AURA 13

206 22 36
                                    

Hidup ini makin sulit saat hati berkata apa tapi otak yang melarang dan mata yang menangis.
-AURA

----

Sekarang aura sedang berjalan menyusuri koridor yang mulai sepi sebab bel pulang sekolah telah bunyi sekitar 20 menit yang lalu.aura menatap kosong lurus kedepan di merasa separuh hidupnya telah hilang.coba saja kalian bayangkan orang yang kalian cinta harus kalian jauhi dengan cara seperti ini.aura kira move on tak sesulit ini bahkan lebih sulit dari pada soal matematika yang cari jawabanya susah minta ampun dan ternyata hasilnya 0.

"Aura!"teriak salah satu pemain basket.

Sontak aura langsung melihat kearah samping dan.

Brugg

"Raihan lo gapapa"aura panik tiba-tiba saja raihan datang lalu memberikan punggungnya agar aura tak terkena bola basket.

"Sori"ucap rangga dengan muka datar tanpa ada embel-embel wajah bersalah.

"Rangga kalo rangga mau minta maap tuh yang iklas!kalo cuman sori aja anak tk juga bisa kali"aura membantu raihan berdiri.

Rangga hanya diam pikirannya entah kemana satu sisi dia senang akhirnya aura menjauhinya tanpa dia perintah namun disisi lain terbesit rasa rindu akan tawa aura,kehadirannya bahkan mimik wajah aura saat merasa kesal kepadanya.

"Lo gak liat apa aura lewat gilak lo ya untung ada gue kalo gak benjol dah benjol anak orang"gerutu raihan

"Udah han gausah diperpanjang"

"Sekali lagi maap"setelah mengucapkan kata tersebut rangga pergi meninggalkan mereka.mata aura mengikuti arah rangga pergi tiba-tiba rangga menghadap kebelakang dan akhirnya mata mereka bertemu dengan cepat aura memutuskan kontak tersebut.

"Yok ra pulang bareng gue"ucap raihan lalu menarik tangan aura menuju parkiran.

"Ra lo tunggu sini gue ganti baju bentar oke"aura mengangguk pasrah.baru selangkah raihan berjalan meninggalkan aura,aura langsung memanggil raihan.

"Apa?"raihan membalikkan badannya.

"Supir gue dah jemput gue duluan ya babay btw makasih buat jadi benteng gue tadi"aura berlari kearah mobil yang berwarna hitam tersebut.

💣💣💣

Saat ini rangga berada dibalkon rumahnya menikmati angin malam yang menenangkan.

"Abang lagi ngapain sini masuk entar masuk angin"ucap wanita paruh baya tersebut yang tiba-tiba masuk kedalam kamar rangga.

"Kenapa bun kok tumben kekamar rangga?"tanya rangga setelah masuk kedalam kamarnya.

"Emang bunda salah ya rindu sama abang"

"Enggak"rangga menjadikan paha pervita menjadi bantalnya.lalu pervita pun mengelus rambut putra kesayangannya dengan saangat lembut dan penuh kasih sayang.

"Maap bang bunda akhir-akhir ini sibuk dibutik jadi gak ngurusin abang deh"

"Abang kan udah gede bun jadi bisa urus badan sendiri kok"

AURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang