AC-Senja Yang Kembali

344 15 0
                                    

“Heii.. kembalikkan krayonku!” teriak salah satu siswi bernama Raisya Ardela. Biasa dipanggil Ica. Dia sedang mengelilingi kelas X-IPA 1 untuk merebut kembali salah satu krayon kesayanganya yang diambil oleh Ferrel Adipati.

Ferrel, salah satu most wanted di SMA Garuda. Tidak sedikit orang yang jengah dengan sikapnya, dan tidak sedikit orang yang mengaguminya. Apalagi grub dance yang isinya para cecan Garuda.

Kejadian seperti itu sudah sering terjadi setiap hari. Ferrel tidak ada bosannya untuk tidak mengganggu gadis kaku itu. Cantik-cantik tapi kaku. Itulah yang sering Ferrel katakan sebagai bahan ledekan. Sebenarnya itu pujian, atau ledekan sih.

“Ambil aja kalo bisa!” ujarnya sambil mengangkat tinggi-tinggi krayon berwarna jingga ditangannya. Sudah pasti kalah tinggi. Kepala Ica aja, hanya sejajar dengan pundaknya. Bukannya Ica yang pendek, namun Ferrelnya aja yang tiap hari makan gala.

“Ihh, jangan dilempar dong!” setelah puas melihat Ica kelelahan menjangkau lengannya, dia langsung melempar ketemannya. Teman yang sejenis. Sama-sama Most Wanted, dan sama-sama idaman para kaum hawa. Satu orang yang ngga peduli terhadap adanya most wanted dikelasnnya. Hanya Raisya Ardela. Itulah yang membuat seorang Ferrel merasa tertantang untuk menaklukkan hati, si cewe kaku.

“Itu krayon kesayangan Ica.” Ica bergumam, namun masih dapat terdengar oleh Ferrel.

Ferrel mendekat kearah Ica, refleks Ica mundur satu langkah. “Nanti, pulang bareng gue. Baru Krayon kesayangan punya lo itu gue balikin”. Bisiknya kemudian pergi meninggalkan kelas. Padahal sebentar lagi bel masuk. Dan guru yang masuk setelah ini adalah guru terkiller di SMA Garuda. Apalah guna jika siswanya seperti Ferrel. Ya walaupun otaknya encer, tapi sifatnya keras, dan suka seenaknya sendiri. Tidak peduli sudah berapa kali masuk ruang BK, dan membuat bosan Gurunya.

Menurut Ica, krayon itu berharga. Itu kenang-kenangan dari sahabatnya, Langit. Sahabat kecilnya sebelum memutuskan untuk pindah rumah. Krayon itu ngga pernah habis, karena tidak pernah dipakai. Hanya menjadi pajangan menempati posisi warna krayon lain yang telah hilang. Entah apa alasannya membuat Langit kecil memberikannya warna jingga, seperti senja.

...

“Ayo” satu kata, kemudian pergi mendahului kearah parkiran. Bel sekolah memang sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

Hanya tersisa anak-anak yang kebagian piket kelas hari ini.
Ica bangkit dari tempat duduknya. Awalnya ragu, tapi dia harap, semoga urusan dengan cowo nggak jelas itu cepat selesai. Hanya Ica, yang menganggap Most Wanted seperti itu ngga jelas.

Dari segi penampilan, Ica terlihat berbeda dari yang lain. Umur remaja, tapi masih menggunakan bedak bayi. Tidak lupa kacamata minusnya yang setia bertengger cantik diwajahnya. Menemani kesehariannya dirumah maupun disekolah. Rambutnya yang selalu dikuncir kuda, menjadi gaya rambut kesehariannya. Menurutnya itu simple.

Ferrel sudah sampai lebih dulu diparkiran. Menyandarkan tubuhnya disamping motor Hijau miliknya. Namanya Blacky. Gitu-gitu, emang benar-benar ngga jelas dan mungkin buta warna. Mana ada motor hijau, diberi nama Blacky. Ada-ada aja.

“Akhirnya tuan puteri datang juga. Macet parah ya, dari kelas?”

“Hmm, Bawel”

“Jangan kaku-kaku, jadi cewe. Nanti ngga laku. Cepet naik ke Blacky”

Ferrel sudah bersiap menjalankan motornya, namun gadis itu, hanya memperhatikan tempat yang akan dia duduki, cukup tinggi. Dan untuk pertama kali yang akan dia naiki model seperti ini.

ANTALOGI CERPEN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang