T W O

3K 279 43
                                        

____

__

_

Hinata Pov

Aku tidak tau pria di hadapanku ingin membawaku kemana aku tetap mengikutinya, tapi jika di ingat-ingat aku akan bertemu dengan komanda Erwin. Komandan? Kalau di perhatikan baik-baik aku bukan berada di duniaku melainkan dunia yang tidak kuketahui.

Bagai di sebuah menara rapunzel aku bisa melihat dari jendela yang terbuka tanpa ada kaca di sana, aku dapat melihat beberapa orang dibawah sana dengan pakaian yang sama di gunakan oleh pria di depanku ini.

Pria tersebut menghentikan langkahnya di sebuah pintu yang bisa di tebak yaitu ruangan komandan Erwin, aku masih menunggu hingga pintu terbuka dan menampilkan beberapa pria ah, sepertinya prajurit jika di lihat-lihat dari pakaian yang mereka gunakan semuanya sama.

Entah kenapa aku gugup, aku menundukkan kepalaku dan perlahan maju dengan prajurit yang seperti mengepungku. Pintu di belakangku tertutup dan sekarang hanya tersisa suara keheningan disini.

"Ekhem." Aku tersentak dan mengangkat kepalaku tuk menatap sekelilingku dan juga Komandan Erwin.

Banyak yang memandangku aneh, rasanya aku sudah seperti tawanan disini.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya pria berambut kuning yang duduk di kursi kebesarannya, ia menatapku dari atas hingga kebawah dan berakhir di mata perakku. Kuyakini pria ini adalah komandan Erwin jika dilihat dari situasinya.

"Apa kau female titan?"

Yang benar saja, tubuhku kecil seperti ini dibilang titan.

"Bukan, aku manusia." Ucapku tegas.

"Kalau manusia, kenapa kau tidak memberitahukan namamu?" Kali ini bukan Erwin yang berbicara melainkan pria berambut undercut yang menatapku tajam.

"Aku...Hyuga Hinata desu."

"Kenapa kau bisa berada di luar tembok saat itu." Ucap gadis berkacamata dengan rambutnya yang di kuncir kuda.

"Ano...aku tidak tahu." Aku menundukkan kepalaku karena sedikit takut melihat tatapan intimidasi mereka.

End Hinata Pov

"Levi." Pria dengan potongan rambut undercut berdiri dengan wajah datarnya ia menatap Erwin.

"Kuserahkan tugas ini padamu."

Levi menatap dingin Hinata.
"Tch, kenapa tidak dengan Hange saja."

"Ini perintah!" Tegas Erwin, Levi berdecak kesal. "Oi, oi bukankah itu bagus kau bisa berduaan denganya shorty." Ucap Hange sambil membenarkan kacamatanya.

"Berisik kau mata empat." Dengus Levi. "Dia manis lho, dilihat dari sinipun rambutnya juga halus dan matanya...sangat indah. Kawaii." Pipi Hinata kini memerah malu.

"Diam kau mata empat atau ku penggal kepalamu sekarang juga!" Umpat Levi menatap tajam Hange sedangkan Hange hanya bisa memegang perutnya karena menahan tawa.

Another World(LevHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang