Memori Ketiga

42 1 2
                                    

Liontin menghembuskan nafasnya lelah.Sedari tadi latihan bernyanyi bersama Kak Gilang.Sebetulnya bukan belajar soal pelajaran.Tapi keinginan bernyanyi itu muncul ketika Liontin mengingat dua bulan lagi adalah hari ulang tahun mendiang ibunya.
Dan gadis itu ingin menjadi seperti ibunya.Pandai bernyanyi untuk sang ayah.Lagipun tidak buruk.Ia bisa bernyanyi untuk keluarga Leo.
"Ayo coba lagi."Ujar Kak Gilang

Gadis itu tersenyum kecil sambil mengangguk dan kembali melanjutkan latihannya.Diam diam tanpa menyadarinya sedikitpun,Gilang memerhatikannya seolah ada ketertarikan untuk memandangi Liontin.

"Udah dulu deh,kak.Aku capek."Katanya sambil berjalan menuju kursi dekat pintu studio.

Gilang menatapnya sambil tersenyum mengiyakan."Sebentar,aku ambil minum"

"Nggak usah,aku sekalian mau pulang.Ada PR"Liontin berdiri menyusul Gilang.Setelah meraih tas kecilnya,ia pergi mendahului Gilang menuju pintu rumah.

"Nggak mau ngerjain PR sama aku?"Tanya Gilang membuat Liontin menoleh lalu berbalik.

Liontin menggeleng,"Nggak papa,kalau nggak bisa kan tinggal tanya Leo"Jawabnya lalu kembali pergi.
*****
Nanti kalau aku udah bisa nyanyi,aku bakal tunjukkin suara ini depan mama dan papa juga Leo.Seperti suara emas almarhum mama,kan? Batin Liontin sambil terduduk di tepi ranjangnya.
Gadis itu baru saja ikut malam di meja kecil tempat mereka berkumpul.

"Hey,melamun?"

Liontin menoleh kearah suara yang berasal dari ambang pintu.Itu Leo.Tanpa izin Leo masuk dan duduk di samping Liontin.Ditangannya masih tergenggam PSP miliknya.

"Kenapa sih,kamu nggak pernah pegang buku?Tapi bisa aja tuh naik kelas?"Tanya Liontin.

"Oh,ini?Haha,aku belajar kalau ada PR,kalau di sekolah,ya kalau waktunya belajar"Jawabnya ringan.

Mata Liontin memicing,"Untung nilaimu bagus bagus aja.Tapi nggak baik juga,sih...Kamu jadi jarang bergerak di rumah ini"Tanggap Liontin.

Leo menoleh menatap Liontin dari samping."Kata siapa?Aku selalu olahraga"Ujarnya mengelak.

"Kapan?"Tanya Liontin.

"Anytime.Kalau akau sama PSP ku,namanya kan olahraga jari,hehe"Kekehnya bercanda membuat Liontin melempar bantalnya jearah Leo sambil tertawa juga.

"Oke,mau ikut aku?Besok aku mau lari pagi nih"Kata Leo.

"Lari pagi?Udah lama juga aku nggak lari pagi.Ya,aku mau"Jawab Liontin.

Leo mengusap puncak kepala Liontin,"Yaudah,tidur.Biar besok bisa bangun pagi."Leo beranjak keluar sambil menutup pintu kamar Liontin.

"Mimpi Indah"Gumam Liontin sambil merebahkan badannya dan mencoba tidur.
*****

Keduanya berjalan menyusuri sekitar rumah.Kali ini sepertinya Leo termakan omongannya sendiri.Pagi pagi sekali Liontin yang berusaha membangunkan Leo.
Cowok itu merencanakan sesuatu.Entahlah apa,tapi semenjak kejadian itu,Leo berubah seratus persen.Jantungnya lebih sering berdebar,pikirannya jadi sering membayangi wajah Liontin,tapi ia tak mengakuinya pada mama.Soal cemburu yang ia ungkapkan,ia hanya mencoba mencari kata yang tepat untuk mengeksoresikan rasa tak sukanya pada Gilang.Meski kenyataannya betu betul cemburu.
"Bulan depan kamu ujian akhir semester kan ya?Maksudku ujian kelulusan?"Tanya Leo membuka topik pembicaraan.

Liontin mengangguk."Iya,kenapa tanya?Biasanya kamu cuma bilang itu kalau aku lagi main boneka"Gadis itu malah bertanya balik.

"Ya,kan mau ngingetin kamu.Biar kamu nggak main terus"Jawab Leo sekenannya

Liontin mendengus kecil,"Nggak sadar kalau sendirinya..."

"Okey,besok aku juga belajar."Potong Leo cepat."Kamu boleh sita PSP aku,dan suruh aku belajar"Lanjutnya.

Liontin tertawa.Menurutnya itu adalah sebuah lelucon.Mustahil untuk Leo berhenti dari PSP nya.Sudah bagaikan bagian tubuh Leo.Pasti sulit.
"Boleh,awas ya kamu!"Ancam Liontin.

"Kamu tahu danau kecil belakang sekolah?"Tanya Leo.

"Enggak"jawab Liontin.

Leo mengenggam jemari Liontin dan menariknya sedikit lebih cepat.Yang ditariknya hanya diam mengikuti kemana langkah Leo akan membawanya.
Untuk anak kecil seperti Liontin,Leo memang terlihat selalu melindungi,perhatian,juga yang membuatmya heran,kenapa Leo sama sekali tak berniat menyukai seseorang.Kelas 2 SMP,menurutnya sudah pantas memiliki pujaan hati.

Liontin memang terlau cuek untuk urusan seperti cinta.Ia hanya melakukan apa yang seharusnya usianya lakukan.Dan entahlah,sejak kapan juga Liontin memikirkan soal Leo.

Sedikit fakta,Leo memang pantas banyak disukai.Tapi entahlah ia tak melirik siapapun,selain gadis kecil disampingnya.

"Kita sampai"Katanya melepas genggaman pada jemari Liontin.

"Bagus,Banyak teratainya"Tanggap Liontin.

Leo hanya mengangguk mengeluarkan earphone dan ipotnya.Tanpa sadar,Liontin mengambil sebelah headset dan memasangnya pada telinganya.Ikut mendengar lagu yang Leo juga dengarkan.

"Kamu suka tempat sepi?"Tanya Leo.

"Nggak juga,tapi kalau lagi sedih suka"Jawab Liontin.

"Sedih kenapa?Kamu kan masih kecil,paling gara gara sahabat atau..."

"Rindu"Potong Liontin."Mama dan Papa"Lanjutnya.

Tiba tiba lagu yang terputar berikutnya adalah lagu rock.Dan Liontin tak menyukainya.Segera gadis itu melepas headsetnya,Tapi sepertinya tersangkut dengan kalung yang dikenakannya.Liontin berusaha menariknya kuat kuat,tapi yang terjadi,bandul perak di kalungnya malah terlepas dan menggelinding ke arah air.

"Eh!!"Liontin bangkit dari duduknya mengejar kalung tersebut,tanpa sadar tanah sekitar danau licin.
Gadis itu tergelincir di tepi danau.Melihatnya tentu saja bukan tinggal diam.Leo segera menghampiri Liontin dan membantunya berdiri.

"Nggak bisa...Sakit"Katanya sambil merintih.

Leo terdiam sejenak.Lalu ia berjongkok menawarkan punggungnya untuk Liontin."Ayo naik"Katanya.

Gadis berkuncir kuda itu menurut.Mau tak mau Leo harus menggendong gadis itu pulang.
"Jangan sedih,nanti ku cari bandul kalungnya."Ujar Leo sambil menoleh hingga wajah keduanya menjadi amat dekat.

Tiba tiba suara lonceng sepeda seakan menyapa mereka dari jauh.Keduanya sempat menoleh.Itu Gilang sedang bersepeda.Ia berhenti tapat di depan Leo dan Liontin.

"Habis jatuh?"Tanya Gilang.

"Iya"Tanggap Leo singkat.

Gilang melirik jok bonceng di sepedanya."Bareng aja,kalau Leo yang gendong,pasti capek"Ucapnya

Liontin melirik Gilang yang tersenyum."Hm...Aku ikut Gilang aja"

"Ini udah mau nyampe rumah,sama aku aja"Tolak Leo.

"Yakin?Aku bareng sama Kak Gilang aja,Leo.Ini masih jauh"Kata Liontin berusaha turun pelan pelan.

Melihatnya Gilang membantu Liontin untuk duduk di jok belakang sepeda.Keduanya pergi bagai terbang.Cepat sekali.
Leo terdiam di tempatnya.Menatap punggung kecil Liontin berasama sepeda Gilang juga pengemudinya tentunya.

Rusak lagi hari ini .Batin Leo sambil berjalan.
*****

With youWhere stories live. Discover now