25 | Hell Praha!

235 41 8
                                    

Setelah menikmati senja berdua, Anin dan Seongwoo memutuskan untuk langsung kembali ke penginapan. Kedua wajah anak manusia itu terlihat berseri-seri. Layaknya sepasang insan yang di mabuk cinta.

"Yah, apa yang kalian lakukan? Kenapa wajah kalian terlihat sumringah dan berseri-seri," ujar Jisung yang sedang duduk di sebuah kursi tepat di halaman depan kamarnya.

Anin dan Seongwoo saling memandang dan tersenyum tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Kalian berciuman?" Tiba-tiba Hasung keluar dari kamarnya dengan wajah datar dan rambut yang terlihat sedikit basah.

Anin dan Seongwoo langsung tersentak. Mereka berdua terlihat terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Hasung. Wajah mereka pun berubah memerah seperti tomat ceri.

"Panas sekali. Sepertinya aku akan pergi mandi," kata Seongwoo seraya mengibas-ngibaskan tangannya.

"Aku juga," kata Anin sedikit gelagapan.

Tawa Hasung dan Jisung pecah seketika saat melihat keduanya salah tingkah. Mereka berdua terlihat sangat menggemaskan. Jisung bahkan berpikir keduanya memang saling mencintai dahulu dan tak habis pikir hubungannya harus berakhir.

"Kenapa tidak mandi berdua?" tanya Hasung dengan nada bicara sedikit jahil.

Anin dan Seongwoo tiba-tiba menghentikan langkah kecil mereka, tepat di depan kamar masing-masing. Keduanya saling menoleh, bertatapan dalam diam dan larut dalam pikiran masing-masing.

Anin langsung membuka pintu kamarnya dan membuyarkan segala pikiran liar di kepalanya.

"Mulutnya memang minta dijejalkan cabai paling pedas di dunia dua makhluk unfaedah itu," gumam Anin lirih.

Anin kemudian masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuh mungilnya di atas kasur besar. Gadis itu mengulas sebuah senyum di wajah ayunya.

"Seandainya saja otakku bisa seperti sebuah video. Aku ingin mengulang adegan yang kulewatkan bersamanya tadi terus-menerus," katanya sumringah, Wajahnya semakin memerah dan berseri-seri.

"Atau aku akan screen capture lalu kucetak dan menjadikannya foto yang kupajang di buku jurnalku," Anin benar-benar terlihat bersemangat.

Namun, sesaat kemudian ia seolah tersadar akan sesuatu. Kembali ke kenyataannya. Anin mengecek ponsel miliknya dan menatap layarnya lekat-lekat. Hari ini tidak ada panggilan masuk dari Jonghyun, satu pun.

"Sibuk? Tidur? Biasanya dia selalu menyempatkan untuk meneleponku," gumamnya lirih. 

Anin langsung mengirimkan sebuah pesan kepada Jonghyun.

Jonghyun❤

Gnight...
Apa yang kau lakukan? Tumben sekali tidak meneleponku.

Apa kamu tidak merindukanku?
Sibuk, ya? Atau sudah tidur?
SEND

Sesibuk apapun Anin bersama Seongwoo, dia tidak pernah bisa melupakan Jonghyun. Setiap bersama Seongwoo, dia juga selalu memikirkan Jonghyun yang berada jauh di Seoul. Semuanya karena khawatir dan juga tentu karena rasa bersalahnya.

Anin langsung menyimpan ponsel miliknya di nakas dekat tempat tidurnya. Kemudian dia berbaring sebentar sebelum mandi.

Drrrttt..... ddrrrttt...

Tiba-tiba ponsel miliknya bergetar. Dua pesan masuk. Dari Jonghyun dan Seongwoo.

Anin langsung membuka pesan dari Jonghyun terlebih dulu.

✔ Honestly Hurt (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang