9

14 6 0
                                    


"Ah, ternyata Lin Daiyu" ucap Hendery begitu melihat wajahku. Wah, kenapa orang ini tahu namaku, dari sekian nama siswa yang ada.

Hendery menangkap ekspresi keherananku, "tidak sulit untuk mengenali siswi teladan yang sering telat" dan tersenyum kecil,


"Kuanggap itu pujian, terimakasih"

"Sama-sama"


Ketika tanganku hendak mengambil buku XiaoJun yang tergeletak, Tangan Hendery lebih cepat lagi mengambilnya duluan,


"Maaf ya, tadi, sampai jatuh begini"

"Tidak, salahku juga"


"Kurasa aku harus segera pergi, ini bukumu-" sesenti lagi buku XiaoJun dalam genggamanku, Hendery malah mematung, menatap buku catatan itu. Senyum ramahnya hilang entah kemana dalam sekejap. Seketika, terngiang dalam kepalaku, suara gelisah Yukhei




Jangan




"Kalau kupikir lagi, " nampak sebaris senyum ganjil di wajahnya, "waktu istirahat masih tersisa,


maukah kau menemaniku sebentar?"


***


Hendery berjalan dengan begitu santai dan tenang, sementara aku mengekor dibelakangnya dengan cemas. Mataku tetap terpaku pada buku XiaoJun yang masih dalamm genggamannya. Mau dia apakan itu? Terlebih lagi, sekarang hendak kemana dia? Macam-macam pertanyaan berputar dalam pikirku.


Aku tak tahu berapa lama aku berjalan, selepas melewati banyak ruang dan koridor, sekarang aku tengah berdiri di depan pintu ruang OSIS.


Hendery membukakan pintu, mempersilakanku masuk.



Apa aku punya hak menolak?

Kurasa tidak.



Jadi, aku melangkah pelan masuk ke ruang penuh rak buku dan dokumen itu. Kutelaah sepenjuru ruang, seluruh perabot didalamnya berwarna putih, termasuk dindingnya pula. Namun hanya meja kerja di sudut ruangan itu yang berwarna kelabu sendiri, terdapat beberapa pot mungil warna-warni berisikan kaktus diatasnya.


Hendery membiarkan pintu terbuka separuh, dan duduk di kursi yang berada tepat di belakang meja kerja kelabu tadi. "Ah, geser saja kursi bundar itu kemari," ujarnya begitu melihatku bingung akan duduk dimana. Aku jadi kagok sendiri. Hendery tersenyum manis melihatku menggeser kursi dan kini duduk di depannya.


"Maaf tiba-tiba mengajakmu kesini"



"-Ah, tak masalah.."



Abandoned StellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang