S E V E N

2K 218 25
                                        

_____

___

_

Menjelang pagi semua pasukan pengintai memilih bersiap untuk kembali ke dinding untuk melapor skaligus meneliti hasil yang telah mereka temukan setelah melawan titan kera tersebut.

Semua sudah siap dengan kudanya masing-masing tapi masih ada satu orang yang belum siap Levi, Hanji, dan Erwin menyadari itu. Mereka khawatir dengan Hinata.

Hinata sudah membuang banyak tenaga, istirahat satu hari sepertinya belum cukup. Hinata memang terlihat rapih dengan pakaian ninjanya hanya saja tubuhnya belum benar-benar fit.

Hanji menatap Hinata yang berada di antara Mikasa, Eren, dan Armin yang sudah siap dengan kudanya.

"Hinata, bagaimana jika kau menaiki kudaku? Maksudku kita berkuda bersama." Hinata menggeleng pelan, memberi tahu secara tidak langsung jika dirinya baik-baik saja. Tapi sepertinya percuma ketika melihat wajah lemas Hinata.

"Naiklah, wajahmu terlihat pucat." Levi mulai mengambil alih, Levi pun terlihat khawatir walau wajahnya berekspresi datar.

"Tidak, aku masih b-bisa."

"Perkataanmu tidak sesuai dengan kondisimu."

Hinata akhirnya pasrah karena dirinya memang tidak bertenaga saat ini, tapi ketika Hinata bersiap menaiki kuda Hanji. Levi berdehem dan kembali membuka suara.

"Denganku, Hinata." Wajah Hinata sedikit memerah.

"Eh? Tap-"

"Aku mengendarainya di belakang, tidak usah khawatir." Hinata kembali menatap Hanji yang kini mengerling nakal.

Hinata memantapkan hatinya, dengan gugup perlahan Hinata menerima uluran tangan Levi untuknya agar lebih mudah.

"Apa begini tidak apa-apa?" Hinata yang berada di depan Levi sedikit malu wajahnya pun sudah memerah bak kepiting rebus.

"Hm, kau sudah siap?" Hinata mengangguk perlahan.

Erwin memberikan komando untuk bersiap dan melanjutkan perjalanan menuju dinding yang dituju.

...

Selama di perjalanan Levi tidak hentinya menampilkan senyum tipisnya, Hinata tidak bisa melihatnya namun ia dapat merasakannya ketika Levi mendekatkan wajahnya untuk menghirup aroma surai indigo Hinata. Bibirnya pun tidak tinggal diam dan mulai memberikan kecupan kecil di pipi Hinata.

'Tingkahku sudah melewati batas dan jantungku tidak bisa berhenti berdetak keras saat aku bisa sedekat ini dengannya. Apa aku sudah jatuh cinta dengannya?'

"Kau mencintaiku, heichou."

'Kau benar Hinata, kalau sekarang aku mencintaimu.'

Hinata kembali menatap lurus kedepan saat tidak mendapati jawaban Levi, tidak ada penolakan ataupun kata menyetujui. Hinata masih bingung dengan Levi dan segala pemikirannya, dirinya pun juga tidak percaya jika ia mencintai sang heichou yang menyebalkan dan mesum.

Another World(LevHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang