20-°

1.7K 260 12
                                    



☄°•°○

☄°•°○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
































Pukul tiga sore. Doyoung mendudukkan dirinya di bangku panjang tepat di samping vending machine sekolahnya. Tangannya menggenggam sekaleng soda berkarbonasi rasa lemon. Ia masih mengumpulkan niat dan kekuatan untuk pergi ke rumah sakit.







Hampir satu bulan.








Selama itu.












"Belom pergi lo?" tanya Dohwan. Doyoung menggeleng. Sahabat karibnya itu ikut duduk di samping Doyoung. Dohwan baru selesai piket kelas dan menemukan Doyoung yang masih duduk di samping vending machine.






"Capek banget gak sih, Young?" tanya Dohwan. Doyoung mengangguk, "Capek. Nungguin Acha bangun selama ini. Hampir sebulan, Wan."







Dohwan bergerak menepuk pundak sahabatnya itu. "Meski capek jangan nyerah, Young. Lo berani macarin dia otomatis berani nerima konsekuensinya kayak sekarang. Lo cuma dituntut buat sabar doang sekarang, Young."






"Yang harus lo lakuin sekarang adalah lo kudu setia di sampingnya dia. Buktiin kalo lo selama ini selalu nungguin dia. Buktiin kalo lo adalah pacar yang baik, yang mau nunggu hampir sebulan dan riweuh sana-sini demi Acha doang."















"Demi Acha doang, Young..."


















Dohwan bangkit, menepuk kembali pundak Doyoung. "Gue cabut. Lo cepet ke sana, gih. Siapa tau suka cita langsung nyambut lo di depan mata," kata Dohwan sebelum benar-benar pergi meninggalkan Doyoung sendirian di samping vending machine.












Dohwan benar.
















Doyoung lantas bangkit dan bergegas pergi ke rumah sakit.
































































































Sejenak, Doyoung menghembuskan nafas perlahan sebelum memutar knop pintu.





Oke. Dia sudah siap.








Doyoung membuka pintu ruang ICU, lalu masuk perlahan tanpa menimbulkan suara. Tasnya ia taruh dahulu di kursi kosong tak jauh dari pintu. Doyoung pun lalu duduk di samping tempat tidur Acha seperti biasa. Menggenggam tangan Acha pula.







Rasanya aneh. Doyoung merasa dirinya akan demam karena tangannya sangat hangat. Ah, mungkin.













"Cha?" panggil Doyoung. Tetap, Acha tidak menyahut.






Kepala Doyoung tertunduk, memejamkan matanya sejenak. Lelah.










"Kalo udah bangun, panggil aku."






















Doyoung iseng saja. Semoga kata-katanya bisa jadi kenyataan. Doyoung harap, Tuhan hari ini mau berbaik hati mengabulkan keinginannya.






































































"Doyoung..."








































Doyoung menegakkan kepalanya. Tertegun.






Dohwan benar, Doyoung menemui suka citanya tepat di depan mata. Dibanding apapun, Doyoung adalah orang yang paling bahagia hari ini.





























 Dibanding apapun, Doyoung adalah orang yang paling bahagia hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☄°•°○















Makasih yaa udah mau ngikutin Pain Reliever dari awal sampai akhir :)
Luv ya 💖


[5] ᴘᴀɪɴ ʀᴇʟɪᴇᴠᴇʀ • ᴋɪᴍ ᴅᴏʏᴏᴜɴɢ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang