Chapter V

87 6 1
                                    

Once Upon A Dream

Rated:

M (18+)

(Gay stuff. Alternative Universe. Slash of Love. Violence and Mature 18+)

Summary:

Dia tak pernah percaya pada hal-hal berbau mitos ataupun takhayul. Tak pernah sekalipun. Daniel hanya percaya pada hal-hal yang logis. Karena itu adalah sikap dasar menjadi seorang pemimpin kelak. Hingga, saat ia berlayar pulang menuju Britania, kapalnya di rompak oleh bajak laut dan terkena amukan hebat dari monster laut yang tak pernah ia percayai adanya. Lalu bagaimana nasib sang calon Raja ini nantinya? Apa dia selamat dari maut di depan matanya, atau mati di tengah-tengah lautan? (18+) (Pardon me, I wrote gay stuff)

Genre's:

Drama. Tragedy. Fantasy. Hurt/Comfort. Dark Romance.

AN:

Saya sangat berterima kasih untuk kesabaran anda semua menunggu update ini. Saya sendiri masih bingung dalam penulisan fiksi fantasi bertema klasik begini. Terutama dengan tema kerajaan dan perang. Jika ada beberapa kesalahan dalam penulisan mohon untuk kritik dan saran yang membangun. Terima kasih, selamat membaca.

V

Buku tangan yang lembut menyentuh kulit dengan lekukan otot, perlahan pria cantik itu menyentuh rahang Daniel. Daniel diam memperhatikan gerak – gerik sang duyung yang lamban namun seduktif. Merline menatap Daniel tanpa ruang privasi di antara mereka. Bibir mereka bertemu bersamaan dengan mata mereka yang tertutup refleks. Merline memberikan kecupan sensual pada bibir Daniel, pelan dan lembut. Daniel memeluk pinggulnya yang ramping, saling membalas setiap kecupan. Tangan ramping sang duyung turun kebawah perlahan, menyentuh otot perut Daniel, melepaskan kupu – kupu di perut maskulin itu berterbangan bebas. Setiap gesekan kulit membuat libido mereka semakin memuncak.

Kemudian Daniel membuka matanya, jendela yang memperlihatkan waktu pagi, pagi cerah dengan udara hangat dan angin sepoi – sepoi. Mimpi apa yang baru saja ia alami? Bunga tidur kali ini membuatnya berpikir dua kali. Namun dia jujur tidak ingin semua itu hanya mimpi belaka. Daniel merenggangkan otot namun masih dalam keadaan tiduran. Ia menyadari jika celananya mengetat dan sedikit basah. 'Morning wood menyebalkan' pikirnya. Jika mimpi tadi adalah kenyataan dia tak akan mengalami hal memalukan demikian. Daniel duduk membiarkan hal sensual ini tenang dengan sendiri.

"Tuan, saya masuk," suara Charlie dari balik pintu kamar terdengar, Daniel dengan tenang mengambil bantal dan menempatkan di depannya. Dia merasa sedikit pusing lalu memijit samping kepalanya.

Charlie datang dengan troli sarapan dan dua maid membawa pakaian ganti sang pangeran. Dua wanita itu berlalu, meninggalkan Daniel dan Charlie berdua. Charlie menatap Daniel sejenak, lalu kembali membuat teh untuk sang pangeran.

"Silahkan,Tuan," Charlie memberikan teh dengan tambahan kayu manis, lemon, dan sedikit daun mint.

"Aku selalu bertanya, kenapa kau selalu membuatkan teh herbal untukku?" Daniel menyeruput teh tersebut sambil menghirup aroma teh herbal yang menenangkan.

"Anda selalu kelihatan kelelahan, dan juga kebingungan," jawab Charlie sambil mengoleskan butter di atas roti panggang.

Daniel berhenti meminum tehnya setelah mendengar jawaban dari Charlie, lalu memberikan cangkir teh tadi pada Charlie. Dia bangkit dari kasur, berjalan menuju jendela. Pemandangan dan udara segar Britania menjernihkan pikirannya. Pelayan pribadinya ini sangat tahu jika sang Tuan sedang memikirkan sesuatu.

Once Upon A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang