Once Upon A Dream
Rated:
M (18+)
(Gay stuff. Alternative Universe. Slash of Love. Violence and Mature 18+)
Summary:
Dia tak pernah percaya pada hal-hal berbau mitos ataupun takhayul. Tak pernah sekalipun. Daniel hanya percaya pada hal-hal yang logis. Karena itu adalah sikap dasar menjadi seorang pemimpin kelak. Hingga, saat ia berlayar pulang menuju Britania, kapalnya di rompak oleh bajak laut dan terkena amukan hebat dari monster laut yang tak pernah ia percayai adanya. Lalu bagaimana nasib sang calon Raja ini nantinya? Apa dia selamat dari maut di depan matanya, atau mati di tengah-tengah lautan? (18+) (Pardon me, I wrote gay stuff)
Genre's:
Drama. Tragedy. Fantasy. Hurt/Comfort. Dark Romance.
A/N:
Maaf untuk update yang lama di karenakan author yang sibuk akan tugas perkuliahan dan dunianya. Untuk chapter kedepan mungkin akan sangat lama untuk di update. Selamat membaca.
.
.
IV
Perlahan mata Daniel terbuka, ia terbangun dari tidur nyenyaknya. Nafasnya yang terasa berat dan kepalanya masih pusing. Mata biru jernih Daniel menatap sekeliling, tak mengingat apapun ia bisa berada di dalam kamar. Daniel terduduk di ranjang dalam keadaan nyawa setengah sadar. Sinar mentari pagi juga menyilaukan, mengintip masuk dari sela gorden sutra berwarna krem. Suara pintu terbuka, Daniel melirik ke arah suara tapak kaki tersebut. "Selamat pagi, Tuan," Charlie menyapa dengan menunduk. Dan beberapa maid datang dengan troli makanan dan juga pakaian formal milik Daniel. Mereka meletakkan pakaian dekat dengan lemari, sementara troli makanan berada di pinggir ranjang. Para maid pergi, membiarkan dua lelaki ini dalam ruangan.
Daniel masih menunduk menatap selimutnya dan jari-jari tangannya. Charlie adalah pelayan utama serta asisten dan pengawal pribadi Pangeran Daniel. Charlie menyeduhkan teh hangat. "Apa yang terjadi, Charlie?" tanya Daniel.
"Anda pingsan setelah bertemu dengan Yang Mulia Raja. Anda mengalami dehidrasi dan juga kelelahan, Tuan," Charlie memberikan secangkir teh tersebut. "Terima kasih," ucap pangeran. Dia merasa lebih tenang dan segar setelah minum teh cinnamon dengan perasan lemon segar.
"Setelah Anda merasa lebih baik, akan ada rapat tentang perjanjian dagang dari diplomat kerajaan. Setelah kabar anda dan kapal anda hilang, semua orang sangat kha-,"
"Charlie," Daniel memotong perkataan Charlie meletakkan cangkirnya pada piring.
"Maaf Tuan," ucap Charlie sedikit menunduk.
"Aku ingin mandi," Daniel hanya tersenyum membalas tatapan cemas pelayan mudanya.
Daniel menatap kolam di dalam ruangan mandi. Kolam dengan kedalaman sepinggang Daniel di isi air hangat. Uap dan atmosfirnya bisa meredakan pikiran kusut Daniel. Perlahan ia membuka seluruh pakaiannya. Memasuki kolam dengan perlahan. Setelah tubuhnya merasakan air hangat yang menyelimuti tubuhnya, ia merasa sangat tenang dan ringan. Dengan nafas yang panjang ia membasuh wajahnya. Menatap pantulan wajahnya dari air. Dan saat matanya menatap pantulan dirinya, ia melamun. Terbayang sosok Merline dan juga mata hijaunya. Tubuhnya masih bisa merasakan keadaan saat - saat dirinya terambang di lautan dan di serang oleh hiu. Namun dari itu, ia lebih memikirkan sosok Merline yang begitu rupawan. Apa duyung bisa menghipnotis pikiran?
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Dream
FantasyDia tak pernah percaya pada hal-hal berbau mitos ataupun takhayul. Tak pernah sekalipun, Daniel hanya percaya pada hal-hal yang logis. Karna itu adalah sikap dasar menjadi seorang pemimpin kelak. Hingga, saat ia berlayar pulang menuju Britania kapal...