Bab 5 || Pertemuan

38 2 2
                                    

Selamat malam semua! 😊 Selamat bertemu dengan Naina dan yang lain! Happy reading!

💝💝💝

Senja itu, Naina terdiam di sebuah taman yang tak jauh dari bangunan sekolahnya dulu. Menatap sekolah yang penuh kenangan. Bukan hanya tentang kisah cintanya, tapi juga hal yang lebih kompleks. Suasana kelas, guru-guru, teman-temannya, bahkan ibu kantin. Bagaimana ia dulu mengenyam ilmu di sana, bercanda dan berlarian di koridor sekolah, atau bersantai di kantin yang menyuguhkan hamparan tanah hijau di sekeliling. Semuanya terkenang dalam ingatan.

Sebuah kenangan kecil menyelinap. Arzio yang duduk di sampingnya. Mata lelaki itu menatap teduh nan sayu, sudut bibirnya tertarik ke atas.

Na, aku rindu.”

“Ini kan ketemu.”

“Tetap rindu.”

“Terus gimana?”

“Pengin terus sama kamu.”

“Ya nggak bisa.”

“Iya.”

“Terus?”

Arzio mengendikkan bahu.

Na.”

“Apa?”

“Love you!”

Naina diam.

“Balas, dong!”

“Enggak mau.”

“Kenapa?”

“Enggak mau aja.”

“Kamu tuh, gemesin!”

“Biarin.”

“Gemas aku, Na.”

Tak sadar Naina tersenyum. Mengingat siluet wajahnya, iris matanya, suaranya. Lelaki itu terasa sangat dekat, seakan duduk di sebelah. Naina terpekur. Hati, apa kamu rindu dia?

💝💝💝

Senja itu hadir dengan semburatnya. Memulas langit dengan pesona jingga. Naina terdiam di atas rumput taman, menatap kemegahan itu sebelum Arzio duduk di sampingnya.

"Na," panggil Arzio pelan.

Naina hanya berdeham menanggapi.
Arzio mengulurkan tangannya di depan Naina. Sebuah benda yang terurai menarik perhatian gadis itu.

"Untuk kamu," bisik Arzio. "Gelang bintang, untuk gadis bintang."

Sebuah senyum terukir di wajah Naina, menular pada Arzio. Ditatapnya tangan mungil itu yang meraih gelang dari genggamannya. Gelang itu berpindah.

"Makasih," ucap Naina tanpa perlu menoleh pada Arzio. Tatapannya masih terpaku pada bandul bintang yang menghias gelang itu.

Mei Itu BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang