Malam pun menghilang. Rembulan malam berganti dengan Sang Fajar.
Pukul 05.00 pagi Rifah bergegas ke kamar mandi membersihkan tubuhnya dan menunaikan shalat subuh. Setelah itu ia bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Kamis, 04 April 2019. Acara Maulid Nabi pun akan dimulai. Para siswa sudah berdatangan menghadiri acara Maulid Nabi tersebut. Panitia sudah ada dari pukul setengah enam pagi. Bahkan dari panitia ikhwan pun ada yang menginap di sekretariatan.
06.00 Rifah sampai di sekolah. Belumlah selesai kebingungannya dengan masalah konsumsi. Ia bingung darimana ia akan membeli konsumsi untuk panitia?
"Hufftt...." nafas panjang pun ia buang ketika sampai di sekretariatan.
"Ooh iya." tiba-tiba Rifah teringat sesuatu. "Azwa kan orangtua nya jualan kue-kue gitu, siapa tau bisa pesan ke orangtua nya. Meskipun ini ngedadak banget, tapi semoga saja bisa 40 box untuk panitia." katanya mengingat ada juga orangtua temannya yang menjual kue-kue.
"Azwa, ibu kamu masih jualan kue-kue enggak?" pesan WhatsApp pun dikirimkan Rifah kepada Azwa.
"Masih Fah." balas Azwa cepat.
"Alhamdulillah... oh iya bisa gak aku pesen 40 box untuk hari ini?" balas Rifah.
"40 box untuk hari ini? Serius kamu Fah?" tanya Azwa.
"Serius lah, masa bohong sih. Bisa yaa... please bantu aku untuk konsumsi panitia acara." kata Rifah memohon bantuan.
"Yaudah tunggu sebentar, aku tanya ibu aku dulu ya, semoga bisa." jawab Azwa langsung mengabari ibu nya.
"Aamiin. Semoga bisa ya... ditunggu secepatnya." tutup Rifah mengakhiri percakapan mereka via WhatsApp.
5 menit kemudian...
"Fah... ibu aku insyaa allah bisa asalkan ada uang DP dulu. Soalnya ada sebagian yang harus dibeli." Rifah menerima pesan WhatsApp dari Azwa.
Dengan hati yang senang Rifah membalas pesannya. "Alhamdulilah... yaudah Azwa sekarang aku ke rumah kamu yaa... by the way, kamu udah ada di sekolah?" tanya Rifah.
"Udah Fah, yaudah sekarang aja kita ke rumah." balas Azwa mengajak Rifah kerumahnya menemui sang ibu.
"Siap... kamu ke masjid ya, aku tunggu di masjid." Balas Rifah penuh kegirangan.
"Oke sip." balas Azwa yang langsung pergi menuju Rifah di area masjid.
-----^^^^-----
Ketika Azwa sudah tidak jauh dari tempat Rifah berdiam diri, Rifah segera menyalakan mesin motornya. Mereka berangkat menuju rumah Azwa untuk bertemu dengan Ibu Layla, ibu nya Azwa.
10 menit kemudian, mereka sudah berada di halaman rumah Azwa.
"Assalamu'alaikum...." ucap Azwa dan Rifah ketika memasuki rumahnya.
"Wa'alaikumsalam." jawab ibu Azwa bernama Ibu Layla yang muncul dibalik gorden kamarnya. Azwa dan Rifah menyalami punggung tangan Ibu Layla.
"Oh, Nak Rifah ini yang pesan makanannya yaa?" pertanyaan pertama yang dilontarkan Ibu Layla.
"Eeh, iya bu. Mohon maaf karena pesannya mendadak bu." Rifah merasa tidak enak karena pesanannya sangat mendadak.
"Ah tidak apa-apa. Ibu senang ko jadi ada yang memborong dagangan ibu." kata Ibu Layla ramah.
"Alhamdulillah bu." balas Rifah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Dalam Cinta
Teen FictionSaat aku mencintainya dan menginginkan dirinya menjadi pendamping hidup ku, saat itulah Allah menjauhkan dirinya dari kehidupanku. Tetapi, saat aku sudah tidak berharap kepada dirinya, saat itu pula Allah mendekatkan dirinya kepadaku. Apakah dia j...