Semenjak kejadian itu,Leo betul betul memperhatikan,menemani,juga menjaga Liontin.Ya,bola itu,sulit memang melupakannya.Tapi kemarin adalah mimpi buruk paling buruk untuknya.Entahlah,enam tahun lamanya berlalu.Tinggal bersama gadis itu membuatnya seolah memiliki tanggung jawab besar atas Liontin.
"Kamu benong,sayang?"
Suara itu membuat Leo menoleh.Mama datang dan duduk di sebelahnya.
Leo mengeleng sambil tersenyum,"Enggak,ma"Jawabnya.
Mama tersenyum,"Mama perhatiin kamu dari tadi.Pasti ada yang kamu pikirin?Nilaimu?Atau PS kamu rusak?"Tanya mama mengira ngira.Awalnya Leo hanya membisu.Tapi naluri ibu selalu benar."Hm...Kejadian kemarin?Nggak perlu dipikirin,Leo.Papa kamu marah bukan karena pertengkaran kalian,tapi kamu tahu sendirilah,gimana sayangnya papa ke Liontin"
"Iya,Ma.Kemarin salah Leo juga"Tanggap Leo sambil tersenyum.
Mama juga tersenyum,"Udah ya,nggak perlu dipikirin begitu.KAmu juga udah berusaha mencari Liontin.Sampai tangan kamu berdarah.Udah diobatin,kan?"Begitulah Mama.Selalu diiringin dengan perhatian dan semangatnya yang selalu membuatnya tenang.
Leo mengangguk kecil.Lalu detik berikutnya,mama kembali pergi melanjutkan pekerjaannya.Dan Leo benar benar menyadari bahwa Liontin adalah tanggung jawab baginya,Papa maupun Mama.Selama tinggal bersama mereka,Leo tak pernah menemukan kesusahan diwajah papa dan mama.
*****
Suara pintu pagar itu membuat perhatian Leo teralihkan dari PSP nya.Liontin pulang.Eh tapi tunggu,gadis itu tidak pulang bersama jemputan seperti biasanya.Ia pulang bersama Gilang.Itu teman sekelas Leo,juga tetangganya.Tapi bagaimana bisa Gilang mengantar Liontin pulng.Padahal jarak sekolah mereka sama sekali tidak dekat.
Leo meletakkan PSPnya dan menyusul Liontin kedepan rumah.Tapi ketika tangannya meraih pintu,pintu itu sudah terbuka dari luar.Itu Liontin.Mata mereka bertemu dalam sepersekian detik.
"Kamu nggak sekolah?Tanya gadis itu mengalihkan keadaan.
"Kamu kenapa nggak pulang bareng jemputan sekolah?Malah pulang sama Gilang?"Leo malah bertanya balik.
Liontin hanya tersenyum menjawab pertanya yang sedikit terdengar menghakimi itu.Gadis itu berlalu setelah melepas sepatunya dan melewati Leo tanpa menjawab apapun.Leo mengkuti langkah gadis itu sampai kamarnya,dan mendapati Liontin sedang menyusun buku di tas yang lebih kecil,
"Ada les tambahan?"Tanya Leo lagi.
"Enggak,aku mau belajar sama Kak Gilang di rumahnya.dia selalu juara satu di kelas,kan?"Jawab Liontin.
Leo terdiam.Pernyataan itu memang benar.Reman sekelasnya itu selalu menempati posisi pertama di kelas.Tapi entahlah,darimana biasa Gilang menawarkan jasa belajar bersma Liontin.Mengenalpun rasanya tidak.Seolah olah mengerjakan Liontin tak bisa mengerjakan tugasnya bersama Leo.
"Lion..."Panggil Leo membuat langkah gadis itu terhenti dan berbalik menatap Leo."Belajarnya sama aku aja.Aku juga pintar kayak Gilang.Aku juga duduk di kelas 8-a."UJar Leo.
Liontin tersenyum kecil,"Leo mau ikut LIon?"
