark masih fokus menghadap kedepan dan menyetir.
"Dia minta maaf karena mau ngenalin kamu sama Stefan kemarin. Dia bilang kalau dia tau kita pacaran, dia pasti nggak akan ngajak Stefan buat ketemu kamu." lanjut Mark lagi.
"I told you. Aku pasti bilang sama kamu kalau Daniel ngajak Stefan juga. Tapi aku nggak tau Stefan ikut." balas Kiera sambil menatap Mark putus asa.
"I know," Mark mengacak puncak kepala Kiera pelan sambil tersenyum kepadanya sekilas. "I'm sorry for reacting like that, dan berasumsi yang nggak-nggak. I just don't like the fact that there are other men that can possibly attracted to you." lanjut Mark lirih. "Bukan salah kamu kalau mereka nggak tau kita pacaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
retrouvailles
Romanceretrouvailles; the happiness of meeting again after a long time Ketika Kiera dipertemukan lagi dengan Mark setelah sekian lama, tanpa tau apa yang akan takdir lakukan kepada mereka dalam waktu singkat.