Moral Pelajar#01
[Mencontek]
Kali ini, Yuki mau bahas soal moral pelajar, karena aku pelajar.
Sebelumnya, aku mau ngasih tau kalau aku menulis tema ini bukan bermaksud untuk menggurui atau sok jadi pelajar paling baik. NO!
Aku menulis ini karena aku ingin mengeluarkan isi kepalaku soal pelajar. Aku menulis ini berdasarkan pengamatan dan pengalamanku di sekolah. Jadi, aku nggak mengada-ada.
Mohon maaf sebelumnya kalau misalnya gaya bahasaku makin lama makin aneh dan ... nyinyir mungkin(?) Aku nggak mau sok manis, tapi aku juga berusaha agar tetap sopan.
Tema kali ini emang agak sensitif sih menurut aku, karena memang udah berulang kali kita mendengar soal ini, kan? Tapi, dari pada itu, walaupun tema kali ini udah sering di dengar, makin banyak pula yang menganggap bodo amat, macam angin lalu. Yah ... menyepelekan. Khususnya waktu ulangan :)
Jujur, aku greget kalo soal ini.
Aku mikir kayak:
Kenapa sih harus nyontek?
Kenapa gak sadar-sadar sih, guru udah ngomong berapa kali?
Kenapa nggak jujur?
Kenapa nggak percaya sama kemampuan sendiri?
Aku lebih greget soal ini dari apa yang kalian bayangkan. Iya, emang bener. Aku bakal ngambil contoh yang di sekolahku aja, ya.
Jadi,
AKU sebagai seorang pelajar, suka nggak habis pikir deh sama temen-temen aku (nggak semua ). Kayaknya kami semua denger tiap guru memperingatkan supaya enggak mencontek dan kejujuran yang terpenting. Miris, tetap nggak ada perubahan.
Oh iya, bukan berarti aku nggak pernah nyontek, ya. Dalam konteks ini adalah waktu ujian. Aku juga masih belajar untuk menjadi pelajar yang baik.
Aku sebel banget, waktu itu pernah, pas ujian tengah semester. Teman sebangkuku itu nyontek, pakai hp pula. Dan dia kerja sama, sama temenku yang duduk di belakang kami berdua. Saat itulah aku menegur mereka, karena perbuatan itu jelas SALAH.
Tebak, mereka ngomong apa.
"Ya emang kenapa, lho?"
Saat itu aku kayak ... WHAT?
Emang kenapa? Katanya?
Hei, itu perbuatan yang salah, Kawan~
Aku ngerasa kecewa. Bener-bener kecewa, karena emang aku bisa dibilang temen deket orang itu. Kupikir dia nggak kayak gitu, haha. Aku nggak nyangka aja, sih.
Oke, mungkin dia bercanda ngomong kayak gitu. TAPI, dia masih tetep kerja sama.
Yaudahlah, aku lanjut ngerjain aja dari pada ngurusin soal itu. Aku masih berpegang teguh untuk nggak mencontek. Menurutku, rasanya nyontek itu nggak enak. Bisa nyesel sampai berminggu-minggu. Intinya nggak mau lagi deh ngerasain perasaan bersalah itu lagi.
Alhamdulillahnya, sekarang temenku yang njawab teguranku waktu itu udah enggak lagi nyontek. Tentu aja aku senang. Percaya deh, kalau kita bersikap baik atau berteman baik dengan orang lain, Insyaa Allah orang itu juga akan meniru sikap baik kita. Karena aku juga ngerasain hal itu, meniru hal baik dari orang lain.
Yah, walaupun tetap banyak yang nyontek, sih. Aku aja sampai nggak nyangka kalau di kelasku ujian ada yang bawa BUKU dan BROWSING.
Tolong sih, jangan menganggap kalau mencontek itu hal yang sepele dan lumrah. Jelas itu salah, tapi kenapa malah ditiru? Jelas kita tau dari dulu kalo mencontek itu nggak boleh, tapi kenapa kita lakuin? Jangan sekali-kali nganggap itu hal sepele, karena hal sepele pun bisa membawa dampak besar.
Ayo deh, kita belajar jujur sama diri sendiri. Jangankan waktu ujian semester, waktu UH atau ditanya guru ajalah, coba kita belajar jujur. Ayo kita yakin sama kemampuan kita. Percaya deh, jujur itu lebih terasa enak daripada bohong. Rasanya hati bakal lega. Nggak ada beban. Nilai jelek hasil jujur daripada nilai bagus tapi hasil nyontek itu lebih memuaskan.
Ini bukan soal dilihat pengawas pas ujian atau apa. Tapi ini soal dilihat oleh Yang Maha Melihat. Allah yang Maha Tahu. Dan ini soal perbuatan kita yang bakalan dipertanggungjawabkan kelak.
Ayo kita belajar jujur dari hal yang kecil. Jangan sampai udah keseringan bohong dan menganggap itu biasa. Jangan! Mau jadi apa negeri ini nantinya? Kalau generasi muda saja sudah melakukan kecurangan.
Nggak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik lagi.
Coba pikir, deh. Kalau nyonyek, kasihan orang lain yang waktu mengerjakan ulangan dengan jujur. Mereka susah payah berpikir, tapi kita enak-enakan browsing. Kenapa kita enggak mencontoh teman kita yang jujur? Kenapa kita meniru yang salah?
Jujur aku ngerasain hal itu. Dan aku sedih. Iyalah, aku ngerasa jadi orang bodoh karena ngerjain soal dengan jujur dan nilainya lebih kecil daripada teman teman yang nyontek.
Tapi aku tetep menguatkan diriku, kalo yang aku perbuat itu benar. Yang penting aku jujur. Dan seenggaknya, aku enggak bakal ngerasa menyesal, cuma sedih aja paling sehari kurang.Intinya, cobalah untuk bersikap jujur demi diri kita sendiri. Kalaupun emang nilai bagus lebih dihargai ketimbang usahanya, coba lurusin lagi niat kita. Yakinlah, kalau Allah bakal membalas usaha jujur kita dengan yang baik. Yakin aja kalau jujur itu BENAR dan bohong itu SALAH. Tanamkan dalam diri, untuk kita kedepannya.
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aamiin.
Note:
Sebenernya, masih banyak yang ingin aku ceritain tentang pengalamanku soal tema kali ini. Tapi apalah daya takut kepanjangan. Dan takutnya gaya bahasaku makin acakadul karena tema ini membuatku sensi.See You~
Salam hangat,
Yuki
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuap-Cuap Soal Negeri
Random[Random Book] Berisi uneg-uneg di kepalaku yang tak bisa aku ungkapkan secara lisan.