Leo menggeleng,"Enggak,Lion.Aku mau ngajarin kamu"Koreksi Leo.
Gadis itumenatap Leo heran.Padahal sebelumnya pun Leo tak pernah serius bila Liontin bertanya padanya tentang pelajaran."Tangan kamu kan masih sakit,nanti kalau Lion nggak mengerti,kamu marah sama Lion"Jawabnya.
Jawaban yang benar benar bahwa Liontin seolah masih marah dengan kejadian kemarin.Tapi bagaimanapun caranya,Lintin harus melupakan mimpi buruk itu,"Aku janji bakal jelasin kamu smapi kamu mengerti.Nem SDku juga nggak kalah besar"Elak Leo.
Liontin kembali ke ranjangnya lalu duduk di tepi sana sambil memeluk lutut,membiarkan tas kecilnya tergeletak di bawah.,"Iya,Leo.Tapi Kak Gilang pasti udah nunggu.Besok,deh,aku minta PR biar kita bisa ngerjain."Kata LIontin tetap menolak halus ajakan Leo untuknya.Dan pada akhirnya Leo mengalah membiarkan Liontin peri keseberang rumah,rumah Gilang.
Ia memerhatikan Liontin sejenak."KAmu cuma mau belajar,kan?Ganti bajumu.Celana kamu terlalu pendek.Nanti bisa digigit serangga"Pesannya sambil berlalu.
*****
Belakangan ini,bahkan hampir tiap akhir pekan,Liontin selalu melewati makan siangnya di rumah.Ia bejara bersma Gilang.Ada atau tidak ada PR.Bukan cuma sekali atau da kali,dan tanpa alasan,Leo tak menyukainya.Padahal Gilang tak melakukan apa yang merugikan kehidupan Leo.
"Suruh aja Gilang yang kesini,"Seru Leo ketika gadis itu melangkah pergi.
Gadis itu berhenti,"Kenapa?Tanyanya.
""Aku mau lihat gimana kalian belajar."Jawab leo sambil berjalan menghampiri Liontin.Mata mereka bertemu.Ada sesuatu yang tidak menyenangkan di mata Leo yang dapat Liontin tangkap.
"Leo nggak suka,ya lihat Lion belajar?"Tanya Liontin,polos
Leo cepat menggeleng,Ia juga tak mengerti mengapa,ia meraih tas di tangan Liontin dan meletakkannya begitu saja."Aku suka lihat kamu belajar,kalau kamu belajarnya sama aku"Jawab Leo tanpa ia sadarinya kata itu terungkap dengan sendirinya.Tanpa ia pikirkan.
"Tapi aku udah buat janji sama Kak Gilang.Kalau tiba tiba membatalkan,apa namanya nggak punya sopan santun?"Elak Liontin.
Leo menghela nafasnya,sekarang wajahnya jadi terlihat kikuk.Ia kehabisan kata kata untuk mencegah Liontin pergi."Aku...Aku...Aku cemburu,Lion"Ungkapnya.
Setelahnya hening beberapa saat.Entah Liontin yang masih mencerna perkataan Leo barusan,apa ia benar benar tak peduli dan mencari cara untuk bisa menemui Gilang di rumahnya?
"Yaudah deh,kalau kamu memang mau belajar,JAngan buat dia nunggu.Nggak sopan."
Gadis itu mengagguk kembali mengambil tas kecilnya lalu pergi melewati Leo tanpa merasa janggal sedikitpun.Leo menatapnya heran.Sepertinya memang Liontin tak mengerti arti kata cemburu yang barusan ia ungkapkan.Entahla dari mana Leo mendapat kata itu.Tiba tiba saja terungkap.
*****
YOU ARE READING
With you
Romance"Cinta itu nggak bisa dilihat,apalagi disentuh,tapi dia bisa dirasakan.Tapi kalo model ceweknya kayak Liontin?Apa boleh buat?" "Dia cuma terlalu polos buat mengerti"