34

9.9K 521 0
                                    

Ressa terbangun di malam hari karna kehausan. Saat berniat minum, ternyata air di meja dekat ranjangnya sudah habis. Ia pun berjalan keluar kamar menuju dapur.

Lorong-lorong gelap terasa begitu sepi. Namun, Ressa tidak takut. Ia kan werewolf  kuat? Ressa pun sampai di dapur dan meminum air sambil mengisi teko untuk disimpan dikamarnya. Jam sudah menunjukan pukul 01.00 malam.

Ressa mulai kembali berjalan ke kamarnya. Tapi, saat melewati kamar Eve, ia mendengar suara tangisan. Ia pun memutuskan untuk mengetuk pintu kamar kakak nya itu.

Tok...tok...tok...

"Halo kak? Belum tidur? Kenapa nangis?" Ressa berujar pelan.

Tepat saat Ressa mulai bicara, suara tangisan mulai menghilang. Suasana kembali hening. Karna khawatir, Ressa memutuskan untuk membangunkan suaminya.

Ia pun kembali ke kamar dengan cepat.

"Rey! Rey! Bangun..." Pinta Ressa sambil mengguncang tubuh Reygan.

"Enghhh..."

"Reygan!!"

"Engghh ada apasih Res?"

"Ck. Ayo ikut!!"

Reygan mengangguk dan berjalan dengan malas. Mereka keluar kamar.

Ressa kembali ke kamar Eve.

"Kamu denger gak?" Bisik Ressa saat kembali mendengar suara tangisan di depan kamar Eve.

"Jadi?" Tanya Reygan.

"Ck. Dobrak pintunya sekarang!"

Reygan mengangguk malas dan mendobrak pintu dengan sekali dorongan. Mata Reygan yang semula menyipit kini membulat besar. Ressa yang melihat itu juga langsung menangis. Ia berlari dengan cepat ke dalam kamar dan langsung menghempaskan pisau yang berada di tangan Eve.

Rupanya kakaknya berniat bunuh diri. Tapi kenapa?

Keadaan Eve sudah sangat kacau. Kamarnya berantakan, rambutnya acak-acakkan, darah ada dimana-mana dan Eve memegang pisau. Urat urat tangan Eve berdarah.

"Kak! Apa yang kau lakukan?!!" Teriak Ressa histeris.

"Aku tidak kuat lagi, Essa... semuanya hancur... dia diaaa merejectku..." Teriak Eve.

Ressa memeluk Eve erat. Ia pernah merasakan apa yang Eve rasakan. Ia tau sakitnya bagaimana rasa sakit  ketika direject mate.

"Jangan... jangan pernah kembali padanya lagi." Lirih Ressa.

"Panggilkan tabib!" Teriakan Reygan menggema diseluruh penjuru Mansion.

Orang-orang terbangun dari tidur lelap mereka, berlarian mencari tabib. Sedangkan Eve, gadis itu masih menangis. Tidak peduli orang-orang tengah mengkhawatirkannya.

Rossa dan Ressa menangis histeris melihat keadaan Eve yang sangat kacau.

Tak lama kemudian, para tabib terbaik datang ke kamar Eve dengan cepat. Saat akan memeriksa Eve, Eve memberontak. Gadis itu meracau tak jelas.

"Pergi kalian!! Pergi bodoh! Aku tak butuh pemeriksaan bodoh!! Bodoh kalian bodohhh!!"

Para tabib menoleh ke arah Reygan. Saat melihat Rey mengangguk, mereka pun keluar dari kamar Eve.

"Lebih baik kalian kembali tidur. Aku akan menenangkan Eve." Ucap Alfred.

Dengan berat hati, Ressa dan Rossa keluar dari kamar Eve lalu kembali ke kamar mereka dengan perasaan cemas. Yang lainnya pun juga sama. Melanjutkan tidur mereka.

Dikamar Eve, Alfred tengah memeluk Eve yang terus-terusan menangis. Alfred mengasihani Eve yang patah hati karna ditinggal mate nya. Hingga tidak sadar dirinya sudah patah hati  berkali-kali oleh 2 wanita. Tidak mau Eve terlalu larut dalam kesedihan, Alfred menangkup kedua pipi Eve.

"Tenang. Dia akan menyesal telah melakukan ini padamu. Ingat selalu, bahwa ada banyak orang yang mencintaimu lebih dari dia. Disini aku, berjanji untuk terus menjagamu dan menghapus air matamu..." Alfred berkata dengan penuh keyakinan hingga membuat Eve terharu.

"Ak-aku minta maaf karna selalu merepotkanmu..." Eve akhirnya membalas perkataan Alfred dengan permohonan maaf.

"Tidak! Ini kewajibanku. Aku sudah berjanji untuk tidak membiarkanmu disakiti dan menangis kembali." Lanjut Alfred sembari mengangkat Eve kedalam gendongannya dan menidurkan Eve di ranjang yang sprei nya sudah tidak rapi lagi.

"Tidak nyaman kan tidur seperti itu?" Ledek Alfred.

"Tak apa. Yang penting kau mau menjagaku." Ucap Eve disertai kekehan dan senyum jahilnya. Alfred tertawa kecil lalu duduk dikursi yang ada dikamar Eve.

"Aku akan menjagamu disini." Ucap Alfred santai.

"Benarkah? Aku hanya bercanda... aku tau kau kelelahan..." Ucap Eve merasa bersalah karna tindakannya yang bisa dibilang idiot itu.

Alfred menggeleng pelan kemudian membaringkan tubuhnya di sofa itu dan mulai terlelap. Sementara Eve tersenyum senang lalu mengambil selimutnya yang ada di lantai karna ia lempar dan menyelimuti Alfred.





"Terima kasih lagi..."

Rejected My Mate (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang