Episode 13

841 50 7
                                    

Sebelum lanjut ke episode 13, tolong vote dan kasih saran supaya lebih bagus dan menarik....  Trimakasih.
______________________________________

Setelah kami menikmati kopi yang ternyata amat lezat, kami kembali berjalan- jalan.

"Hey...  Kita menjadi pusat perhatian!" Kata Ali sambil bergaya. Aku dan Seli menepuk dahi. "Astaga..  Si Ali seperti sangat ingin terkenal" Bisik Seli kepadaku. "Begitulah Ali. Biarkan saja". Jawab ku.

Aku teringat dengan pesan Sedi. Aku tahu kita harus berhati- hati, bukannya bersantai - santai. Aku menjadi bingung. Kenapa kita harus ke klan ini?.

Akhirnya aku menanyakannya ke miss Selena. " Apa tujuan kita ke sini miss? ". Aku kaget. Ternyata pikiran ku dan Seli sama, namun ia menanyakan terlebih dahulu. " Aku juga menanyakannya" Kata ku.  "Tujuan kita di sini adalah karena g.. "
Baru miss Selena akan menjelaskan, si Jenius memotong. "Ngomong- ngomong,  apakah miss datang ke sekolah dan mengajar kita karena pa Bandi tidak ada" Tanya si Jenius.

"Hey..  Tidak sopan memotong pembicaraan orang lain" Kata ku. "Maaf, aku teringat dan takut nanti lupa". Kata Ali dengan wajah tanpa dosa. " Baiklah, jadi kau benar Ali, aku mengajar karena  pa Bandi tidak ada. Ia tidak ada sejak setelah ia pergi ke klan awan. Alasan ke dua, karena si Sedi dapat ke klan bumi. Seharusnya, tidak ada awan yang dapat ke bumi kecuali dengan buku kehidupan. " Jawab miss Selena dengan p×l×t.

"Tunggu, apakah pa Bandi juga memiliki kekuatan"?.  Tanya Ali. " Ia memiliki kekuatan dari klan matahari" Kata miss Selena. Kami pergi ke bawah pohon awan dan membicarakannya di sana. "Aku jadi mulai curiga dengan Sedi" Kata ku. "Aku juga raib. sebaiknya, kita tidur di tempat lain saja." Kata Miss Selena.

"Hmm...  Apakah ini artinya klan awan memiliki cara lain untuk berpindah klan? " Tanya seli. "Mungkin" Jawab miss Selena. "Mungkin seperti di klan matahari. Dengan bunga" Kata Ali. "Sekarang kita berpikir dahulu. Kita akan tidur di mana? ". Tanyaku. " Hmm..  Bagaimana kalu disini " Jawab Ali. "Ini kan tidak aman. Siapa tahu raja ke sini" Kata ku. Kami semua terdiam.

"Ternyata kalian disini. Inikan sudah malam. Mengapa kalian tidak kembali?  Disini berbahaya. Oh ya..  Aku membuatkan kalian sesuatu " Kata Sedi sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Nah ini dia. Baju awan. Ayahku pandai mendisain baju.  Aku memintanya untuk kalian agar tidak mudah ketauan.

Kami memakainya. Rasanya sanga enak memakai baju tersebut. Di bagian lengannya seperti ada HP.  Terdapat aplikasi untuk mengeluarkan papan terbang juga dapat berubah wujud. Kita tidak terasa terlipat. Kita dapat berubah sampai sekecil tikus. Ini bagus untuk bersembunyi.

"Ra.. Aku jadi ragu. Sepertinya Sedi memang baik" Seli membisik ku. "Ntah lah. Tapi sepertinya begitu" Balas ku. Akhirnya kami percaya dan kembali ke rumah Sedi. "Huam.. aku memang sangat mengantuk" Kataku dalam hati.

Kami makan malam seperti biasa lalu beristirahat. "Mengapa jadi membosankan" Tanya Seli. "Entahlah belum ada yang spesial" Kata ku. Dalam sejenak aku dan Seli tertidur pulas.

Aku bermimpi
buku kehidupanku diambil dan kekuatanku melemah. Kami bertemu oleh sang raja. "Ali" Teriakku. Si Ali terseret oleh kekuatan besar. "Ali" Aku teriak semakin kencang. "Tidak" Si Ali sudah tidak berdaya dan dihabisi oleh si Raja.

"Ra.. Ra.. " Kata Ali. Aku membuka mataku. "Ali, seli, jadi itu mimpi. Mimpi yang sangat buruk." Kata ku. "Aku tahu pasti kamu merindukan Ali yakan yakan.. " Gurau seli. "Apa!  Siapa yang merindukannya? " Kataku dengan muka marah. "Habisnya kau menyebutkan namanya terus sih.. " Kata Seli. "Grrrr" Aku mulai marah. "Hei tidak ada salahnya kita bermimpi. Mau mimpi indah atau tidak. Sudahlah" Si Ali mencoba menjadi pendamai. Namun ia memperburuk.

"Ra..  Ada yang membela nih.. " Kata Seli dengan muka jahilnya. Muka ku merah padam sehingga seli terdiam. "Ampun putri. Ampuni saya" Seli berlutut memulai Drakornya.

"Terserah. Nanti juga gitu lagi. Bilang aja caper" Kataku. "Aku hanya bercanda maafkan aku" Seli memakai air mata palsu mencoba menarik belas kasihan.


Awan Raib, Seli Dan AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang