Real author of story :Azalea
Genre : adult, romance, accident
A/N :cerita ini asli punya kak azalea cuma aku ganti nama castnya aja jadi yoona & sehun selebihnya punya kak Azalea.***
Yoona menatap gedung di depannya dengan perasaan campur aduk. Sebagian hatinya meragu tapi sebagian lagi berkeinginan untuk terus maju. Risiko yang harus dihadapinya sangat besar. Antara memilih negaranya atau memilih orang yang dicintainya. Tapi setelah dipikir-pikir kembali, ia juga tidak ingin anak yang ada di dalam kandungannya tumbuh tanpa seorang ayah di sampingnya. Cukup Jisung yang merasakannya, tidak dengan adik-adiknya yang lain.
Yoona menghela napas dalam. Menyakinkan dirinya jika pilihannya sudah bulat. Lalu ia melangkah mendekati pintu gerbang masuk yang dijaga oleh dua orang bersenjata lengkap. Salah satu dari keduanya bertanya pada Yoona, "Adakah yang bisa kami bantu, nona?"
Tanpa menjawab pertanyaan dari penjaga tersebut, Yoona merogoh kartu tanda pengenalnya yang sudah lama ia sembunyikan di salah satu loker yang ada di jasa penitipan loker.
Penjaga yang bertanya tersebut mengulurkan tangannya untuk memeriksa keaslian tanda pengenal tersebut. Lalu ia mendekatkan kartu tersebut ke arah mesin pendeteksi. Sedetik kemudian muncullah identitas Yoona di layar komputer dan menandakan jika itu memang tanda pengenal yang asli.
Penjaga tersebut mengembalikan kartu tanda pengenal Yoona kepada pemiliknya dan menekan tombol untuk membuka pintu gerbang. Sebenarnya jarang sekali ada seorang agen lapangan yang masuk ke dalam gedung badan intelejen lewat dari pintu depan. Biasanya mereka akan masuk lewat pintu samping atau bawah tanah yang tidak diketahui oleh masyarakat umum. Hanya karyawan yang dari bagian administrasi atau keuanganlah dan para tamu lah yang biasanya masuk lewat pintu gerbang depan.
Yoona mengamati keadaan sekitarnya. Halaman gedung yang sangat luas ini begitu sepi. Hanya terdengar suara air dari kolam air mancur yang terdapat di tengah-tengah halaman.
Yoona menatap heran pada gedung yang berdiri kokoh sekitar lima puluh meter di depannya. Gedung sepuluh lantai itu tampak tidak berpenghuni. Terlalu sepi untuk ukuran sebuah kantor pemerintahan.
Lima menit kemudian, Yoona sudah berdiri di depan pintu masuk ke dalam gedung. Ia berdiri di depan sebuah sensor retina agar pintu utama gedung bisa terbuka dengan sendirinya. Tidak lama kemudian, wajah serta beberapa keterangan mengenai identitas Yoona terpangpang di sebuah layar kecil dan diikuti oleh terbukanya pintu utama.
Keadaan di halaman gedung sangat jauh berbeda dengan keadaan di dalam gedung. Yoona memandang takjub kesibukan di depan matanya. Semua orang lihir mudik dengan kegiatannya masing-masing.
Yoona melangkahkan kakinya memasuki gedung. Memperhatikan keadaan sekitarnya yang sekiranya dapat membantunya saat ini. Mata Yoona berhenti di sebuah meja bertuliskan resepsionis yang berada di tengah-tengah lobi.
Dua orang wanita yang berumur tak jauh darinya menyambut Yoona. "Selamat siang. Adakah yang bisa kami bantu?" ucap seorang wanita berambut pendek.
Lee Jieun. Eja Yoona dalam hati saat membaca papan nama yang wanita itu kenakan.
"Bisakah anda memberi tahu saya di mana ruangannya Ketua Kim Namjoo?"
"Bolehkah saya melihat kartu pengenal anda?"
Yoona pun kembali merogoh tasnya untuk mencari kartu yang dimaksud. Lalu Yoona menyerahkannya, dan wanita bernama Lee Jieun itu menuliskan sesuatu di sebuah layar komputer untuk memastikan jika Yoona bukanlah orang yang berbahaya.
"Anda bisa langsung naik ke lantai 5, divisi bagian kejahatan kelompok bersenjata dan terorisme," jelasnya sambil mengembalikan kartu identitas Yoona kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Lanjutan] My Lady
General Fiction[ Ini adalah lanjutan dari cerita remake My Lady ] Cover by @taegum02 Warning: ⇨Mengandung konten dewasa ⇨private acak Dialah kekasihku, Aku meleleh seperti coklat, di tangan putihnya saat kau menyentuhku Kau berjalan ke arahku, seperti...