4

64 6 1
                                    

Halo guys..
Beginilah kalau penulis baru,  masih suka plinplan dengan alur cerita:)
Jangan lupa vote ya teman-teman, vote dari kalian membuat penulis bersemangat untuk membuat part berikutnya.
Kalo ada yang salah dalam penggunaan bahasa, mohon kritik dan saran:)

***

Kepalaku masih terasa pusing, aku membuka mataku perlahan dan yang kulihat pertama kali adalah kak Reza.

“Udah siuman? Gimana? Kepala lo masih pusing?” Kak Reza kelihatan khawatir melihatku.

“Masih agak pusing sih kak.  Tapi Kakak ngapain disini? Kakak gak belajar?”

“Ya gue nungguin  lo lah, masa nungguin tembok” kak Reza membuatku ingin tertawa.

“Kan ada Enjel dan..”Aku memperhatikan ruangan ini dan tak kudapati kedua manusia itu, hanya aku dan kak Reza, hanya berdua.

“Mereka sedang belajar, gue yang nyuruh  mereka balik  ke kelas. Kalian sudah kelas 3 dan sebentar lagi ujian sedangkan gue masih kelas 1, masih banyak waktu untuk gue belajar, ya kan?” Kak Reza memainkan alisnya lalu tersenyum.

Aku tersenyum melihat tingkah kak Reza, betapa beruntungnya gadis yang menjadi kekasih kak Reza. Sayangnya aku ini tidak mencintai kak Reza, mungkin aku hanya mengaguminya. Aku mencintai kak Andra, ya, kak Andra.

Aku ingin menanyakan banyak hal kepada kak Reza mengenai kak Andra tapi aku ragu, lebih baik aku mencari tahunya dari Enjel saja.

"Kok tadi lo bisa pingsan?"

"Hmm, Sebenarnya sih aku gampang capek apalagi kegiatan fisik kayak olahraga tadi"

"Seharusnya lo bilang ke Pak Raka, biar lo gak usah ikut"

"Maunya sih gitu kak, tapi karena hari ini olahraganya futsal jadi Zahra pengen ikut juga."

"Tapi kan gak usah dipaksain gitu."

"Iya deh kak, iya." Daripada memperpanjang perdebatan lebih baik ngalah aja deh.

Kami terdiam, kak Reza sedang sibuk dengan hpnya.

“Kak, aku mau balik ke kelas aja” Aku bosan berada di UKS, aku juga tidak ingin ketinggalan pelajaran lainnya. Setidaknya jika tidak mampu dalam pelajaran olahraga, aku mampu dalam pelajaran yang hanya menggunakan otak.

“Ok, tapi gue antar yah?”

"Kalo kakak maksa ya udah" kataku turun dari tempat tidur yang ada di UKS.

Di sepanjang perjalanan menuju kelas, tak ada pembicaraan, hanya langkah kaki yang berbunyi hingga sampai di depan kelasku.

"Terima kasih kak karena udah nolongin aku pas pingsan tadi. Maaf juga, gara-gara aku, kakak gak masuk belajar" Aku merasa bersalah, andai aku tidak pingsan, pasti kak Reza sedang belajar di kelasnya.

"Gak papa kali Ra, lagian gue juga malas belajar kalo pelajarannya bahasa Indonesia"

"Oh hehe, ya udah kak, aku masuk yah"

"Iya, gue juga balik, bye" Kak Reza pergi sebelum aku masuk ke dalam kelas.

*Author POV

“Reza kemana sih, dari tadi gak balik-balik tuh orang” Andra sudah menunggu Reza tapi Reza tak kunjung datang.

“Hmm.. Reza ya?" Andra mengangguk."Tadi aku lihat dia gendong anak SMP yang pingsan ke UKS” Reyna berjalan melewati Andra.
Andra hanya ber-oh-ria

Andra mengeluarkan handphonenya dari dalam tas lalu membuka aplikasi game yang biasa ia mainkan saat guru yang mengajar berhalangan untuk datang.

“Woi..” Reza membuat Andra kaget, hampir saja smartphone yang kelihatan mahal itu mendarat di lantai.

“Lo tuh kebiasaan banget  bikin orang kaget, kalo nih hp jatuh, mau tanggung jawab?” Andra kelihatannya marah.

"Tanggung jawab apaan dah, emang lo hamil?"

"Basi k*mpr*t"

“Iya deh.. Sorry sorry, lagian juga gak sampe jatuh kan?” Reza senyam-senyum tidak jelas sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

“Dari mana?” Tanya Andra.

“Tadi aku nolongin anak SMP yang pingsan” jelas Reza.

"Siapa?"

"Sahabatnya sahabat lo"

Andra hanya ber-oh-ria mendengar jawaban Reza, dia sepertinya sudah tidak peduli tentang gadis itu.

***

Setelah melewati masa-masa SMP, tibalah hari ini, hari dimana aku dan semua teman angkatanku akan mengevaluasi semua yang sudah dipelajari 3 tahun terakhir. Ujian nasional bagi orang lain adalah suatu bencana tapi bagiku ini adalah hal yang membahagiakan. Aku akan meninggalkan SMP dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan aku datang ke sekolah lebih awal dari biasanya, entah karena terlalu bersemangat atau karena hal lain.

Hari pertama hingga hari terakhir ujian ini berhasil kulalui. Setelah keluar dari ruang ujian, salah satu guru memberitahu agar kami menuju aula sekolah untuk mendengar penyampaian dari kepala sekolah. Hanya satu hal yang tertangkap jelas di telingaku, kami libur dan hal itu sangat wajar karena kami telah melaksanakan ujian nasional tapi apakah aku harus berada di rumah seharian penuh?.

***

Malam ini, aku dan kak Fika sedang berada di meja makan menikmati makan malam.

“Bagaimana dengan ujianmu?” Kak Fika sepertinya akan menjadi wartawan malam ini.

“Biasa saja” jawabku.

“Kamu ingin SMA dimana?”

“Dimana saja”

“Aku akan mendaftarkanmu di sekolah negri”

“Mm.. Tapi..” aku ingin sekali mengatakan bahwa aku ingin melanjutkan pendidikanku di SMA Cemara.

“Aku mengerti maksudmu, jika memang kamu ingin melanjutkan di SMA Cemara, baiklah.”

Benarkah ini? Aku tidak bermimpi? Kakak mengerti apa yang kuinginkan, sepertinya ini pertama kalinya.

"Kamu urus pendaftaran, kalo udah ngurus, bilang ke kakak biar kakak yang langsung ke sekolah untuk bayar uang sekolahmu."

"Iya kak, terima kasih."

***

Maaf kalo ceritanya kurang menarik di hati kalian:)
Sampai disini dulu yah, kebetulan tadi ada kegiatan jadi lagi capek.
Love you guys❤

Zahra AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang