Chapter VII

49 2 0
                                    

Once Upon A Dream

Rated:

M (18+)

(Gay stuff. Alternative Universe. Slash of Love. Violence and Mature 18+)

Summary:

Dia tak pernah percaya pada hal-hal berbau mitos ataupun takhayul. Tak pernah sekalipun. Daniel hanya percaya pada hal-hal yang logis. Karena itu adalah sikap dasar menjadi seorang pemimpin kelak. Hingga, saat ia berlayar pulang menuju Britania, kapalnya di rompak oleh bajak laut dan terkena amukan hebat dari monster laut yang tak pernah ia percayai adanya. Lalu bagaimana nasib sang calon Raja ini nantinya? Apa dia selamat dari maut di depan matanya, atau mati di tengah-tengah lautan? (18+) (Pardon me, I wrote gay stuff)

Genre's:

Drama. Tragedy. Fantasy. Hurt/Comfort. Dark Romance.

A/N:

Mungkin dari kalian yang sudah pernah menonton serial film kerajaan perang fantasi pastinya, ada sebagian makhluk menggunakan bahasa asing. Bahasa asing yang di maksud adalah bahasa fiksi seperti bahasa Elf, Drawn, ataupun bahasa dari beberapa suku fiksi. Saya sendiri masih pusing dan sedikit bingung dengan pengalaman mengarang bahasa untuk Shirene. Jadi, untuk kalian yang sudah mengikuti film – film seperti itu seperti contohnya, Lord of The Ring, yang menggunakan bahasa Elf. Bisakah kalian membayangkan bahasa Shirene yang terdengar lembut dan sedikit kasar dibeberapa kata. Bayangkan para duyung menggunakan bahasa 'Shayrene' (bahasa Shirene karangan) dalam berkomunikasi. Yap, selamat berimajinasi.

VII

Mutiara berukuran setengah kepala nampak gemerlap karena cahaya yang masuk dari setiap jendela altar. Ruangan yang luas dengan singgasana yang besar, mungkin besarnya dua menter lebih. Singgasana yang menunjukkan kekuatan, kekuasaan, dan wibawa Raja, senantiasa menghadirkan rasa intimidasi bagi siapa saja yang melihat Raja Ardius duduk di sana. Merline sedang melihat mutiara yang di dapatkan Raja Adrius berpuluh – puluh tahun lalu. Mutiara ini di dapatkan setelah melakukan ekspedisi di lautan yang dalam dan melakukan pengorbanan yang banyak. Merline menghela nafasnya, mengingat kembali betapa hinanya bangsanya untuk mendapatkan kekuatan dengan mengorbankan manusia tak bersalah kala itu. Ribuan manusia di sihir dan di bantai pada aula khusus di mana tempat pemujuaan, ritual dan pengorbanan sering di lakukan. Dengan mengorbankan manusia dan jiwa mereka, peradapan Shirene di Rivendawn masih tetap ada sampai sekarang. Tapi, harga yang di keluarkan juga seimbas, banyak duyung menghilang dan di tangkap oleh manusia, terutama Ibu Merline yang menghilang tanpa kabar sampai sekarang. Rasanya impas saja.

Kisah yang selama ini di percaya para Manusia tentang Shirene adalah nyanyian mereka yang menghipnotis manusia untuk mati. Namun lebih tepatnya lebih ke menyihir mereka untuk pingsan dan menjadi sesaji untuk dewa mereka.

Bermenit – menit berlalu dengan Merline yang terus memandangi mutiara itu, warnanya biru muda dengan perpaduan putih yang jernih. Seketika dia mengingat Daniel, Merline mengambil nafas lagi, sudah berapa kali dia menghela nafas dengan sesak begini.

"Daniel..." pekiknya, matanya tertutup. Mengingat sang Pangeran yang keras kepala dan pintar itu. Sudah berapa kali ia tersenyum sendiri, membayangkan waktu yang telah mereka lalui. Kadang Merline mengingat pandangan mata Daniel saat mereka berenang bersama di lautan, atau sentuhannya yang terasa asing namun hangat.

"Sher'lordo," ("Tuanku,") seseorang memanggilnya, membuat lamunan Merline sadar, ia menoleh pada suara itu.

"Ma'nhershyir thorlordo aish," ("Yang Mulia memanggil anda,") ucap duyung itu, salah satu prajurit.

Once Upon A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang