Chapter five

809 44 4
                                    

jadi, di sequel ini aku mau fokusin dulu ke Yasmin. soalnya kan kesyan dia blm tau siapa pasangan hidup nya, right?
tetep stay ya gais
happy reading!
*****

Author POV

Suasana di taman kota sangat ramai, banyak penjual yang menjajahkan dagangannya semenarik mungkin. Beberapa kali Yasmin juga bertemu dengan teman SMA nya, yang berujung foto bersama sampai boomerang ia juga lakukan. Sebenarnya Yasmin sangat tergiur akan jajanan disini, tetapi Raka selalu melarang nya dengan alasan bahwa itu akan membuat berat badan Yasmin bertambah. Mendengar itu Yasmin justru semakin senang dan gencar membeli jajanan, karena sejak dulu cita-cita nya hanya ingin tinggi dan berisi.

Seakan sadar bahwa ia telah salah berbicara, Raka pun membuat alasan klise, yaitu 'Lo kesini niatnya mau olahraga atau jajan sih? Lo gak kasian sama badan lo? Gue yakin selama lo kuliah, pasti lo gak pernah olahraga.' Yasmin mengangguk mengiyakan seperti anak kecil. 'Yaudah kalau gitu sekarang ikut gue ke lapangan basket. Gue tantang lo, mau tau masih jago atau tambah noob' setelah mengucapkan itu Raka langsung berjalan meninggalkan Yasmin yang masih bergeming dengan mulut yang sedikit terbuka, seakan siap akan melahap Raka sekarang juga.

Yasmin mengencangkan ikatan rambut nya, dan beralih membenarkan tali sepatunya. Yasmin mendongak membenarkan bajunya sejenak lalu menghembuskan nafasnya, siap mengalahkan kakak nya itu.

"Ready princess?"

"More than ready!"

Pertarungan sengit antara kakak beradik itu dimulai. Sepuluh menit pertama disini terlihat bahwa Raka lebih menguasai bola nya. Beberapa kali Yasmin merebut bola nya tetapi selalu gagal. Raka kali ini bisa mengelabui Yasmin dengan begitu mudahnya.

"Fokus yas fokus!" ujar Raka sembari menyeka keringat yang turun di pelipis dengan lengan baju yang sudah basah bukan main.

"Ck!" Yasmin merasa hanya mendapatkan lelahnya saja tanpa membuahkan hasil.

Point sementara Raka lebih unggul dari Yasmin. Setiap kali Yasmin akan menshoot bola itu ke dalam ring selalu tidak pas atau nyaris masuk. Itu membuat Yasmin berdecak kesal dan melempar bola ke sembarang arah lalu duduk di bangku taman dengan kaki yang diluruskan. Yasmin meraih handuk kecil untuk mengelap keringat pagi nya yang membuat baju nya sangat basah layaknya orang mandi. Dengan gerakan kilat Yasmin menyambar botol minum yang ia bawa dari rumah, meminumnya dengan beberapa tegukkan sampai air mineral itu benar-benar habis tidak tersisa.

"Permainan lo jelek parah." Raka kini ikut duduk di sebelah Yasmin dengan bola yang masih dipangkuannya sambil menyeka keringat dengan handuk.

"Gue tahu."

"Bagus. Itu artinya?"

"Gue harus terima kekalahan dengan mentraktir lo?"

"No."

"Terus?"

"Simple. Lo harus banyak latihan, sampai nanti lo pulang lagi kesini harus udah bisa kalahin gue." tantang Raka dengan senyum meremehkan.

Yasmin menyeringai. "Deal! We'll see."

*****

Sekarang mereka sedang melihat-lihat jajanan, kini Raka tak lagi melarangnya karena ia juga ikut lapar dan haus. Disana Yasmin memilih untuk membeli thai tea dan bubur jagung yang terkenal di daerahnya. Sedangkan Raka hanya membeli air mineral dingin dan siomay. Disela-sela makan, Yasmin menanyakan perihal Bulan. Apakah Raka dan Bulan sudah baikan atau belum. Raka hanya menggeleng lemah, Bulan hanya membaca pesan nya tanpa membalasnya. Sungguh itu membuatnya sangat bingung.

RUVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang