☄°•°○
"Cha!" pekik Doyoung, "Tungguin!"
Tungkai panjang milik Doyoung berlari menyusul Acha yang sudah jauh di depannya. Acha langsung kabur begitu Doyoung selesai parkir mobil. Terlalu bersemangat.
Acha berhenti tepat di tengah-tengah kerumunan orang yang lalu-lalang. Doyoung menyusulnya cepat.
"Doyoung lama!" pekik Acha, mengejek Doyoung yang masih lari-lari ke arahnya.
"Lo main kabur!" balas Doyoung tak mau kalah ketika sudah sampai di hadapan Acha. "Lo mau apa? Gue yang bayar."
Bola mata Acha langsung berbinar. Ia menggeret Doyoung ke arah penjual street food Korea, lumayan banyak pengunjungnya.
"Bu, pesen kue ikan sama kue beras pedasnya satu ya!" ucap Acha semangat. Dia setia nungguin pesanannya selesai.
Gak lama, ibu-ibu itu sudah selesai membungkus pesanan Acha di dalam styrofoam sedang. Langsung saja Acha terima, dan Doyoung yang bayar. Acha lantas menggeret lengan Doyoung ke bangku yang ada di sana untuk makan dulu.
Melihat Acha makan dengan sangat cepat membuat Doyoung tak berhenti-berhenti mengingatkannya untuk pelan-pelan.
"Cha, makannya pelan-pelan. Gak lagi ngejar maling," kata Doyoung.
"Orang laper, Young."
Doyoung geleng-geleng, "Beda banget ya kalo udah kenal lo?"
Acha mengernyit bingung, tidak mengerti maksud ucapan Doyoung. "Beda gimana?" tanya Acha.
"Awal ketemu lo, lo kayak tipikal orang yang rapuh banget," kata Doyoung, "Tapi ternyata aslinya gak bisa diem."
"Gue diem kalo ketemu ayah."
Doyoung tau mengarah kemana pembicaraan ini. Ia menepuk pundak Acha keras, "Makan. Lanjut makan. Habis ini beli permen kapas."
Acha yang semula memainkan bumbu kue berasnya jadi menatap Doyoung berbinar lagi. Ia cepat menghabiskan kue berasnya dan kembali mencari permen kapas di antara banyaknya stan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] ᴘᴀɪɴ ʀᴇʟɪᴇᴠᴇʀ • ᴋɪᴍ ᴅᴏʏᴏᴜɴɢ ✔
Fanfickim doyoung selalu ada buat jadi pereda rasa sakit di hati acha. °•°○•°•○ ㅡ25/04/2019 ~ 15/05/2019.