Apa cuma karena Liontin yang baru merasakan diantar pulang oleh laki laki.Tapi itu sebuah hal wajar yang seharusnya terjadi pada anak remaja diusia Liontin.
Semenjak acara penutupan itu nama Liontin melambung di kalangan kelas duabelas.Yang sering mereka sebut Princess.Bahkan mungkin heran melihat seorang Sean mengantarnya pulang.Bahkan Liontin tak pernah tahu kalau Sean memiliki penggemar sebanyak itu.SMA memang selalu seperti itu.Akan ada pangeran atau putri sekolah dengan penggemaranya.Liontin memang tak heran.Hanya saja,ia sama sekali tak mengerti sikap Sean.
Pandangannya salah jika Sean mendekatinya karena gelar Princess Mos yang ia dapatkan.Karena nyatanya Ean tak berhenti memerhatikannya bahkan setelah acara itu selesai.Seperti pagi ini.Kantin menjadi bising karena sorakan murid murid karena insiden penolakan Sean kepada Briana temannya.
"Kak Briana nembak Sean?"Tanya Liontin pada Refa dan Nana teman sekelasnya.
Nana mengangguk,"Gila,kan?Buat gue sih,wajar...Tapi nggak dikantin juga kali nembaknya"Tanggapnya.
"Lo sedeket itu ya sama Kak Sean sampe manggil Kak Sean tanpa embel embel kak?"Tanya Refa.
Liontin menggeleng."Bahkan gue nggak pernah ngomong lagi sama dia setelah acara itu.Cuma dia aja yang sering tiba tiba ada di sekitar gue."Jawab Liontin
"Biarin lah,Ref...Lagian juga emang bakal ada yang denger ya?"
Liontin menghela nafasnya."Gini ya,dia yang minta ke gue biar gue manggilnya Sean aja.Yaudah.Dia yang minta"Jelas Liontin.
Obrolan mengatasnamakan Sean itu terhenti ketika sebotol air mineral terjulur kearah Liontin.Itu tangan Sean.Wajahnya merah seketika.Entahlah Sean mendengar pembicaraannya atau tidak.
"Seru banget gosipnya,nih minum.Keselek,entar"Ujar Sean.
Liontin menerima air mineral itu sambil memerhatikan sekitar.Tampak teman teman Sean menyorakinya sambil tertawa.
"Thanks"Gumam Liontin.
Sean mengangguk sambil berlalu pergi kembali ke tempat temannya.Sementara gadis itu menundukkan kepalanya dalam dalam.Menggenggam erat botol mineral pemberian Sean.
"Pergi aja,yuk.Disorakin gitu..."Ajak Refa.
Ketiganya beranjak pergi menjauh.Dengan suara suara sorakan 'cie' dari teman trman Sean.Jujur jantung Liontin masih berdetak dua kali lebih cepat.Bahkan ia tak meninggalkan botol itu di meja.Melainkan membawanya.
"Gila,kan?!Gue bilang juga apa?"Sungut Refa saat tiba di kelas.
Liontin menggaruk kepalanya yang tak gatal itu."Orang dia yang minta kok,ya gue ikut aja"
"Gue sih,ya...udah feeling kalo dia bakal nyamperin.Soalnya dari tadi ngeliatin kita"Tanggap Nana.
"Kenapa nggak bilang?!!Sejarang gimana?Pasti tenar,deh"Seru Refa panik.
Nana menggeleng kecil."Nggak kalau Lion minta maaf ke dia"Imbuhnya.
Liontin melotot."Gue?Kan kalian yang awalnya ngomongin!!"Katanya kaget.
Nana mendengus kecil,"Kalo bukan lo siapa lagi?Kita?Diantara kita,dia cuma kenal sama lo.Bisa bisa kita di bully"Jawabnya.
Liontin mendecak pelan."Jahat,lo brdua.Ngumpanin temen sendiri"Sungutnya membuat Refa dan Nana geleng geleng.
*****
Biasanya Sean dan gerombolannya masih duduk duduk di lapangan basket.Menanti sekolah benar benar sepi baru mereka pulang.Liontin menatap sosok tampan itu dari jauh sambil menimbang nimbang apa yang temannya bicarakan tadi.Soal minta maaf yang sepertinya akan memalukan.
Tapi ia memberanikan untuk melangkah dan mendekat membuat obrolan antara Sean dan teman temannya terhenti dan seketika hening.
YOU ARE READING
With you
Romance"Cinta itu nggak bisa dilihat,apalagi disentuh,tapi dia bisa dirasakan.Tapi kalo model ceweknya kayak Liontin?Apa boleh buat?" "Dia cuma terlalu polos buat mengerti"