Dhuha

242 69 42
                                    

Happy reading. Be enjoyed 😚

Bonus quotes dari @Wirda_Mansur

"Buat yang pada punya hajat, usaha, masalah, bosen idup begini mulu, pengen ada perubahan, pengen sukses dunia akhirat, pengen berhasil dunia akhirat, lagi dikecilin, dijahatin orang, diisengin orang, putus asa, kurang duit, utang, Dhuha itu jadi sholat wajib!"

👀👀👀👀👀👀

"Marwah, Rifah!" teriak seseorang dari belakang.

Mereka menoleh ke sumber suara. Tampak Alifia disana bersama Nafisa.

"Mau kemana?" tanya Alifia.

"Masjid," jawab Marwah singkat.

"Pengen ikut atuh." balas Alifia.

"Yaudah ayo!" ajak keduanya serempak.

"Tunggu, aku simpen ini dulu di kelas ya!" tahan Alifia, menunjukkan berbagai macam makanan di tangannya. Ia segera memasuki kelas, kemudian kembali keluar. Dirinya langsung mengapit diantara kedua temannya.

"Oh iya, kalian kalau ada yang mau beli masker, beli aja di aku yaks! Dijamin, harganya murah tapi kualitas gak murahan, pokonya kalian bakalan puas deh beli barang dari aku!" ungkap Alifia memecah keheningan di tengah perjalanan tanpa henti.

"Aduh ini bisnis women, semangat terus kalau bisnis ya." ujar Rifah menimpal perkataan Alifia.

"Oh iya dong. Saya mah gak kenal sama yang namanya lelah di bisnis. Tapi kalau dipelajaran, beuh, jangan ditanya. Udah tau sendiri kan!" balasnya sambil cengingiran.

"Hahahaa...." mereka tertawa dengan kelakuannya Alifia sahabatnya.

8 menit berlalu, mereka bertiga sudah sampai di depan masjid. Melepas sepatu dan menyimpannya di rak sepatu.

"Mi, mau ke toilet gak?" tanya Marwah kepada Rifah.

Ya, Rifah ini terkadang dipanggil dengan sebutan Umi oleh semua temannya. Entah kenapa dan siapa yang mengawali sebutan tersebut, ia tersadar ketika banyak orang yang memanggilnya dengan sebutan Umi. Ia merasa risih awalnya dengan sebutan yang melekat kepada dirinya, tapi seiring berjalannya waktu, ia pun tidak mempermasalahkan sebutannya lagi.

Apakah ia paling tua diantara teman-teman sekelasnya? Atau paling keibu-ibuan? Ah, rasanya tidak keduanya batin Rifah. Tapi kebanyakan orang bilang Rifah itu sudah dewasa, jiwa keibu-ibuannya sudah melekat dalam dirinya. Jadi, yasudahlah. Selagi itu baik, kenapa harus sewot?? 🥴

"Iya." jawabnya singkat sambil melepas kaos kaki yang masih melekat di kakinya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Selepas melaksanakan sholat sunnah di pagi hari mereka segera beranjak ke lantai bawah.

Tau kah kalian keutamaan sholat sunnah di pagi hari itu?

📃📃📃📃📃

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang menjaga shalat dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR Ibnu Majah).

📜📜📜📜

Dalam hadis yang lain, "Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh kemudian ia duduk dan tidak mengucapkan perkataan yang sia-sia, melainkan berzikir pada Allah SWT hingga menunaikan shalat dhuha empat rakaat, maka dosa-dosanya akan terhapus bersih seperti anak yang baru dilahirkan oleh ibunya, ia tidak punya dosa." (HR Abu Ya'la).

Tidakkah kalian tergiur dengan keutamaan-keutamaan yang telah diberitakan oleh Rasul? Maka dari itu, yuk dibiasakan untuk menunaikan sholat sunnah dhuha minimal 2 roka'at setiap hari 🥰

🌼🌼🌼🌼🌼

"Eh, belum bel masuk kan?" tanya Marwah.

"Belum," jawab Rifah sembari melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya.

"Mau ke kantin gak?" tanya Marwah.

"Eum, boleh deh." balas Rifah dan Alifia yang mengangguk.

Mereka segera pergi meninggalkan masjid menuju kantin yang berada di samping masjid.

Setelah mereka membeli beberapa macam makanan, mereka segera kembali ke kelasnya. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 09.45

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

"Assalamu'alaikum," ucap Marwah dan Rifah yang terlebih dahulu memasuki kelas sedangkan Alifia mengikuti keduanya di belakang.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah." terdengar balasan salam dari beberapa orang.

Tampak di dalam kelas belum ada guru yang masuk dan semua orang di dalamnya masih setia dengan aktivitasnya.

Tak lama setelahnya, sang guru masuk dan menyapa semua siswa.

Menjelaskan materi pembelajaran hingga berakhir dengan pengelompokkan semua siswa untuk membuat Karya Ilmiah tentang Study Tour nya nanti ke Kota Budaya, Yogyakarta.

"Baiklah, jangan lupa tugas pertamanya dikerjakan terlebih dahulu sebelum berangkat ke Yogyakarta nanti." ucap sang guru mengakhiri pembelajarannya.

"Baik Pak," ucap siswa serempak.

"Sekian, Wassalamu'alaikum." tutupnya seraya melangkahkan kaki menuju pintu.

"Wa'alaikumsalam wadahmatullah wabarakatuh. Jaazakumullah khairan katsiir." balas siswa mendo'akan sang guru.

"Guys... yang mau beli masker ke aku ya, dijamin harganya murah dan kualitas gak bakal murahan." teriak Alifia membuat semua pasang mata memandang dirinya.

"Idiih tuh anak, maen teriak-teriak aja." protes Rifah sambil tersenyum miring,

"Tau tuh calon pengusaha besar, dimana-mana promosi aja kerjaanya." ungkap Marwah pula.

"Eh Fi... emang sekarang lagi jualan apa aja? Kemaren bilang ke aku jual kerudung, mukena, liptint, terus sekarang masker. Banyak banget ya jualannya!" tanya Naul yang duduk di belakang Alifia.

"Ohehee, semuanya aku jual ko. Mau masker, liptint, kerudung, baju, ah pokonya semua ada. Apa Naul mau beli? Beli dong ayo," ujar Alifia bertanya dengan nada memaksa.

"Ehehe... nanti aja deh kapan-kapan aku beli. In syaa allah," balas Naul.

"Janji ya!" paksa Alifia.

"Ishh gak janji atuh, gimana nanti aja kalau aku butuh, terus ada uangnya in syaa allah aku beli ke kamu, gitu." protes Naul

"Aah oke lah." ucap Alifia pasrah. Seraya berjalan ke depan untuk mencharger hp nya.

*_*_*_*_*_*_*_*

Guys...

Saran, kritik, and vote nya yaa para readers.


Thank you very much 🥰🥰
Be happy 🥳
Love you 😘

Diam Dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang