Sekawan

1.4K 94 5
                                    

Hai hai, aku dan farahftrdm kembali bersama ichi Oca dan Kenzo 😁😁😁

semoga kalian suka dan SELAMAT MEMBACA

^^

"Kau tau? Terkadang aku kesal sekali dengan kedua orang tuaku.. Terutama pada mamiku.. " ucapku sambil menatap keluar jendela, aku tau bagaimana rasanya diacuhkan dan itu sakit, Kenzo meliriku. "Mami selalu saja membandingkanku dengan bang Teo, karena.. Aku adalah anak yang bodoh dan gendut serta tak cantik, aku pun juga belum membanggakan kedua orang tuaku sedangkan bang Teo itu sempurna sekali. Sama seperti daddy mu." aku menghela nafas gusar, "Tapi setelah ku tahu ternyata itu lah cara mami untuk menyayangiku."

"Maksudmu?" aku menoleh ke arah Kenzo dan mengusap kepalanya dengan gemas, "jangan sentuh kepalaku!" ucapnya ketus, namun aku tak menghiraukannya dan malah membalasnya dengan senyuman ramah.

"Entah, menurutku setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengungkapkan perasaannya kepada seseorang yang dia sayang."

"Aku tau kau kesepian, tapi tenang.. Karena mulai sekarang kak Oca akan selalu menemani Kenzo disini.. Jadi kenzo enggak akan kesepian lagi." ucapku riang.

"Aku tak butuh teman yang bodoh sepertimu." ucap Kenzo seenaknya, kemudian dia berjalan ke arah piano di pojok ruangan, dan aku hanya memperhatikannya.

Kenzo mulai membuka penutup piano tersebut, dan kini jari mungil itu mulai memijit setiap balok piano di hadapannya, tangan mungil itu terlihat sangat lihai saat memainkan alat musik satu ini, dan itu berhasil membuatku berdecak kagum dengan permainannya yang luar biasa. Aku heran anak sekecil ini sudah mahir bermain piano, aku yang sudah segede gini aja jangankan piano bermain suling saja tidak bisa, dia sungguh sangat mengagumkan.

Aku mendekati Kenzo dan berdiri di sampingnya, sedangkan Kenzo terus memainkan alat musik itu tanpa henti, ia merasa seluruh dunianya teralihkan ke piano tersebut.

Hingga kini Kenzo pun mengakhiri permainannya, entah lagu apa yang ia mainkan tapi rasanya sangat pilu.

Air mataku keluar dari setiap ujung mataku, tanganku reflek untuk menghapusnya, "Kau nangis?" tanya Kenzo. "Dasar cengeng."

Aku pun mengabaikan ejekkannya dan bertanya"Sejak kapan kamu bermain piano?" Kenzo nampak berfikir, "empat tahun."

Kriukk.. Kriuk..

Astaga suara perut ini, membuatku malu saja "kau lapar?" tanya Kenzo, aku hanya menggelengkan kepalaku, namun suara perut ini berbunyi lagi."Kau bisa masak?" aku pun menganggukan kepala.

"Apa kamu bisa buat sesuatu untuk di makan? Sepertinya aku juga lapar." ucapnya. Aku tersenyum senang rupanya Kenzo anak yang manis, dengan pemikiran yang cukup dewasa.

Aku dan kenzo keluar kamar menuju dapur, sesampainya di dapur aku langsung membuka kulkas empat pintu, mataku terbelalak melihat isi kulkas milik om Keni, berasa superindo mini. Semua persedian tersedia di sana, di bagian atas terdapat macam minuman mulai dari minuman isotonik, susu sapi beraneka rasa, jus buah yang berjejer rapi serta berkotak-kotak ice cream lalu di bagian tengah terdapat berbagai macam snack dari yang manis hingga yang gurih, dibagian bawah terdapat berbagai macam sayuran juga buah.

Aku pun mengambil sayap ayam dan beberapa sous yang tersedia disana, dengan cepat aku langsung mencuci sayap tersebut setelah selesai aku menyisihkannya kemudian berlanjut menyiapkan bumbunya seperti bawang putih, bawang merah, bawang bombai, cabai merah, daun bawang.

Setelah semua siap aku pun mulai memasak chicken wings asam manis. Entah apa Kenzo akan menyukainya tapi semoga saja dia suka.

Di sana Kenzo hanya duduk sambil memperhatikanku, saat aku berbalik rupanya Kenzo sudah tertidur dengan kedua tangannya yang menjadi tumpuan.

Cold BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang