19. getting closer

3.9K 454 95
                                    

do read the author's note or you'll regret it later 😂


|retrouvailles|


"Kamu udah telepon Hamza, nanyain dia ada apa nggak?," tanya Kiera kepada Mark yang kini sedang berjalan di sebelahnya, di koridor apartemen Hamza.


Mark tertawa kecil sambil mengayunkan tangan Kiera yang sedang ia genggam. "Percaya deh sama aku. Hamza tuh jomblo. Gak akan dia pergi keluar setelah pulang kantor kecuali sama kita-kita."


"Kasian Hamza," ujar Kiera bercanda sambil menampakkan wajah prihatin. "Kamu cariin cewek dong buat Hamza."


Mark terkekeh mendengar usul Kiera. "Hamza tuh banyak yang mau tau, Kak. Dia aja yang picky. Harus dapet cewek yang dia suka. Giliran ceweknya gak suka dia, kan ribet."


Tidak lama kemudian, mereka sudah berdiri di depan unit Hamza. Mark menekan tombol bel pintu, kemudian pintu terbuka memunculkan sosok Jean.


"Ngapain lo di sini, Je?," tanya Mark sambil menarik tangan Kiera memasuki apartemen Hamza.


"Males balik gue," ujar Jean sambil berjalan kembali ke dalam unit.


"Loh lagi pada ngumpul ternyata?," seru Mark saat melihat Javier sedang duduk di sebelah Hamza sambil bermain video game. "Untung lagi pada di sini. Jadi gue gak perlu nyamperin kalian satu-satu."


Mark melemparkan benda yang dibawanya sejak tadi dengan pelan ke arah meja, menarik perhatian Javier, Hamza, dan Jean. Hamza memberhentikan video game dan mengulurkan tangannya untuk mengambil kertas itu.


"Wihhh, jadi kawin juga Kak Shelby?," seru Hamza.


Jean yang sedang membaca undangan untuknya lantas memukul Hamza dengan undangan itu. "Nikah, nyet. Kawin-kawin mulu yang ada di otak lo."


"Pada dateng ya lo semua. Sama pendamping jangan lupa," canda Mark yang dihadiahi tatapan tajam dari Hamza.


"Ngelunjak ni anak. Mentang-mentang udah nggak jomblo," protes Hamza. Kiera tertawa melihat wajah Hamza yang terlihat sangat kesal.


"Kalo gitu gue pinjem Kak Kiera buat jadi pendamping gue ya, bro? Lo kan pasti sama keluarga lo hehe," canda Hamza sambil tertawa jahil.


"Lo pikir barang dipinjem-pinjem? Gak ada! Kak Kiera bakal seragaman sama keluarga gue! Ikutan prosesi dari awal. Ngarang aja lo!," amuk Mark kepada Hamza. Tawa Kiera semakin keras melihat interaksi Mark dan Hamza.


"By the way, Za, gue titip undangan buat yang lain ya," lanjut Mark.


"Oh ya, itu undangan lo sekalian buat Bang Jevan juga ya, Je," ujarnya lagi pada Jean, yang dibalas anggukan oleh Jean.


Fokus mereka sudah teralihkan dari video game yang tadi mereka mainkan. Di tengah-tengah perbincangan, nada dering handphone berbunyi nyaring.


"Za, hape gue tolong," ujar Javier pada Hamza yang posisinya lebih dekat dari meja, dimana handphone-nya berada. Secara tidak sadar, mereka semua terdiam dan memperhatikan Javier yang sedang mengangkat telepon.


"Halo? Ya, Bun?"


"Nyokap lo?," bisik Hamza pelan. Javier mengangguk.


"Emang supirnya nggak bisa jemput?"


"Dia kan bisa naik gojek, Bun," mereka semua bisa merasakan perubahan di muka Javier yang kini rahangnya mengeras.


"Iya, yaudah. Vier berangkat sekarang. Bunda kabarin dia, bilangin Vier udah jalan kesana."


retrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang