Pulang

58 10 5
                                    

Alana Drianala
Kalo kangen tuh samperin dong, bukan malah buntutin, ketahuan lagi..ck..

Mata gue langsung melebar membaca balasan pesan dari Lana. Mata yang semula udah ngantuk jadi melek lagi. Asli, ini gue beneran kaya anak baru gede yang lagi jatuh cinta.

Besok pulang kerja aku jemput ya?

Dengan keberanian yang udah gue kumpulkan sejak pagi tadi, akhirnya pesan itu terkirim juga. Alana, gue siap pulang. Cause only you the girl that feels like home.

***

"Na, nanti pulang kantor temenin gue nonton mau nggak?" tanya Reno yang tiba-tiba nyamperin meja gue.

"Eh, maaf Ren, gue udah ada janji."

Ya iyalah, masa iya gue lebih memilih Reno daripada orang yang udah enam tahun gue tunggu? Bahkan dari pagi gue udah bingung mau pake baju apa, padahal biasanya cuma pake celana jeans dan kemeja.

Akhirnya, setelah enam tahun, dia kembali. Aiden kembali dengan diri yang gue yakin sudah jauh lebih baik dari terakhir kali dia pamit.

Semesta itu lucu ya? Enam tahun lalu, gue dan Aiden adalah dua orang dengan rasa yang tepat, tapi waktunya belum tepat.

Enam tahun lalu, gue nggak pernah berpikir bahwa akan nunggu Aiden selama ini. Gue udah mencoba untuk membuka hati buat orang lain, tapi tetap aja nggak bisa.

Mungkin kalau enam tahun lalu kita memaksa sama-sama, kita nggak akan berakhir bahagia karena gue dan dia belum sama-sama siap.

Mungkin kalau enam tahun lalu gue nggak mengizinkan dia pergi untuk belajar mencintai dirinya sendiri, belum tentu detik ini kita juga masih sama-sama.

Semesta, semoga sekarang waktunya udah tepat, ya?

Jam empat sore, gue segera keluar dari kantor. Aiden bilang, dia bakal jemput gue setelah tadi malam gue kasih tahu dia alamat dan jam pulang gue.

Dan ya, Aiden masih sama. Selalu tepat waktu sejak dulu. Aiden udah duduk di depan kantor, kayanya dia juga baru aja pulang kerja. Gue langsung senyum sambil menghampiri dia.

"Hai?" sapa gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai?" sapa gue.

Entah kenapa rasanya nggak canggung sama sekali meskipun kita udah lama nggak ketemu.

"I miss you," kata Aiden langsung merengkuh gue ke dalam pelukannya.

He still smell as well as before. Bau kakao yang selalu jadi favorit gue.

"I miss you like I'm gonna be crazy," katanya lagi.

"Iya, aku emang ngangenin, lepas dulu ini pelukannya." Gue tertawa.

"Aku balik, Lana. Maaf ya kamu nunggu terlalu lama."

Gue senyum.

"Thank you. Thank you for coming back, Mr. Aiden Basundara. You keep your promise as well."

Gue nggak tahu kenapa gue nangis gitu aja. Entah, mungkin karena semua yang dari dulu gue tunggu-tunggu, sekarang terasa nyata.

Aiden memeluk gue lagi. Satu tangannya mengusap puncak kepala gue sambil terus-terusan senyum.

"Aku janji aku nggak akan ninggalin kamu lagi," katanya sambil mengeratkan pelukannya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbiphrayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang