About(2)

22 1 0
                                    

Karena terlalu sering bersama,rasa canggung dihati Liontin tumbuh menjadi rasa nyaman tanpa Liontin sadari.Meski tak pernah menunjukkannya di publik sekolah,hanya saja di balik itu semua waktu yang mereka habiskan bersama sama rasanya tak pernah sia sia.

"Harusnya lo belajar,kak.Emangnya nggak mau masuk universitas terkenal?"Liontin terkekeh lewat ponselnya yang menyambungkan suaranyanya dengan suara Leo.

"Sekarang gantian gue yang tanya,emangnya lo mau nggak gue telpon setiap malem?"Sean juga ikut terkekeh di sebrang sana.

Liontin kini betul betul menyembur tawanya."Gue nggak pernah minta,kok.Kak Sean duluan ya,yang sering telpon.Awalnya...Alesannya salah sambung.Terus bilang salah sambung yang beruntung,hadeuh...kak...kak..."Ocehnya membuat Sean tersenyum meski Liontin tak melihatnya.

"Mau tau satu takdir yang bakal terjadi hari minggu besok?"Tanya Sean.

"Takdir?Apa emang?"

Sean menghela nafasnya,"Lo bakal jadi cewek satu satunya yang tau tentang gue"Jawab Sean terdengar  serius.

Liontin mengerutkan dahinya,"Emangnya mantan lo nggak pernah tau?"Tanya Liontin

"Lo mungkin nggak percaya,tapi gue nggak pernah pacaran sama sekali"
*****
Alasan itu sukses membuat Liontin tak dapat memejamkan matanya.Meski besok hari libur,juga sekaligus hari dimana takdir yang Sean bilang akan terjadi.Tapi pernyataan Sean soal dirinya,bukanlah bagian dari kisah kisah yang ada di novel.Ia tak pernah menemukan seorang cassanova sekolah yang tidak pernah berpacaran.Kecuali,dia termasuk orang yang diam.

Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

Kayaknya mereka bakal suka sama filmnya.Artinya mereka juga suka sama masa kecil kita.Makasih doa yang udah kamu kirimkan.

Liontin termenung.Rahasia itu masih akan ia tutupi.Serapat mungkin.Ini hanya sebuah perasaan bodoh yang berani ia tanamkan pada hatinya,bukan bangkai yang mau disimpan serapat apapun  akan tercium baunya.Sekali lagi hanya sebuah perasaan.Bukan kebohongan.

Jangan terlalu percaya diri.Mereka suka sama aktor aktrisnya,Leo.Bukan sama kisah kita.Soal doa itu,kamu terimakasih sama mama.Bukan sama aku.

Setelah mengirim balasan,gadis itu beranjak mengambil kameranya dan mengekuarkan memori card dalam kamera itu.Sebetulnya sudah lebih dari seratus kali ia memikirkannya.Bahkan hampir setiap mengeluarkan memori itu dari kameranya dan memutar vidionya di laptop,Liontin selalu memikirkannya.
Bahwa sebenarnya,melihat vidio itu Liontin selalu merasa bahwa Leo sedang melihatnya juga di sampingnya.Jadi kemarahannya harusnya hanya sesaat.Tidak berkepanjangan seperti ini.Yang hanya akan menyiksa batinnya sendiri.

Siang itu mereka menikmati eskrimnya masing masing di rumah pohon.

"Kalau kamu bisa terlahir kembali,kamu mau terlahir jadi siapa?"Tanya Leo tiba tiba.

Liontin tampak berpikir."Aku mau jadi rantai.Biar aku bisa mengikat orang orang yang aku sayang"Jawab gadis itu menikmati potingan terakhir eskrim.

"Siapa yang akan kamu ikat?"Leo bertanya lagi.

"Coba kamu liat ke kamera,lalu suatu saat nanti kamu buka vidio ini.Orang yang menoleh ke kamera itu yang bakal aku ikat"Jawab Liontin sambil diiringi senyumnya.

Dan itu pertama kalinya Liontin melihat pipi Leo memerah.Sayang kamera tak bisa merekam pipinya yang merona itu.

Liontin buru buru menyeka hidungnya  yang tampak keluar darah.Selalu seperti itu.Bahkan akhir akhir ini Liontin sering mengalami mimisan.Lebih sering dari sebelumnya.
*****
Pagi pagi sekali Liontin berdiri di depan cermin sambil memoleskan bedak juga menyemprotkan parfumnya.Entahlah,ia tak pernah tertarik untuk berdandan.Meja riasnya juga tak penuh dengan alat kecantikan.Hanya saja setumpukan novel yang tidak lagi meiliki ruang di lemari buku Liontin.

With youWhere stories live. Discover now