Pasca kasus psikopat gila.
Setelah satu minggu kejadian malang menimpaku, sekarang aku sudah berada di rumahku sendiri.
Dua hari setelah pelaporan, akhirnya polisi berhasil melacak keberadaan si psikopat sinting itu. Kasusnya sekarang sudah berakhir, psikopat itu juga telah dijebloskan ke sel jeruji besi. Syukur, aku tak lagi keluar kantor polisi untuk menindaklanjutinya.
Setelah kejadian itu, tetangga sekomplek langsung tahu. Pasalnya Anisa bebrapa kali mengunggah story tentang kejadian nahas itu. Termasuk menampakkan mukanya yang memar akibat tonjokan kasar waktu itu.
Banyak teman dan tetangga yang ke rumahku. Aku yakin mereka tidak seratus persen mengkhawatirkanku, melainkan hanya ingin tahu cerita malangnya aku diburu psikopat. Awalnya memang mereka menanyakan keadaanku tulus aku tahu itu, tapi ujung-ujungnya mereka juga ingin mendengar cerita psikopat yang seakan menjadi bahan rumpi trending topic minggu ini.
Mereka juga banyak memberiku saran untuk ikut bela diri macam silat, taekwondo, judo dan apalah sejenisnya. Saran-saran itu tidak ada yang berguna sama sekali, buat apa? Memangnya aku akan bertemu dengan psikopat lagi? Tidak kan! Jangan sampai! Sudah sekali saja!
Mereka sangat histeris mendengar ceritaku, tapi kebalikannya aku sangat bosan dengan pertanyaan mereka. Bagaimana tidak bosan, betapa malasnya aku mengingat kejadian itu. Aku sempat syok untuk beberapa hari.
Aku tak ingin mengingat-ingat kejadian itu lagi, tapi mau bagaimana lagi kasihan mereka datang jauh-jauh yang rata-rata teman SMA dan beberapa anggota OSIS yang dekat denganku. Bahkan, diantara mereka ada yang berinisiatif untuk mengangkat kisah mengerikanku sebagai bahan materi buletin mading sekolah. Betapa tertekannya aku, ini bukan lelucon! Tapi, ya aku pasrah-pasrah saja toh aku sangat bersyukur masih bisa selamat. Untungnya juga aku sudah lulus dari SMA. Jadi, bukan masalah yang besar jika kisah memgerikanku dijadikan bahan materi buletin mading.
Untuk berjaga-jaga juga ibu memasang CCTV disegala penjuru ruangan. Mendengar kabar itu ibu syok juga tentunya. Tapi, menurutku ini terlalu berlebihan, seharusnya ibu tak memasang CCTV sebanyak ini. Terlebih lagi seluruh jendela dirumahku sekarang ditralis. Tak terkecuali kamarku, mendapat perhatian lebih dengan tralis yang dipasang rapat-rapat dan hanya menyisakan sedikit-sedikit celah. Ini terlalu berlebihan dan aku merasa ibu terlalu paranoid, tapi semua yang dilakukan memang karena untuk keselamatanku. Jadi, aku hanya bisa pasrah untuk kesekian kali.
Aku memang sedikit syok, tapi tidak kurang dari tiga hari. Setelahnya aku merasa baik dan bisa menjalani hari-hari seperti biasa.
***
Malam minggu telah tiba, sekarang aku dan Anisa sedang berjalan untuk menghadiri rapat karang taruna. Disana sudah cukup banyak orang.
Mataku melirik-lirik kesekitar dan berjumpalah mataku dengan matanya. Ya dia, Kak Yogi. Aku tahu Kak Yogi memang anggota dari karang taruna juga. Jabatanya sebagai sekretaris satu. Dia menyunggingkan senyum tipis tapi intens dan kubalas juga senyumannya. Kebiasaan sejak kami saling mengenal, Kak Yogi memang ramah, bahkan terlalu ramah.
Pukul 19.30 WIB rapat dimulai. Seiring rapat berjalan beberapa kali pandanganku bertemu dengan pandangan Kak Yogi. Anisa yang jail beberapa kali mencubitku. Bukan cubitan kasar, melainkan hanya menggoda. Sedari tadi dia memperhatikanku dan Kak Yogi.
Para pemuda karang taruna diminta untuk mengisi acara peresmian aula di balai desa kami. Malam ini kami berunding bersama. Setiap anggota wajib mengeluarkan pendapatnya. Kemudian untuk mendapat keputusan yang jelas kami sepakat mengadakan voting untuk penentuan isi acara tiga hari mendatang. Kali ini aku memilih untuk mengusulkan untuk menampilkan flashmoob dan penampilan band. Entah dengan yang lain keputusan tergantung vote.
"Ya... jadi, kita sepakat untuk acara peresmian gedung baru sebagai aula yang kita tempati kini, para pemuda karang taruna akan menampilkan drama musikal dan penampilan band," Helmi, ketua karang taruna sedang berkhutbah.
Dalam hati aku setengah ingin tidak ikut acara tampil tiga hari lagi. Bermain drama bukan keahlianku. Aku bukan termasuk orang yang punya percaya diri tinggi ubtuk itu. Semoga saja aku hanya dijadikan tokoh pendamping.
