Chapter VIII

42 3 0
                                    


Once Upon A Dream

Rated:

M (18+)

(Gay stuff. Alternative Universe. Slash of Love. Violence and Mature 18+)

Summary:

Dia tak pernah percaya pada hal-hal berbau mitos ataupun takhayul. Tak pernah sekalipun. Daniel hanya percaya pada hal-hal yang logis. Karena itu adalah sikap dasar menjadi seorang pemimpin kelak. Hingga, saat ia berlayar pulang menuju Britania, kapalnya di rompak oleh bajak laut dan terkena amukan hebat dari monster laut yang tak pernah ia percayai adanya. Lalu bagaimana nasib sang calon Raja ini nantinya? Apa dia selamat dari maut di depan matanya, atau mati di tengah-tengah lautan? (18+) (Pardon me, I wrote gay stuff)

Genre's:

Drama. Tragedy. Fantasy. Hurt/Comfort. Dark Romance.


VIII

Atsmofir di tenda Daniel terasa canggung dan sesak, orang – orang di dalam tenda diam dan saling menatap. Hanya terdengar suara sibuk di luar tenda untuk mempersiapkan perbekalan berperang. Daniel diam memperhatikan Reagan dan Sylvia sambil memegang gelas berisi wine. Sylvia yang diam sedari tadi memperhatikan Reagan yang menahan emosi, terlihat dari kerutan di keningnya.

Suara gadis muda ini terdengar, ada sedikit helaan nafas, "Aku Sylvia, Sylvia Winsor," kata – katanya terhenti sejenak. "Aku ingin mengabarkan sesuatu, Tuanku," ucapnya pada Daniel.

"Dan siapakah kau, Winsor?" tanya Reagan seolah – olah ingin mengintimidasinya.

"Apakah Tuanku tidak menceritakan sedikit tentang diriku, Lord Southord?" ucap Sylvia hanya tersenyum menatap Reagan.

"Kenapa tidak kau katakan sendiri dari bibirmu itu, penyihir!?" Reagan mendobrak meja.

"Cukup! Reagan, jika kau ingin mencari perkara keluar saja!" ucap Daniel sedikit membentak. Reagan hanya mendecih kesal, lalu diam dan mencoba untuk lebih toleransi. Daniel menghela nafas. "Jadi Sylvia, kabar apa yang kau maksud?" tanya Daniel.

Sylvia tersenyum, dia bangkit dari duduknya, mengambil sebuah gulungan dari mantelnya lalu meletakkanya di atas meja. Daniel berdiri untuk menghampirinya. Memandang gulungan itu sedikit kaget.

"Soal batu petuah yang di pegang oleh anak haram Raja Arthedos. Sepertinya dia melakukan beberapa ritual sihir untuk bisa menarik sumbu di mana batu ini di sembunyikan. Ini mustahil Tuanku, dia bukan penyihir sama sekali. Tak ada riwayat ataupun garis keturunan pada anak itu," ucap Sylvia menjelaskan, ia menunjuk gulungan dengan tulisan kuno dan ilustrasi di atasnya.

"Mungkin Theon menghamili seorang wanita dengan garis keturunan penyihir. Pokoknya, ada apa dengan batu ini?" tanya Daniel.

"Batu ini membuat pemegangnya mendapatkan kekuatan dua kali lipat, Daniel. Kita harus mengamankan batu ini dan menjaganya dari tangan – tangan yang jahat," ucap Sylvia.

"Dan kau salah satunya, bukan?" Reagan menyahut dengan nada lantang. "Kau datang kemari untuk meminta Daniel mengambil batu itu lalu akan kau manfaatkan," sambung Reagan kembali, nada suaranya mendesis seperti ular yang siap menerkam.

"Tentu saja tidak, Tuanku. Batu ini menyerap jiwa penggunanya, kita akan kehilangan jati diri kita jika sembarangan orang menggunakannya. Siapa yang ingin memakai hal aneh seperti itu?" Sylvia berusaha untuk sabar menghadapi pria emosional itu.

Once Upon A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang