Tzuyu menoleh ketika mendengar ada yang berjalan mendekatinya. Ternyata itu Yeonjun dengan wajah mengantuknya, "Loh, Mama kan belum bangunin. Kok udah bangun?"
Yeonjun tersenyum ke arah Mamanya yang terlihat sibuk dengan masakan untuk sahur hari ini. "Gak apa Ma, kebiasaan kan biasanya sahur sendiri."
Tzuyu mengangguk, "Mama cuma masak seadanya, gak apa Kak?"
Yeonjun mengangguk, "Gak masalah, Riga bakal makan apapun buatan Mama."
Tzuyu tertawa mendengar perkataan anaknya itu, tiba-tiba dia teringat kejadian semalam. "Si Runa sama Sena masih berantem?"
"Masih Ma," Yeonjun tersenyum geli mengingat kejadian semalam. Dia benar-benar merasa lucu mengingat alasan berantem kedua adiknya.
Hyunjin tetaplah Hyunjin, lelaki itu selalu hobi memainkan handphone Jeongin. Bahkan sering membalas pesan-pesan yang masuk. Jadi, kejadian yang sering terjadi terulang kembali.
Saat memainkan handphone Jeongin, ada satu pesan yang masuk yang membicarakan soal tugas kelompok. Mereka masih menentukan soal hari. Tapi, alih-alih mengetik kata 'hari' Hyunjin justru mengetik 'hati' membuat teman yang mengechat menggoda Jeongin.
Padahal itu kan salah ketik, kesalahan paling sering Hyunjin. Membuat Jeongin marah dan tak mau berbicara lagi dengan Abangnya itu.
"Riga, tolong bangunin adik-adik kamu ya? Mama mau bangunin Papa dulu."
Yeonjun mengangguk dan mengecup pipi Mamanya sekilas.
Cup!
Tzuyu geleng-geleng kepala melihat tingkah Yeonjun.
°°°°°°°°°°
"Dek, bangun."
Yeonjun mendekati ranjang Jeongin, menurutnya membangunkan adik bungsunya lebih mudah daripada Hyunjin. Soalnya Jeongin akan langsung bangun ketika mendengar seseorang memanggilnya.
Benar, tak lama Jeongin terbangun dengan wajah mengantuknya. Tangannya langsung mengucek matanya, "Sahur ya Kak?"
"Iya, bangun ya Kak Riga mau bangunin Sena dulu. Apa Adek aja yang bangunin?"
Jeongin menggeleng dengan cepat, wajahnya masih terlihat kesal. "Gak, buang-buang tenaga aja. Bang Sena kan susah banget dibanguninnya. Runa mau cuci muka dulu aja."
Yeonjun tersenyum geli kemudian beranjak menuju Kamar Hyunjin yang berada di sebelah Kamar Jeongin. Dia menghela nafasnya sebelum masuk, soalnya membangunkan Hyunjin memang lumayan sulit.
Ketika di buka kamar itu masih gelap karna Hyunjin memang lebih suka tertidur dengan lampu dimatikan. Pas saklar lampu dinyalakan Yeonjun langsung menghela nafasnya. Melihat posisi Hyunjin tidur saja dia sudah lelah.
Adiknya itu tidur dengan posisi kepala yang hampir keluar dari ranjang, sprei yang ditiduri sudah berantakan bahkan beberapa bantal juga berpindah posisi ke lantai.
"Astaga!" Yeonjun menggeleng, padahal di Kamar Jeongin semua terlihat rapi sementara Kamar ini tak ada bedanya dengan kapal pecah. "Sena, bangun."
Masih tak ada respon.
"Sen, bangun. Nanti keburu imsak."
Masih tak ada respon.
"Sen, kalau gak bangun Kak Riga gak bakal bangunin lagi loh."
Kesal karna tak ada respon membuat Yeonjun menggoyangkan tubuh adiknya, tapi percuma Hyunjin tetap tertidur seakan tak ada gangguan.
"Bang Sena belum bangun Kak?" Jeongin muncul di muka pintu sambil berjalan mendekat, "Belum, susah banget banguninnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravish Fam's (Complete)
Short StoryKeluarga Ravish cuma terdiri dari Papa, Mama dan dua anak laki-lakinya.