Chapter 44

361 48 3
                                    

author :vivi almaida
author sebelumnya :maharanini
Real author of story :Azalea
Genre : adult, romance, accident
A/N :cerita ini asli punya kak azalea cuma aku ganti nama castnya aja jadi yoona & sehun selebihnya punya kak Azalea.


***

Warning! Kalau kalian pusing tempat-tempat yang bakal aku sebutkan nanti, lihatlah peta benua Asia.

Selamat bingung ^^

____________________________________

Minho terlihat mengantri untuk membeli tiket nonton film di salah satu bioskop yang ada di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Gangnam. Ia memesan kursi di sudut paling kanan atas agar tidak terlalu menarik perhatian penonton yang lain. Nomor kursi ini sering digunakannya jika ketua tim Kim ingin bertemu langsung dengannya.

Biasanya nomor kursi paling atas ini jarang diminati oleh orang-orang yang ingin menonton film, kecuali mereka-mereka yang ingin berbuat mesum tanpa ketahuan oleh penonton lainnya. Minho tidak hanya memesan satu buah kursi buat dirinya sendiri, tapi ia juga memesan dua buah kursi lainnya, sehingga total kursi yang ia pesan ada tiga. Karena ia tidak ingin pembicaraannya dengan ketua tim Kim akan terdengar oleh orang lain.

Setelah selesai, ia ke loket makanan ringan. Sekedar untuk membeli popcorn dan cola untuk mengusir rasa bosannya. Kemudian ia berjalan ke arah ruang teater yang ditujunya. Keadaan ruangan masih terang benderang. Selagi Minho melangkah menuju tempat duduknya, ia juga mengamati keadaan sekitarnya. Berpura-pura menjadi nomor kursinya.

Ruangan yang terlalu penuh mendatangkan keuntungan tersendiri bagi Minho. Film genre roman yang dipilihnya tidak terlalu menarik banyak perhatian pengunjung kecuali beberapa pasang muda yang sedang kencan, dua kumpulan gadis remaja labil yang tengah suka-sukanya dengan hal-hal yang berbau roman.

Minho pun duduk di kursinya, dan masih mengamati keadaan sekitarnya lewat sudut bibir gelas colanya. Sebisa mungkin ia tidak mengundang banyak perhatian. Minho mengalihkan tatapannya pada pintu masuk ruang teater. Melihat siapa saja yang masuk setelahnya. Beberapa menit berlalu, dan orang yang ditunggu Minho masih belum juga sampai.

Lampu ruang teater dimatikan, lalu layar besar di depan sana menampilkan beberapa teaser dari film-film lainnya sebagai iklan sebelum beranjak ke film yang ditunggu. Beberapa orang pun masih terlihat memasuki ruang teater walau Sehun tidak melihatnya secara jelas, hanya bayangannya saja.

Siluet tubuh seseorang terlihat menghampirinya, lalu duduk di kursi yang masih satu baris dengan Minho. Tempat duduk mereka hanya terpisahkan oleh sebuah kursi kosong yang memang dibiarkan begitu saja. Tanpa melihat secara jelas pun Minho tahu siapa dia.

Bertepatan dengan layar yang memutar film, Minho merasakan ada panggilan pada jam tangan ponsel yang digunakannya. Ia menekan tombol hijau, lalu memasang earphone. Suara dari film yang memekakan telinga tidak terlalu mengganggu Minho karena ia masih bisa mendengar dengan jelas suara di earphonenya.

"Pelajarilah!" ucap suara di sampingnya tapi hanya Minho yang bisa mendengarkannya. Minho mengalihkan tatapannya pada sebuah map yang ada di kursi kosong di sampingnya.

"Apa ini?" tanya dengan dahi mengerut, Minho tetap mengambil map tersebut dan memasukkannya ke dalam kantung yang ada di dalam jaketnya.

"Itu adalah informasi terbaru mengenai transaksi yang akan dilakukan oleh mafia B.S. dengan mafia Meksiko sekitar satu bulan lagi. Tapi sayangnya kita masih belum mengetahui dengan jelas di mana letak tepatnya transaksi itu akan dilakukan."

"Berapa besar keuntungan yang akan mereka dapatkan jika transaksi ini berhasil?"

"Entahlah. Belum ada konfirmasi pasti, yang jelas nilai dari transaksi ini miliyaran won."

[Lanjutan] My LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang