Lubang Pipet

1.2K 111 118
                                    

"Hey lo jalan apa lari sih elah! Cepet banget,"

Algis berdecak, tapi masih terus berusaha berlari mengejar sosok perempuan yang sudah lumayan dekat jaraknya dengan dirinya.

"Wah lo pasti atlet maraton ya? Kenceng banget jalannya, sengaja kali ya lo bikin gue sesek napas," Algis tampak mengatur napasnya yang tersengal, kemudian kembali berlari.

"Berenti napa berenti astaga. Capek gue ngejarnya,"

"Please berenti bentar gue capek!"

Gadis itu berhenti, lantas berbalik badan menghadap Algis seraya menghembuskan napas kasar.

Melihat itu, senyum Algis langsung mengembang.

"Pasti bener dugaan gue, lo anak IPS 6 kan?" tanya Algis yakin seraya mendekat.

Perempuan itu hanya menatap Algis datar, membuat laki-laki yang ditatapnya pun jadi merasa kikuk sendiri.

Algis berdehem kecil, "Duh siapa nama lo lupa gue, padahal waktu itu udah dikasih tau sama si Edo," katanya tak penting. "Al Al Al, Al siapa ya?"

Gadis itu hanya diam menatap Algis yang tak henti-hentinya berbicara.

"Jawab kek ditanya diem aja," ujar Algis lagi. "Lo terpesona ya sama gue? Oke, gue tau gue itu ganteng. Tapi tolong, pending dulu terpesonanya, lo cukup jawab iya atau bukan."

Algis menghembuskan napas kasar, "Ditanya malah ngeliatin. Mana ngeliatinnya gitu banget, kan gue jadi malu."

Perempuan itu menggeleng tak habis pikir, bagaimana bisa ada manusia sepede itu? Jujur, ia sendiri jadi malu.

"Alya!" Teriak seseorang perempuan dari kejauhan.

Algis menoleh, begitupun perempuan yang ada di hadapannya.

"Lo ngapain sama dia?" kata perempuan itu yang sudah jelas bertanya pada sosok perempuan yang sedari tadi berdua bersama Algis. Sekarang Algis tau, wanita yang pelit bicara itu bernama Alya.

Perempuan yang baru saja berteriak itu pun langsung melangkah mendekat, di perhatikannya sosok Algis dari atas sampai bawah sebelum akhirnya kembali beralih menatap Alya.

"Lo gak papa? Lo gak diapa-apain kan?" Tanyanya yang kini terlihat khawatir.

Yang ditanya hanya tersenyum sekilas lalu menggeleng. Sedangkan Algis menyerngit, "Lo pikir gue mau nyopet dia?"

"Bukan nyopet, tapi modus!"

Algis mendelik kaget, "Kok lo bisa tau sih?" tanyanya bego.

"Ck! Basi kali ah gaya lo itu. Dasar gak kreatif!"

"Ganteng-ganteng gini dibilang gak kreatif?" tanya Algis dengan ekspresi tak percaya. "Lo gak tau? Sangking kreatifnya gue, muka gue itu gantengnya sempurna."

"Astaga nih orang, lo sakit ya?" tanya perempuan itu sewot.

"Kok sakit?"

"Itu otak lo miring! Ganteng dari mana elah, dari lubang pipet?!"

Algis mendelik tak terima, "Wah lo jangan asal ngomong ya, lo gak tau gua siapa?"

"Lo Algis kan?!" Tanya perempuan itu lagi.

"Iya, kenalin gue Algis murid terganteng di SMA Garuda ini," Algis menjabat tangan perempuan itu.

"Sok ganteng banget sih lo," jawabnya membuat Algis terkekeh renyah. "Gue Viona sahabatnya dia. Dan siapapun lo, gue cuma mau bilang lo jangan deket-deket sama Alya lagi ya."

"Lah kenapa? Padahal gue belum deketin dia, gak tau kalo nanti," kata Algis yang melirik perempuan yang kini ada disebelahnya.

"Terus lo kenapa bisa sama dia?"

"Ya gue cuma pengen tau namanya doang, tapi dia malah kabur seolah-olah gue itu valak."

"Mirip sih,"

Algis mengumpat.

"Oke, namanya Alya. Udah kan?" kata Viona kemudian.

"Ck, gue mau kenalan sama dia kenapa malah lo yang jawab sih," sahut Algis yang berdecak sebal.

"Modus lo," timpal Viona lagi.

"Iya gue emang modus, kenapa? Lo mau gue modusin juga?" tanya Algis yang sudah menaik turunkan alisnya tengil.

Mendengar ucapan Algis barusan langsung membuat Viona bergidik ngeri, sebelum mengajak Alya untuk segera pergi dari hadapan Algis. "Yuk Al!"

"Eh main pergi-pergi aja, gimana sih?!"

Viona tak menghiraukan Algis, ia kembali menarik Alya untuk terus berjalan menuju ke kelasnya.

Algis menghela napas pasrah saat melihat punggung Alya yang semakin manjauh. Tanpa Algis duga, Alya menoleh menatapnya lalu tersenyum tipis. Algis terkejut, beberapa detik kemudian langsung ikut tersenyum lebar. Sangat lebar. Sampai bibirnya nyaris bersentuhan dengan telinganya. Oke mungkin ini berlebihan, tapi begitupah Algis.

"Manis," gumamnya sambil senyam-senyum sendiri.

***

Jangan lupa pencet vote dan komentar ya wkwk :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa pencet vote dan komentar ya wkwk :v

POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang