Chapter VI

81 7 5
                                    


Once Upon A Dream

Rated:

M (18+)

(Gay stuff. Alternative Universe. Slash of Love. Violence and Mature 18+)

Summary:

Dia tak pernah percaya pada hal-hal berbau mitos ataupun takhayul. Tak pernah sekalipun. Daniel hanya percaya pada hal-hal yang logis. Karena itu adalah sikap dasar menjadi seorang pemimpin kelak. Hingga, saat ia berlayar pulang menuju Britania, kapalnya di rompak oleh bajak laut dan terkena amukan hebat dari monster laut yang tak pernah ia percayai adanya. Lalu bagaimana nasib sang calon Raja ini nantinya? Apa dia selamat dari maut di depan matanya, atau mati di tengah-tengah lautan? (18+) (Pardon me, I wrote gay stuff)

Genre's:

Drama. Tragedy. Fantasy. Hurt/Comfort. Dark Romance.

VI

Suara ombak mengisi kesunyian di curam karang – karang dekat dengan tebing, langit yang tampak mendung dengan awan yang bergemuru tanda akan badai yang akan datang. Merline masih duduk di karang yang pipih, ia tak perlu khawatir jika ada yang melihat, posisinya sangat aman dari pengamatan manusia. Merline masih menunggu Daniel yang sudah seminggu tak kunjung kembali, padahal Daniel sudah berjanji datang di jam sore begini, namun masih tak terlihat sosoknya. Merline menghela nafas, lalu berpikir ia terlalu terbawa suasana dan terlalu percaya pada kata – kata Daniel. Seharusnya ia tahu manusia tidak seluruhnya bisa di percaya. Merline menyerah, ia menyelam kembali ke lautan. Sesekali melihat ke belakang ketika ia menyelam, berharap ada suara Daniel memanggilnya dengan lantang, namun harapan itu tidak nyata. Merline terus berenang ke dalam lautan sampai ke kedalaman. Ia merapalkan sebuah mantra, dari mantra itu muncul sebuah gerbang dimensi terbuka, gerbang menuju ke kerajaan para Shirene. Ia masuk ke dalam potral, dan potral tertutup setelah ia lewati.

Kerajaan Rivendawn, kerajaan duyung yang terletak sangat dalam di lautan dan di lindungi berlapis – lapis pembatas sihir. Kota Shirene yang tampak bercahaya dan gemerlap dengan banyaknya ornamen – ornamen, terumbu karang, dan sebuah kastil dengan menara yang terbuat dari kristal garam menculang tinggi, ujungnya terkena cahaya dan cahaya itu di pantulkan ke seluruh kota, bahkan tempat – tempat kecil terkena sorot cahaya tersebut. Konon katanya, cahaya itulah yang masih melindungi peradapan mereka. Banyak kerajaan Shirene di seluruh samudra lenyap dan hilang karena sihir dan mana yang terbatas. Sebagian dari penduduk merupakan penduduk luar kota ini. Kerajaan Rivendawn yang terlihat seperti Atlantis jika di kata. Kota yang damai dan membosankan untuk adrenalin Merline yang selalu ingin tahu. Tak ada yang berbeda dari terakhir kali ia pulang, mungkin sudah berbulan – bulan Merline mengelilingi lautan sendirian. Merline masih santai berenang menuju kastil. Di tengah perjalanan ia di tahan oleh Shirene lainnya, tentu Merline mengenal pria itu dengan baik, dan membenci seluruh hal tentangnya. Shawn, seorang prajurit yang di segani seluruh kota sekaligus tunangannya. Merline menghela nafas,"Apa yang kau mau?" dia melipat lengannya di depan dada.

Shawn tersenyum, "Dari mana saja kau? Yang mulia mencarimu," berucap dengan memperhatikan seluruh tubuh Merline dari atas sampai ke bawah, tatapan Shawn yang selalu Merline benci. Pria yang terlalu bersemangat dengan elok Merline. "Apa kau ke tempat manusia?" tanya Shawn memijitkan matanya.

"Bukan urusanmu," Merline berenang menjauh dari Shawn yang masih di buat terheran.

Merline masih berenang dengan santai walau ia tahu Shawn pasti masih membuntutinya. Merline berenang melewati gerbang utama, lorong, dan lobi kastil lalu sampai pada altar raja yang luas dan terang. Merline menatap sang Raja Riverdawn bernama Ardrius, tubuhnya yang kekar dengan rambut pirang keabu – abuan dan juga janggut yang panjang. Ada mahkota yang terbuat dari emas, tak terlalu besar namun nampak sangat glamor. Umur Raja yang sudah ribuan tahun masih tampak segar dan kuat.

Once Upon A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang