18. can I?

4.8K 550 212
                                    

Dering suara alarm yang nyaring membangunkan Kiera dari tidurnya. Tangannya bergerak untuk mematikan alarm dari handphone di bedstand-nya. Ia terdiam sejenak, mengingat bahwa saat ini ia tidak hanya sendiri di apartemennya. Perasaan asing, namun juga hangat kini meliputinya. Keberadaan Mark memang sudah membawa perubahan kecil dalam hidupnya. Tidak lama kemudian, ia beranjak dari tempat tidurnya untuk mandi dan menyiapkan diri untuk berangkat kerja seperti biasanya.


Setelah melakukan semua itu, ia berjalan menuju dapur dan membuat coklat hangat untuk dirinya, dan espresso untuk Mark. Ia menyimpan kedua cangkir di atas meja makan, kemudian melangkah menuju kamar kakaknya, yang juga merupakan tempat Mark tidur.


"Mark?," panggilnya sambil mengetuk pintu pelan. Tidak ada jawaban, sehingga Kiera memutuskan untuk membuka pintu. Pandangannya jatuh kepada sosok laki-laki yang tertidur menyamping sambil masih bergelung nyaman dengan selimutnya.


"Mark, bangun," ujar Kiera sambil mengguncangkan badan Mark perlahan, membuat lelaki itu menggeliat pelan dalam tidurnya. Kiera tersenyum melihatnya.


"Hey, bangun, dong. Aku harus ke kantor. Kamu juga harus pulang," Kiera kini menggerakan tangannya di rambut Mark, mengelusnya pelan.


"Aku udah bikin espresso buat kamu," lanjut Kiera lagi.


Lagi-lagi Mark menggeliat. Namun tangannya kini bergerak mengambil tangan Kiera dari kepalanya, kemudian menggenggamnya erat sambil masih memejamkan matanya. Lalu matanya mengerjap pelan. Dan saat matanya terbuka, Kiera adalah orang pertama yang ia lihat. Hal tersebut membuatnya tersenyum.


"Morning, big baby," sapa Kiera sambil tersenyum geli. "Emang kamu selalu kaya gini ya? Bangun tidur langsung senyum-senyum?"


Mark menggeleng dengan senyuman yang masih setia menghiasi wajah mengantuknya, membuat Kiera terkekeh.


"Mandi, ya? Aku bikin sarapan dulu," ucap Kiera sambil mengelus rambut Mark dengan tangannya lagi, sebelum beranjak menuju dapur untuk membuat sarapan untuk mereka berdua, meninggalkan Mark tanpa menunggunya memberi respon.


Kiera memutuskan untuk membuat french toast dengan smoked beef ditambah sedikit sayuran yang membutuhkan waktu singkat. Ia tidak terbiasa untuk makan makanan yang berat untuk sarapannya. Sepuluh menit kemudian ia sudah menyajikan sarapannya di meja makan. Ia sedang mencuci alat masak yang sudah selesai ia gunakan, ketika suara langkah kaki Mark yang memasuki dapur mengalihkan perhatiannya.


"Aku cuma bikin itu. Gak apa-apa, ya?," ujarnya sambil kembali mengalihkan perhatiannya ke wastafel.


Namun bukannya langsung duduk, ia merasa langkah kaki Mark kini mendekat ke arahnya. Sebelum ia bisa melihat ke arah Mark, ia merasakan sebelah tangan laki-laki itu merengkuh pinggangnya. Kiera bersyukur ia tidak menjatuhkan peralatan dapur yang ia pegang saat ini. Sedetik kemudian laki-laki itu mengecup pelipisnya pelan, membuat Kiera memandangnya dengan mata yang membulat.


"Aku belum bales morning greeting-nya," jelas laki-laki itu dengan senyumannya ketika Kiera menatapnya kaget. "Good morning, Kak."


|retrouvailles|


Sesuai janjinya, akhir pekan ini Kiera memenuhi janjinya untuk menemui sahabat-sahabatnya di tempat makan yang terletak di sebuah mall berjarak setengah jam dari apartemennya. Saat ini di hadapannya hanya ada Serena dan Joy. Sebelum ia berangkat tadi, Jennie mengabari mereka bahwa ia perlu berbelanja beberapa hal dulu sebelum menyusul mereka di sana.


retrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang