Bab 6 - Way to the Wedding

47.5K 3.3K 92
                                    

Bab 6

Way to the Wedding

Seminggu sebelum hari pernikahan Davin dan Renee, mereka makan siang bersama Langga dan Siena hari Minggu itu, di restoran milik Renee. Siena bertanya banyak hal tentang hal-hal kesukaan Renee, mulai dari lagu kesukaan, bunga kesukaan, warna kesukaan, dan banyak hal lain. Ia juga menunjukkan planning acaranya.

Renee hanya memberikan jawaban seperlunya, terkadang mengangguk atau menggeleng menanggapi pertanyaan Siena. Sementara, justru Siena yang tampak antusias di sini. Davin tak bisa mengalihkan tatap dari Siena yang tampak senang ketika menjelaskan rincian acaranya nanti.

Sementara kedua wanita itu sibuk dengan rancangan acaranya, Langga menyenggol Davin.

"Aku nggak nyangka kamu akan menikah sama anak konglomerat. Kamu beruntung banget, Dav," ucap Langga.

Davin mengernyit. Beruntung? Davin mendengus dan menatap Langga.

"Kamu juga akan menikah dengan cewek sebaik Siena," sebut Davin.

Langga tersenyum dan menatap Siena penuh cinta. Davin mengalihkan tatap, menolak merasa cemburu pada sahabatnya itu.

"Dulu, waktu kamu bilang mau bangun perusahaan sendiri, aku ngeraguin kamu. Aku sama Siena," ucap Langga.

"Aku tahu, kalian khawatir sama aku waktu itu," ucap Davin maklum.

"Sekarang, kamu benar-benar udah sukses. Bahkan, kamu bisa masuk ke dunia yang katamu bukan duniamu itu." Langga tersenyum pada Davin. "Dulu, tiap kamu datang ke acara pesta perusahaan, kamu selalu bilang kalau di pesta itu kamu seolah tersesat, karena itu bukan duniamu."

Davin mengangguk. Sampai saat ini pun, itu bukan dunianya. Bahkan, di pesta pertunangannya minggu lalu pun ... Davin merasa ... asing di sana.

"Tapi, sekarang semua udah beda. Kamu akan nikah sama anak konglomerat, Dav. Selamat, ya." Langga menepuk pundak Davin senang.

Davin hanya tersenyum datar. Tidakkah Langga menyadari betapa beruntungnya dirinya bisa mendapatkan Siena? Karena bagi Davin, Siena adalah ... cinta pertamanya.

***

"Kamu sebegitu cintanya sama cewek itu?" singgung Renee begitu Langga dan Siena pergi.

Davin tak menjawab.

"Dia cinta pertamamu atau apa?" dengus Renee dengan nada meledek.

"Ya, dia cinta pertamaku." Jawaban Davin terdengar mantap.

Renee mendengus pelan. Ketika George datang membawakan makaroni bolognese-nya, Renee tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada pria itu.

"Kamu sendiri, meski akan segera nikah, kamu masih berani nemuin kekasihmu?"

Renee mengerutkan kening. "Kekasih apa?"

Namun, Davin tak menjawab.

"Tapi, aku kaget juga tentang cewek itu ternyata cinta pertamamu," aku Renee. "Dari ciumanmu, aku bisa tahu kamu pasti playboy, itu pun mesum. You're a good kisser. Jadi, kamu pasti punya banyak cewek. Atau, seenggaknya sering tidur sama sembarang cewek." Renee memutar mata jengah. "Kelihatan juga sih, dari syarat yang kamu kasih ke aku. Kayaknya, kamu tipe yang nggak bisa ngelewatin malam tanpa cewek."

Davin menatap Renee. "Hal yang sama berlaku juga buat kamu. You're good too."

Renee menyipitkan mata. "Satu hal yang perlu kamu ingat. Selama kita nikah, jangan sampai terlibat skandal sama cewek lain. Di kesepakatan kita, pernikahan kita akan langsung berakhir kalau itu terjadi. Tapi, buat aku, semua nggak akan berakhir semudah itu," ancamnya.

A Proposal From Mr. Stranger (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang