11

19 5 0
                                    

Di bawah hujan yg deras di malam hari. Di jalanan yg sepi yg tidak ada tanda tanda kehidupan.Sunyi,Gelap,dan sendirian.gabrina duduk di pinggir jalan trotoar memeluk lutut dan menangis sejadi jadinya.berteriak protes kepada tuhan kenapa begitu menyedihkan sekali hidupnya.

Sepulang dari cafe tadi martin mengantar kan gabrina ke rumahnya dan martin langsung saja pamit utk ke apartemen nya.sekitar setengah jam gabrina mendapat panggilan dari kliennya untuk membunuh seseorang. Ia ingin berhenti dan lari dari kehidupan ini. Tapi rasa itu tetap masih ada. Rasa benci,marah,sedih bergabung menjadi satu dan melakukan misi inilah salah satu pelariannya.

"Kenapa semua pergi....." lirih gabrina.

"Ian...mama...Papa..Nggak sayang lagi sama ina" ucap gabrina sambil mengadahkan wajah nya ke atas dan air hujan langsung mengenai wajah putih pucatnya.

"Ian....lo di mana gue rindu...." lirih gabrina.

"Ian...gue mau cerita....mama udah ketemu loh...lo kapan?" Racau gabrina.

Tadi gabrina sudah mendapatkan info kalau ibunya sudah di temukan dan langsung dimakamkan di tempat di mana ibu nya di temukan. Sulawesi. Di sana lah ibu nya di makam kan.
Gabrina merasa seluruh tulang tubuh nya langsung lepas. Antara senang ibu nya telah di temukan dan sedih jika ibu nya telah tiada.

"Gue nggak bisa ke sana yan......" lirih gabrina lagi

"Gabrina " suara berat seseorang yg memanggil gabrina.

Langsung saja gabrina mengangkat kepala nya dan melihat siapa yg berdiri di depan nya.

"Brian....." ucap gabrina sambil berdiri dan menghampiri cowok yang memakai payung hitam dan memakai jaket serta celana denim.

"Ini beneran elo..."lirih gabrina

"Na sadar na ini aku calvin" Seru calvin sambil menepuk nepuk pelan pipi gabrina.

Tiba tiba saja gabrina pingsan.

..........

"Duh....siapa yg bisa gue hubungin ya?" Tanya calvin kepada dirinya sendiri sambil menggaruk kepalanya.

Tadi calvin mengantar gabrina ke rumah sakit terdekat dan sekarang mereka sudah ada di ruang inap karna dokter menyarankan agar ganbrina menginap sekitar sehari atau dua hari.

"Ah...cek hp si brina aja" sahut calvin lagi.

Di kontak gabrina hanya ada dua nomor yaitu martin dan papa arvin.pertama calvin menelpon no papa arvin tapi tidak di angkat dan sudah berkali kali ia menelpon belum juga di angkat angkat.
Satu satu nya harapan adalah martin.

"Ada apa na"

"Mmm...maaf sebelumnya saya calvin teman nya gabrina tadi saya ketemu gabrina di..." calvin tidak melanjutkan ucapan nya karena di potong oleh martin.

"To the point" potong martin sedikit ketus.

'Galak amat' batin calvin

"Gabrina masuk rumah sakit" jawab calvin

"Rumah sakit mana?" Tanya martin yg sedikit cemas.

"Rumah sakit medika di ruang ugd" jawab calvin.

"Pindahin gabrina ke ruang vip cepat...gue yang bayar" sahut martin yg sedikit tergesa gesa.

"Iy..." lagi lagi ucapan calvin terpotong karena martin memutuskan panggilannya.

"Hobi banget sih potong ucapan orang" omel calvin kepada telpon gabrina.

"Eungh...." erang seseorang dan berhasil membuat bulu kuduk calvin berdiri

"Duh...suara siapa tuh" ucap calvin pelan.

Posisi calvin sekarang adalah membelakangi gabrina jadi ia tidak tau kalau gabrina sudah sadar.

"Vin..." lirih gabrina pelan

"Ih...kok tu hantu tau nama gue?" Monolog calvin.

"Oh ya gue kan harus ke ruang administrasi" ucap calvin sambil menepuk keningnya pelan.dan ia sudah lupa dengan suara yang ia anggap suara hantu.

"Oh ya hp gabrina gue balik in dulu lah" sahut calvin dan membalik kan badan nya dan terkejut melihat gabrina yang sudah sadar.

"Eh na...kapan bangun" ucap calvin polos

"Dari tadi" ucap gabrina sedikit ketus.

"Oh dari tadi....eh..kok nggak bilang bilang kalau udah bangun?" Tanya calvin lagi

Gabrina tidak menjawab dan tiba tiba ada seorang pria tampan yang hanya memakai celana pendek dan kaus.

"Na lo nggak papa kan" tanya nya khawatir sambil berjalan ke arah ranjang gabrina.

"Nggak papa kok" ucap gabrina sambil tersenyum.

"Syukurlah..." ucap nya bernapas lega.

'Ini bukan nya cowok yg di cafe sama brina tadi ya?' Batin calvin bertanya.

"Eh lo...lo ya yang nelfon gue tadi" tanya martin ke arah calvin.

"Eh...iya" jawab calvin sedikit gugup.
bagaimana tidak tampang martin sekarang rambut yg acak acakan dan hanya memakai kaos tipis yg kebetulan di luar hujan dan otomatis menampakkan badan nya yang atletis.

"Nggak usah gugup gitu kenalin gue martin" ucap martin memperkenalkan diri

"Calvin" jawab calvin

"Oh ya vin sekarang udah ada gue dan lo boleh pulang sekarang" ucap martin

"Ok...Oh ya ini hp gabrina " jawab calvin sambil mengembalikan hp gabrina.

"Oh ya thanks ya udah bawa gabrina ke rumah sakit" ucap martin.

"Gab....aku pamit dulu ya..." ucap calvin ke gabrina dan di jawab oleh anggukan gabrina.

"Thanks ya vin " ucap gabrina sambil tersenyum

"Heem...." dehem martin yg sedikit keras.

"Iya sama sama....duluan ya" pamit calvin dan langsung keluar dari ruang inap gabrina.

"Na tu siapa sih" tanya martin ke gabrina setelah calvin keluar.

"Temen" jawab gabrina pendek.

"Oh.....lo nggak mau pindah ke ruang vip nih?" Tanya martin.

"Nggak gue mau pulang sekarang" jawab gabrina.

"Tapi lo kan harus istirahat" tanya martin.

"Gue kan bisa istirahat di rumah" jawab gabrina.

"Ya udah lo tunggu di sini dulu gue urus administrasi dulu" pamit martin sambil mengecup lembut kening gabrina.

Mereka berdua tidak tau bahwa ada seseorang yg melihat adegan tersebut siapa lagi kalau bukan calvin.

'Mungkin mereka emang pacaran' batin calvin.

~🍬🍬~

Jangan lupa vote dan comment.....

#Dhea475.

CHANGES [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang