Sekarang sudah hampir sore di Praha. Matahari mulai memudar dan sedikit mendung. Udara kali ini tidak sepanas udara siang tadi saat Anin dan Seongwoo berjalan-jalan hanya berdua.
Saat ini, Anin dan Seongwoo bersama Jisung dan Hasung sedang menelusuri Old Town. Tujuan sebenarnya tak lain adalah Vltava river. Mereka sudah melakukan reservasi di salah satu restoran yang berada tepat di samping sungai Vltava yang membentang, membelah kota Praha.
"Ini hanya perasaanku saja atau bagaimana? Kenapa kalian berdua saling berjauh-jauhan?" tanya Jisung.
Anin yang sedang sibuk memotret pemandangan di Old Town langsung menoleh ke arah Jisung begitu pun dengan Seongwo.
Tetapi mereka berdua langsung memalingkan pandangannya kepada pemandangan yang ada di depan mata mereka. Menghiraukan Jisung.
"Kok kalian berdua tidak berpegangan tangan lagi seperti tadi? Padahal terlihat sangat cocok," Goda Hasung.
Anin langsung menatapnya sinis. "Tidak udah banyak bicara, berisik!" ketusnya.
Seongwoo yang masih sibuk memotret hanya tersenyum sambil sesekali menatap Anin.
"Yah! Kamu senan, kan? Lagipula kenapa tidak berpegangan tangan lagi. Bukankah anak kecil sepertimu tidak boleh hilang? Nanti akan susah mencarinya," Jisung meledek Anin, seperti biasanya.
Anin mendelik kesal. "Tidak jelas," katanya sedikit sinis.
"Ini mau kalian berdua?" Seongwoo tiba-tiba meraih tangan Anin dan menggenggamnya erat.
Anin yang sedang memegang kameranya langsung terperangah dan terkejut menatap Seongwoo. "Yah, apa yang kamu lakukan?" tanya Anin lirih.
Seongwoo hanya tersenyum.
"Nah, seperti itu lebih baik. Tidak perlu jaim wahai kalian anak muda," kata Hasung.
"Nikmatilah kesempatan yang ada. Tenang, aku tidak akan bilang pada siapa pun, termasuk kekasihmu, Nin," Jisung terkekeh.
Anin terdiam. Kemudian ia menatap Seongwoo dan tersenyum simpul. "Bagaimana pun aku telah setuju untuk membuat impian kita berdua terwujud," kata Anin lirih.
Seongwoo tersenyum kemudian mengusap pucuk kepala Anin. "Jika kamu tidak nyaman, aku akan memberikan kamu waktu untuk membatalkannya, Nin," Kata Seongwoo. Bagaimanapun bisa terlihat jelas ketidaknyamanan terlukis di wajah Anin.
Anin mempererat genggaman Seongwoo dan tersenyum. "Kita harus mengakhiri dengan benar apa yang sudah kita coba untuk memulainya," kata Anin.
"Lah? Apa yang ak bicarakan? Kenapa aku terdengar sangat formal,"Anin terkekeh.
Seongwoo tertawa kecil dan mencubit pipi Anin gemas. Gadis ini masih saja seperti dahulu saat mereka bersama. Membuat hati Seongwoo selalu berdebar seperti merayakan festival jatuh cinta.
"YAH! CEPAT LIHAT SINI! BIAR AKU MEMFOTO KALIAN!" teriak Hasung dari kejauhan.
"Yah, lihatlah mereka berdua cocok sekali seperti sedang melakuka pre wedding,"guman Jisung yang berada tepat di samping Hasung.
Anin dan Seongwoo langsung bertatapan dan saling melempar senyum satu sama lain. Anin merasakan bahagia di dalam dirinya, namun ia merasa ini tak akan lama dan akan segera berakhir.
Seandainya dulu kamu tidak pernah meninggalkanku, aku akan tersenyum penuh sukacita. Bukan tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakit. Batin Anin.
🌟🌟🌟
Setelah berjalan cukup lama seraya menyusuri Old Town dan sekitarnya, akhirnya mereka berempat telah sampai di Vltava River.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Honestly Hurt (Ong Seongwoo)
Fiksi Penggemar[COMPLETED • Unpublish • Revisi] The worst feeling in the world is being hurt by someone you love the most.