"Untuk pembagian tokoh dan peran akan diumumkan lewat grup WhatsApp. Saya selaku ketua karang taruna mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyampaian maupun jalannya rapat malam ini. Sekian dari saya Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakayuh."
Rapat berakhir. Sepanjang perjalanan pulang aku mengingat-ingat kejadian dimana aku dan Kak Yogi saling bertatap mata. Membayangkannya membuat aku ingin senyum-senyum sendiri, tapi untung aku masih bisa menahannya karena aku dan Anisa sempat berdebat mempermasalahkan tampilan untuk isian acara peresmian aula. Anisa sekarang memihak kedrama musikal. Aku akui ia memang jago dalam hal seperti itu, aku tahu sendiri dia tipe orang yang sangat percaya diri.
"Ellena mampir beli sate yuk!" Kata Anisa sambil menunjuk tukang sate angkring pinggir trotoar.
Bukan ide yang buruk untuk seorang jomblo malam mingguan di angkring tukang sate bersama sahabatnya. Aku langsung mengiyakan permintaan Anisa.
"Sepuluh ribuan dua pak!" Anisa langsung memesan sate.
"Tunggu ya mba."
Sambil menunggu tukang sate kulihat Anisa asyik sendiri dengan ponselnya. Sesekali memotret angkringan kecil ini, sesekali juga memotretku! Aku tahu ulah Anisa, seperti itu hanya untuk mengupdate status tentunya. Dia memang cukup famous di-facebook.
"Silahkan mba," kata penjual sate sambil menyodorkan dua porsi sate ayam.
Aku dan Anisa langsung menyambar sate itu. Kami melahapnya sampai habis. Kemudian kami kembali melanjutkan pulang sambil jalan kaki. Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan tubuhku di kamar dan lupalah aku hingga tertidur pulas.
***Aku bertopang dagu di ruang tamu, sesekali berniat untuk ke butik ibu. Kulihat jam di layar handphone baru milikku. Setelah handphone milikku remuk ditangan psikopat keji itu, ibu membelikanku lagi. Lumayan, keluaran terbaru dan lebih bagus dari yang kemarin. Katanya sih untuk membuatku semangat dalam mengerjakan tugas. Ibuku lucu sekali, tidak ada sangkut pautnya bukan?
Ternyata masih jam 08.00 WIB. Kubuka ratusan pesan dari grup WhatsApp karang taruna. Otomatis langsung terkejut ketika aku membacanya.
Kenapa? Kenapa? Kenapa harus aku yang jadi tokoh utama wanita didrama musikal itu? Kemampuanku sangat minim dalam hal seperti itu. Kalau saja drama musikal ada dimata pelajaran pasti aku sudah remidial setiap ulangan.
Aku menggeser-geser layar dan semakin terkejut ketika terpampang nama Kak Yogi sebagai tokoh utama pria. Seharusnya aku senang. Seharusnya aku bangga. Lawan mainku adalah seseorang yang aku sukai. Tapi, tidak! Aku tidak senang, tidak juga bangga. Bagaimana nanti aku akan beradu akting dengannya jika bertemu dia saja aku canggung.
Aku tahu ini pasti Helmi yang ngatur. Mumpung masih buka WhatsApp, Hamidah, Hamzar, Hana, Helmi. Yeah.. ini dia kontak Helmi.
"Helmi, kumohon rubah perannya. Aku menolak dengan sangat untuk jadi tokoh utama!" Tanpa pikir panjang mulutku langsung menerabas ketika jaringan sudah tersambung dengan Helmi.
"Tidak bisa Ellena. Aku sama Ranvi udah nentuin. Kalau diganti lagi pasti ada yang protes lagi. Sejauh ini belum ada yang protes dengan perannya kecuali kamu, semua sudah setuju kok," Helmi menjawab dengan santai.
Meski Helmi statusnya memang ketua karang taruna tapi aku sudah kenal dia sejak lama. Rumah kami hanya berjarak duapuluh meter. Kami memang sudah akrab. Sudah biasa juga berdebat dengan bahasa aneh kami. Jadi, jangan kaget kalau aku agak menaikkan sedikitnya satu oktaf dari nada bicaraku yang biasanya. Terlanjur sebal!
"Nggak peduli. Ganti siapalah, Mila? Anisa? Hana? Atau yang lain kan masih ada! Ini drama Helmi, bukan keahlianku!" Aku mendengus kesal. Tapi Helmi yang bersangkutan tidak peduli juga rupanya.
"Tidak bisa. Semua sudah sepakat. Semua orang juga kalau ditawari jadi tokoh utama mah nggak mau. Kecuali artis papan atas! Bye Lena, persiapkan saja dirimu. Masalah latihan akan kukabari lagi," Helmi memutus sambungan?
Aku jadi tokoh utama wanita? Kak Yogi jadi tokoh utama pria?
---------
BIG THANKS TO READERS!
See you!Kritik dan saran?
![](https://img.wattpad.com/cover/184994423-288-k468695.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
RomanceSeuah cerita yang mengangkat kisah cinta seorang remaja. Dibangun dengan tokoh utama bernama Ellena Zarra. Kisah cintanya berawal dari ia mencintai seseorang bernama Yogi. Yogi mampu mengubah segalanya. Ellena merasa dunia akan indah apabila ada Yog...