6

20 6 1
                                    

------------------------------------------------------------------------------------------------


Gege, bintang yang ini..namanya apa?

Ooh, itu? itu namanya Spica, kenapa memang?

Dia paling terang dari bintang di sekelilingnya, cantik


------------------------------------------------------------------------------------------------


Waktu itu, aku baru pertama kali menemukan taman sepi ini, gara-gara nggak sengaja terlewat ketika pulang belanja dengan ibu. Aku senang sekali, akhirnya diperbolehkan main keluar oleh ayah. Meski cuma saat senja saja.


Awalnya aku sedih karena tiap waktu harus main sendiri. Sudah begitu, aku benci pakai tangan bohongan itu, karena kata ibu, sejak lahir aku tidak punya tangan kiri sungguhan dari lahir. menjengkelkan. Padahal aku sudah berusaha bilang ke ibu kalau aku bisa apa saja dengan tangan kananku saja, kalau perlu, pakai kaki tak apa, tidak butuh benda itu.


Tapi ibu selalu menggeleng. Aku juga tak berani bilang ayah. Ayah seram kalau marah


***


"Jie?" kupanggil Daiyu-jie yang dari tadi bengong,

"E-eh, maaf Zeyu, jie-"


"Nggak apa, jie penasaran sama ini, kan?" kugulung bagian lengan kiri kausku yang kosong. Tak ada apa-apa. Daiyu-jie jadi tambah salah tingkah. "Tadi, bukannya Zeyu cerita kalau Zeyu pakai ngg.. itu"


"Hehehe, makanya jie dengar aku dulu"


***


Belum lama aku main disini, besoknya kulihat ada orang lain yang datang lebih dulu dari aku. Kupikir cuma aku yang main disitu, soalnya tempat ini sudah jelek sekali. Orang itu cuma duduk di bangku taman. Diam saja.

Awalnya aku ragu mau main, tapi begitu gege itu melihatku, dia tersenyum dan menyapaku,


"Halo"


Ibu selalu bilang jangan percaya sama orang tak dikenal. Tapi, gege itu beda. Melihatnya saja rasanya aku senang, tak tahu kenapa. Beda ketika aku melihat anak-anak sekolahku—pembohong— yang begitu bersikap manis padaku cuma karena keluarga Yu –keluargaku—dibilang elit lah, kaya lah, apa lah.


Intinya orang itu beda.


Jadi, kuputuskan untuk duduk disebelah gege itu sambil memainkan bola basket baru dari ibu.


"Kamu suka main disini?" gege itu menyibak daun-daun kering kotor dan debu disekitar tempatku duduk.

Abandoned StellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang