n

371 55 1
                                    

haeun memilah sayuran yang akan dimasaknya bersama pria yang dipanggilnya nana.

sesekali ia mengelap keringat di wajah dengan punggung tangannya.

walaupun hanya makan kecil, tapi belanjaan yang dibeli mereka sangat banyak.

mereka pulang dengan sepeda usang milik haeun.

lagipula hari ini jaemin bebas, tak ada penjaga maupun pengungtitnya.

"aku akan coba masak sup kentang." pekik jaemin.

ini pertama kalinya jaemin bersifat terbuka.

di matanya, haeun adalah rumah untuknya.

bukan bangunan dengan arsitektur kuno dan balutan mansion mewah.

baginya, bersama haeun adalah rumah.

jaemin memasukkan bahan-bahan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh haeun.

sekali lagi ia menuruti aturan, tapi kali ini aturan yang tak mengikatnya.

wajahnya berpeluh, tapi ia masih sibuk dengan sup di depannya.

haeun yang melihat nana kewalahan, segera membantunya.

ia mulai dari usapan tisu yang mendarat di wajah jaemin.

jaemin berhenti beraktivitas. ia merasakan dadanya bergetar. karena penasaran, ia memastikannya dengan meraba dadanya sendiri.

melihat jaemin bertingkah seperti itu, haeun terkekeh.

belum sadar juga rupanya.

akhirnya lamunannya buyar, sup di depannya sudah mulai berbuih. tandanya sudah masak, ia memutar knop kompor.

berakhir pada jatuhnya sup itu pada dua mangkok berukuran sedang.

haeun menyicipnya sebentar. lalu setelahnya tersenyum hangat.

"nana,"

"aku tau, masakanku yang terbaik. coba yang ini juga." ujar jaemin seraya menyuapinya sesendok makanan hasil ciptaannya.

sungguh kupu-kupu di dalam hati haeun terbangun. entah kenapa perlakuan seperti tadi membuat jantungnya bekerja lebih cepat.

ia hanya bisa menyembunyikannya lewat senyuman.

arcane; jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang