Arc 1 : Toko baru yang aneh

77 20 197
                                    

Kelima belas sahabat sekarang berjalan ke toko yang baru buka, dan alangkah terkejutnya mereka mendapati bahwa toko itu sudah buka. "Kapan toko ini buka?," tanya Marie.

"Sudah buka dari jam 3 pagi dek," kata pemilik toko tersebut.

"Mengapa paman membuka toko sepagi itu?," tanya Alicia.

"Burung yang bangun pagi akan mendapat lebih banyak cacing," kata pemilik toko tersebut.

"Huh...?," tanya Wendy.

"Maksudnya jikalau dia membuka tokonya pagi-pagi dia akan mendapat banyak berkat/pahala," jelas Marie.

"Tetap saja, gak rugi tuh paman?," tanya Wendy.

"Gak... paman udah terbiasa kok, lagian ini perintah bos kami."

"Bos...?," tanya Daniel.

"Tidak usah membahasnya, silahkan masuk anak-anak."

Kelima belas sahabat itu kemudian masuk kedalam toko, dan mata mereka berbinar ketika melihat isi toko itu. Toko itu dipenuhi oleh barang-barang yang aneh, dan itu membuat sebelas dari lima belas sahabat itu semangat. Sedangkan empat lainnya hanya curiga dengan isi toko tersebut. "Silahkan dilihat-lihat," kata sang pemilik toko.

Akhirnya, mereka berlima belas berpencar. Alicia, Verin, dan Alice melihat-lihat sebuah cermin.

"Cermin yang indah," kata Alice

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cermin yang indah," kata Alice.

"Benar... hm...?," ujar Alicia.

"Kenapa Ali?," tanya Verin.

"Mengapa bayangan kita tidak muncul?," tanya Alicia.

Kedua sahabat yang lain langsung menatap cermin itu, ternyata memang benar mereka tidak memiliki bayangan. "Bagaimana caranya?," tanya Alice.

"Huh...? Cermin jenis apa ini?," tanya Verin.

"Entahlah...," kata Alicia mengobservasi.

Verin kemudian mendekatkan diri untuk menyentuh cermin tersebut, disisi lain Daniel menatap Verin dengan curiga. "Sampai kapan kau ingin menatap Verin?," tanya Vera.

"Aku tidak percaya padanya," balas Daniel.

"Terserah padamu Haniel," kata Vera.

Haniel menatap Vera dan meramas pundak Vera, hal itu membuat Vera melototi Haniel. "Adikmu itu tidak polos, dia pasti jahat."

"Terserah padamu Haniel," ujar Vera sambil menatapnya.

"Haniel... diamlah!!!," perintah Marie dengan suara yang kecil.

"Kau gak ada hubungannya dengan semua ini jalang," kata Haniel.

"Jalang... siapa yang kau panggil jalang?," tanya Marie dengan suara mengancam.

FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang