8

369 14 0
                                    

"Lu bohong kan?" Ucap Rara menatap Vania semakin intens.

"Umm g-ue, gue tadi sama Vania sebenernya lagi." Ucapan Samudra terpotong karna ada yang memanggil namanya.

"Samudra!"

"Ntar malem jadi balapan ga? Taruhan 1 cewek." Ucap Agra sambil ngos-ngosan, karna berlari. Agra sendiri adalah sahabat Samudra yang selalu menemani nya.

"Gue dari rumah jam 11 malem. Paling juga ready di lintasan jam 12 san." Ujar Samudra kalem.

"Baru SMA udah balapan aja nih anak. Sok-sokan banget sih. Kasian dong bonyok nya. Ish! Gak berperi kemanusiaan." Ucap Vania dalam hati saat mendengar percakapan kedua kaum adam di hadapannya.

Melihat Vania yang dalam keadaan melamun, Samudra mencoba menebak apa yang ada dalam pikiran cewe tersebut.

"Udah gausah ngatain gue gitu. Ganteng-ganteng gini, gue masih punya rasa kasihan sama orang." Tegas Samudra seolah tau apa yang dipikirkan Vania. Vania hanya terkejut mendengar ucapan Samudra, bagai petir di siang bolong yang bisa menghancurkan pikirannya saat ini.

"Yok cabut!" Ajak Samudra kepada Agra. Vania hanya bisa menatap punggung Samudra yang mulai menjauh. Sementara itu, Rara yang di sebelahnya hanya diam mematung, mengagumi kedua ciptaan Tuhan di hadapannya yang mulai menjauh.

"Ya Tuhan, mengapa engkau repot-repot mengirim kan pangeran dewa Yunani ke tempat hamba?" Ucap Rara tertahan sambil melipat bibir bawahnya, sembari menyatukan kedua telapak tangan miliknya.

Di tempat Samudra, sekilas Agra melihat kebelakang.

"Hm! Boleh juga tuh cewe!"

-00-

Suasana kantin yang ramai, ditambah perut yang keroncongan membuat para siswa dan siswi yang ada saat ini benar-benar mengenaskan. Ditambah matahari yang membakar kepala serta tenggkuk belakang seolah menerjang pikiran kita untuk segera membeli minuman es, pendingin badan.

Dua orang siswi saat ini berjalan santai menuju kantin. Sesekali dari mereka ada yang tertawa. Namun, saat ini mereka di buat bingung karna kursi kantin yang penuh.

Disisi lain, Samudra bersama geng nya sedang duduk di tempat pojok, tempat biasanya. Netra Samudra menangkap jejak Vania, yang kebingungan mencari tempat duduk.

"Rey!" Panggil Samudra kepada Rey.

"Kosongin bangku sebelah sana!" Ucap Samudra sambil menunjuk ke arah bangku yang hendak di kosongkan. Ia sengaja memilih tempat tersebut karena ingin menatap Vania lebih lama.

Rey segera mengusir peserta didik baru, yang baru saja menempati tempat duduk tersebut. Mau tak mau, mereka harus menyingkir dari tempat ini, karena tidak mau berurusan dengan geng Samudra yang terkenal akan sifat arogannya.

"Udah Sam. Terus ngapain?" Tanya Rey

"Lu liat 2 cewe yang di sana?"
Rey hanya menjawab dengan mengangguk

"Suruh mereka duduk di tempat yang tadi." Ucap Samudra.

"Terus kalo mereka nolak?" Sedetik kemudian Rey bertanya.

SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang