Capt 6 (Sudah di Revisi)

7.5K 291 123
                                    

"Apa kau sudah menemukan gadis itu?" tanya seorang laki-laki kepada anak buahnya.

"Belum tuan, tapi kami mendengar dari Tiger bahwa gadis tersebut berada di BGG bersama kakak angkatnya dan tadi mereka juga telah mengalahkan seluruh anggota Tiger beserta ketuanya dan penampilan gadis tersebut lebih terkesan seperti gadis pada umumnya" jawab salah satu anak buahnya.

Senyum smirk terukir dibibir laki-laki tersebut membuat seluruh anak buahnya merinding.
"Hm menarik, aku menginginkannya jadi kau harus membawanya kehadapanku"

"Tapi tuan, kemampuannya tidak seperti gadis lain. Ia memiliki kemampuan bela diri yang sangat hebat. Setara dengan Kenzo, leader BGG Mafia"

"Kau takut dengannya?"

Orang suruhannya terdiam sejenak lalu menggeleng.
"Ti-tidak tuan"

"Lalu kenapa kalian diam disini? Bawakan gadis itu kehadapanku sekarang"

"Ba-baik tuan" jawab seluruh anak buahnya.

'Cepat atau lambat kau akan menjadi milikku Queen Devil" batin laki-laki tersebut.


***

"My Love" teriak Danil saat Najua baru saja memasuki ruang kelasnya membuat ia menjadi pusat perhatian sekarang.

"Berisik!" ucap Najua sambil mendorong wajah Danil membuat Evan yang sedari tadi menonton tergelak kencang. Ia sangat menikmati pemandangan wajah Daniel yang terlihat suram.

Daniel tidak menyerah kembali mendekat kearah Najua. "Kata orang tak kenal maka tak sayang. Karena kita udah kenal, mending kita jalan buat saling mengenal lebih jauh"

"Minggir Daniel, Cua mau duduk" pinta Najua malas.

"Cua, kaki lo sakit?" tanya Daniel tidak nyambung membuat alis Najua menekuk bingung.

Najua menggeleng untuk menjawab membuat senyum Daniel mengembang.

"Berarti bisa jalan?" tanya Daniel lagi.

"Bisa"

"Okey nanti kita jalan berdua" ujar Daniel semangat membuat Najua mendengus. Ia baru paham sekarang.


Najua memutar bola matanya malas lalu pergi menuju bangkunya. Sedangkan Daniel disoraki heboh oleh Evan.

"Hai, lo anak baru ya?" ucap seorang perempuan menghampiri Najua yang baru saja duduk.

Najua menoleh lalu mengangguk.
"Iya"

"Kenalin nama gue Shisil temen sebangku lo, gue kemarin gak masuk jadi ketinggalan berita deh soal murid baru" ucap Shisil memperkenalkan dirinya sedangkan Najua menganggukkan kepalanya lalu tersenyum.

"Jadi nama lo?" Shisil.

"Najua, kamu boleh manggil Cua aja" ucap Najua sambil mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Shisil.

"Jangan nyebut namalah, lo gue aja biar gak kayak bocah" ujar Shisil.

"Tapi Cua udah biasa gini" ujar Najua pelan tapi ada nada menolak disematkan. Dan Shisil tidak peka akan hal itu.

"Hum, terserah lo deh" ujar Shisil lalu duduk disebelah Najua. Gadis itu merangkul Najua membuat sang empu merasa kurang nyaman.

Jujur saja, ia tidak begitu tertarik untuk berdekatan dengan teman sekelasnya. Ia merasa risih, bukannya sombong. Tapi tidak dipungkiri ia percaya dengan sebuah kalimat 'Hidup bukan tentang siapa yang nyata di depanmu, ini tentang siapa yang nyata di belakangmu.'

Vengeful Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang