3

83 6 0
                                    

“Kring...Kring”

Suara yang dari tadi  ditunggu-tunggu oleh para siswa akhirnya berbunyi juga. Aku, Enjel, Elvi serta siswa lainnya mulai merapikan buku yang berserakan di atas meja, lalu memasukkannya ke dalam tas.
Satu persatu siswa mulai meninggalkan kelas menuju kantin, termasuk aku dan kedua sahabatku.

Elvi pergi untuk memesan makanan, sedangkan aku dan Enjel langsung pergi ke meja yang selalu menjadi tempat favorit kami, tempat yang pas karena di meja ini, kami dapat melihat dengan jelas anak-anak SMA yang sedang berlatih di lapangan futsal.

“Jel, Gimana soal Kak Andra?” Aku memulai pembicaraan sambil menunggu Elvi datang untuk membawa makan.

“Andra itu sahabat aku Ex, gak mungkinlah dia suka sama aku.” Enjel menjelaskan hubungan mereka. Tentu saja mereka bersahabat, mereka kan satu komplek, bahkan rumah mereka berhadapan.

“Tapi bisa aja kan, sahabat jadi cinta” Aku menggoda Enjel, dan sepertinya Enjel tidak suka dengan perkataanku barusan.

*Autor POV

Siswa kelas X ipa 1 sudah berhamburan keluar kelas kecuali Reza dan Andra yang masih sibuk dengan pikirannya masing-masing.

“Zahra kayaknya gak suka deh sama lo. Tapi setidaknya dia gak perlu bohong ke Enjel, ntar si Enjel malah baper” Reza memulai percakapan.

“Enjel mah gak mungkin baper, Dia itu udah nganggap gue kakaknya dia”

“Trus gimana dengan Zahra?”

"Seperti yang gue bilang kemarin, gue liat bagaimana tanggapan dia and now, you see?"

"Trus gimana?"

“Biarin aja, gue males.” Andra tampak kecewa dengan sikap Zahra yang malah berbohong kepada Enjel.

Andra berjalan keluar kelas yang langsung diikuti Reza.
Andra dan Reza menuju kantin namun saat melihat Enjel dan Zahra, Andra langsung memutar arah dan mau tidak mau, Reza mengikutinya.

“Gue pastiin? Satu atau dua hari kedepan, Zahra akan jatuh cinta sama gue” Andra sangat yakin dengan apa yang baru saja ia ucapkan.

“Pd banget lo?”

“Berani taruhan?”

“Gak deh, gue percaya aja sama lo. Tapi kalo emang bener nih, lo mau apain tuh anak?”

“Lo kayak gak tau gue aja.” Jawab Andra yang sudah Reza pastikan bahwa sikap biasa saja yang Andra maksudkan adalah sikap acuhnya yang akan membuat perasaan siapa saja yang menolaknya lalu kemudian mencintainya merasakan sakit hati.

Andra adalah siswa kelas 1 SMA di SMA Cemara. Meskipun demikian, ia sudah menjadi salah satu siswa yang cukup dikenal karena kepintaran dan ketampanannya. Banyak siswi yang menjadi penggemarnya bahkan dari kakak-kakak kelasnya.

***

*Zahra POV

Aku dan teman kelasku yang lain sedang berganti pakaian karena pelajaranku kali ini adalah olahraga.

“Hari ini kita akan olahraga apa?” tanya Keyla, salah satu teman kelasku.

“Sepertinya kita akan bermain futsal” jelas Enjel.

“Wah.. pasti menyenangkan, biasanya kan kita hanya melihat anak laki-laki yang bermain futsal”  sorak Elvi.

“Eitss.. jangan senang dulu, seperti yang biasa kalian lihat juga, sebelum mereka bermain mereka harus pemanasan dulu. Dan kalian tahu pemanasan yang mana kan?”

“Berlari? Itu mah kecil” Ucap Layla yang memang jago dalam hal berlari.
Aku hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka. Sepertinya hari ini aku akan membuat heboh seisi kelas.

***

“Sebelum memulai pelajaran olahraga kita pada pagi ini, baiknya kita berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan kita masing-masing, doa dimulai.” Pak Raka memimpin doa. "Doa selesai”

Kami membentuk 3 baris lalu pak Raka menyuruh kami berlari mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali seperti yang Enjel katakan tadi. Aku berada di barisan tengah.

Putaran pertama aku masih sanggup, walaupun sudah ngos-ngosan tapi aku masih bisa. Setelah putaran kedua, kepalaku mulai pusing, aku melihat sekelilingku berputar-putar, aku terjatuh tapi aku masih melihat orang-orang mengelilingiku  dan memanggil-manggil namaku hingga yang terlihat hanyalah kegelapan, aku pingsan ditengah lapangan.

*Author POV

“Reza, kamu mau kemana?” guru yang sedang mengajar menyadari langkah Reza yang hendak meninggalkan kelas.

“Mau ke wc bu” Reza langsung mendapat alasan.

“Baik, silahkan keluar” guru mengijinkan Reza keluar.

Reza adalah salah satu siswa pemalas yang ada di dalam kelasnya tapi entah bagaimana ia bisa menjadi sangat pintar. Ia sangat malas belajar apalagi pelajaran bahasa Indonesia yang menurutnya sangat gampang.

Reza berjalan-jalan di sekitar sekolah, pandangannya menangkap kerumunan anak SMP di lapangan, ia melanjutkan langkahnya namun ia kembali mengarahkan pandangannya ke kerumunan anak SMP tadi dan ia menyadari apa yang terjadi disana. Reza berlari ke arah lapangan dan anak SMP yang menyadari kehadirannya memberi celah agar Reza dapat melihat siswa yang sedang pingsan.

“Bukankah itu Zahra?” tanya Reza kepada anak-anak itu.

“Benar kak, ini adalah Zahra. Bisa gak  kakak bawa Zahra ke UKS, Pak Raka sedang pergi untuk mengambil bola di ruang perlengkapan?” Enjel kelihatan sangat panik.

Tanpa menunggu lama,  Reza langsung menggendong Zahra menuju ke UKS. Untung saja UKS ada di lantai 1 jadi tidak perlu menaiki tangga.

Zahra AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang