6

53 5 0
                                    

Kembali lagi dengan saya penulis baru:D
Saya atas nama Zasha a.k.a Tirza meminta vote dari teman-teman sekalian.
Tapi saya gak maksa yah:)
Selamat membaca!!

Kring...kring

*Author POV

Semua siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kelaparan. Namun tidak dengan Zahra, dia hanya diam di tempat duduknya, sepertinya enggan untuk melangkahkan kakinya.

"Ex, kamu keliatannya lagi ada masalah" ucap seseorang yang berhasil mengagetkan Zahra.

"Eh.. Gak kok" Zahra memperlihatkan senyumnya.

"Beneran?"

"Iya pelita, aku cuma kangen sama sahabat-sahabatku. Dulu kami satu sekolah, di gedung sebelah tapi pas SMA mereka milih sekolah negri"

"Ohhgitu.. Kalo gitu mulai sekarang kita sahabatan yah? Mau kan?"

"Mau gak yah? Mau aja deh" ujar Zahra kemudian diikuti tawanya.

Zahra akhirnya meninggalkan tempat duduknya menuju kantin setelah dibujuk oleh Pelita.

Tiba di kantin, Pelita pergi memesan makanan meninggalkan Zahra di meja tempat mereka akan makan.
Karena bosan menunggu, Zahra mengeluarkan Hpnya dari saku rok lalu mengetik sesuatu.

Zahra Alexa
Jel, aku kangen:')

Enjelia Amora
Aku juga sih

Zahra Alexa
Aku suka sama kak Andra

Enjelia Amora
Aku udah tau dari SMP

Zahra Alexa
Kamu hebat deh, padahal aku gak
pernah cerita apapun ke kamu

Enjelia Amora
Semenjak kamu nanya tentang Andra,
Aku udah curiga.

Zahra Alexa
Jangan bilang ke siapa pun
Elvi juga
Yah?

Enjelia Amora
Iya iya

Pelita kembali dengan membawa 2 mangkok bakso dan 2 jus jeruk.


***

"Ndra, udah ada tanda-tanda belum?" Tanya Reza yang penasaran.

"Tadi pagi dia nyamperin gue, trus dia memperkenalkan diri gitu."

"Trus?"

"Ya trus dia langsung lari" jawab Andra

'Zahra, Gue harap lo gak jatuh cinta sama Andra' batin Reza.

*Zahra POV

Aku dan pelita telah menghabiskan setengah bakso yang menjadi makanan kami hari ini. Selama di kantin, Aku mencari seseorang yang dari tadi tak kunjung kutemukan.

"Xa, kamu nyariin siapa?" Aku langsung menatap pelita dan memperlihatkan senyumanku.

"Gak nyari siapa-siapa kok"

"Eh ada si ganteng tuh" Pelita langsung ganti topik, wah hebat.

"Si ganteng? Siapa?" Zahra mencari siapa yang Pelita sebut ganteng.

"Itu loh, teman sebangku kamu"

'Ganteng dari mananya sih Ta? Tuh orang nyebelin banget' batinku.

"Oh" aku melanjutkan makanku yang tadi sempat tertunda.

"Weitss.. Ada teman sebangku nih" suara Edo membuatku hampir tersedak.

"Ngagetin orang makan aja kamu" pelita menatap Edo dengan tatapan sinis.

"Etdah, sinis amat mbak"

"Ngapain kesini?" Tanyaku pada Edo.

"Mau gabung aja" Jawab Edo

"Dih... Gak punya teman kan? Makanya larinya ke kita" ucap Pelita.

"Tau aja lu"

"Mau gabung emang sama cewek?" tanyaku.

"Ya mau gimana lagi, udah terlanjur berurusan sama kalian jadi sekalian jadi teman aja" katanya lalu memakan makanan yang tadi ia bawa.

"Kamu gimana?" Tanyaku pada Pelita.

"Terserah aja sih, lagian bagus kalo punya teman cowok, bisa lindungin kita"

"Ok. Edo, sekarang kamu jadi sahabatnya aku dan Pelita"

"Iya, udah tau"

Setelah makan di kantin, Aku dan Edo memutuskan kembali ke kelas meninggalkan Pelita yang belum selesai makan.

Sebelum masuk ke kelas, aku berhenti, memperhatikan lapangan, mencari seseorang yang belum juga kulihat dan tiba-tiba" Bukkk...." aku terjatuh.

"Sorry..sorry, gue gak sengaja" ucap orang yang sedari tadi mengekoriku dari belakang.

"Edo? Kamu kenapa sih? Malah pake acara nabrak segala lagi" aku kesal melihat tingkah orang yang satu ini.

"Ck.. kalo mau berhenti bilang dong, udah tau gue ada di belakang lo tapi masih aja berhenti dadakan" dasar orang gesrek, bukannya minta maaf malah bilang gitu.

"Bantuin napa" aku mengulurkan tanganku.

Edo memegang tanganku dan akan segera menarikku tapi entah dari mana ide di otakku ini muncul. Saat dia menarik tanganku dan aku hampir berdiri, aku menarik tangannya berharap dia akan jatuh saat aku berdiri tapi dugaanku salah, yang ada malah aku kembali pada posisi awal dan parahnya lagi, Edo ikut jatuh tepat di atasku. Wajahku dan wajahnya hanya berjarak beberapa cm doang.

*Author POV

'Sial nih cewek, udah dibantuin malah narik gue. Untung disini gak ada orang' batin Edward

Edward benar benar berada di atas Zahra. Untung saja tangannya menahan tubuhnya agar tidak menindih Zahra.

'Kalo diliat-liat, nih cewek cantik sih' Batin Edo sekali lagi.

Tanpa mereka sadari, dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan mereka dan orang itu adalah Andra.

*Zahra POV

'Kok nih anak liatin mukaku terus yah? Aku jadi takut' batinku.

Aku ingin menyuruh Edo untuk berdiri tapi suaraku tidak bisa keluar, mungkin karena wajahnya terlalu dekat.
Aku kemudian memejamkan mataku, aku tidak tau apa yang Edo pikirkan. Aku merasakan hembusan nafas Edo semakin dekat.

'Mau ngapain nih orang?' Batinku.

Dengan sekuat tenaga dengan mata yang masih tertutup, aku mendorong Edo lalu aku segera berdiri.

"Kamu apaan sih?" Aku ingin marah tapi setelah kupikirkan, aku juga salah dalam hal ini.

"Lo tuh yang apa-apaan, tadi udah mau ditolongin malah narik gue juga" Edo berdiri lalu masuk ke dalam kelas.

Aku menyusul Edo ke kelas dan kulihat dia sedang memainkan ponselnya.
Aku mendekat.
"Do, maafin aku yah" aku menyesal.
Edo hanya mengangguk menyuruhku duduk.

'Bukannya berhasil ngerjain malah malu sendiri kan aku' Batinku

Selang beberapa waktu, satu per satu siswa sudah kembali ke kelas. Untung saja tadi tidak ada yang melihat.

***

Semoga kalian suka sama cerita pertamaku ini^^
Tinggalkam jejak dengan vote and coment:*
Tunggu part berikutnya yah

Zahra AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang