Bab 15
A Sad Goodbye
Setelah melewatkan satu minggu di Kanada, setelah menyempatkan melihat aurora, juga setelah tour tamannya beberapa hari terakhir, akhirnya Renee dan Davin pulang juga ke Jakarta. Mereka tiba di rumah dini hari, tapi rumah tampak sangat sibuk. Para pelayan sibuk mondar-mandir, ada Erlan dan Lyra juga.
"Ada apa ini?" tanya Renee sembari menghampiri Erlan yang duduk di sofa ruang tamu.
Erlan perlahan berdiri dan menatap Renee penuh sesal.
"Maaf, karena aku nggak ngasih tahu kamu tentang ini."
Renee mengerutkan kening bingung.
"Sebenarnya, di hari kamu pergi ke Kanada, Kakek jatuh sakit. Tapi, ternyata, sakit Kakek udah parah dan selama ini Kakek nyembunyiin itu dari kita."
Renee mengernyit. Apa-apaan ini?
"Kenapa kalian nggak ngabarin aku atau Renee?" Davin bertanya di sebelahnya.
"Kakek yang minta," Erlan berkata. "Selama kalian di Kanada, atas perintah Kakek, aku ngelarang sekretaris dan asisten kalian ngehubungin kalian."
Renee mencelos. "Kenapa?" Pertanyaan itu mewakili sekian banyak tanya yang memenuhi kepala Renee.
Kenapa kakeknya tiba-tiba jatuh sakit? Kenapa kakeknya menyembunyikan sakitnya? Kenapa kakeknya tak mau mengabari Renee? Kenapa ...?
"Kakek udah nunggu kamu. Kakek nggak mau dibawa ke rumah sakit sampai kamu pulang."
"Kenapa?" Suara Renee bergetar.
Erlan menepuk bahu Renee lembut. "Kamu temuin Kakek aja. Nanti juga kamu tahu alasannya."
Erlan lalu menatap Davin. "Kamu juga ikut, ya. Tolong temenin Renee. Kakek juga pengen ketemu kamu."
Renee merasakan Davin menggandeng tangannya ketika mereka meninggalkan ruang tamu. Kepala pelayan rumah itu mengantar Renee dan Davin ke kamar kakek Renee. Pintu ruangan dibuka dan Renee masuk.
Ia bisa melihat kakeknya, yang biasanya selalu berdiri tegak dan tegas, terbaring di atas tempat tidur dengan selang infus menancap di punggung tangannya. Renee mencengkeram tangan Davin yang masih menggenggamnya, erat, sebelum melangkah mendekati kakeknya.
Kakeknya menoleh menatap Renee, tersenyum.
"Kakek lega, karena Kakek sempat lihat kamu menikah sebelum pergi," ucap kakeknya dengan suara lemah. Tak ada lagi ketegasan atau nada tajam di sana. "Reneesha, dengar, mulai saat ini, kamu harus jadi lebih kuat. Kamu harus bisa ngelindungin dirimu sendiri, juga orang-orang yang kamu sayang."
Renee mencengkeram tangan Davin semakin erat.
"Kakek tahu, Kakek udah bikin kesalahan besar ke kamu, jadi kamu nggak perlu maafin Kakek. Kakek yang udah misahin kamu dari papamu, jadi kamu bisa terus benci Kakek. Jangan pernah berhenti benci Kakek yang nggak pernah ngakuin kerja kerasmu."
Renee mengernyit. Ia mengerjapkan mata ketika air mata memenuhi pelupuk matanya.
"Ya. Aku akan terus ngebenci Kakek."
Lalu, kakeknya menatap Davin dan terseyum. "Terima kasih, udah menjadi bagian dari keluargaku," ucapnya.
Renee mendecih pelan, lalu melepaskan cengkeraman di tangan Davin dan berbalik pergi. Meninggalkan Davin, Renee keluar lebih dulu. Ketika Erlan memanggilnya, Renee tak berhenti dan terus melajukan langkah. Ketika Renee melintasi halaman, seseorang menahan lengannya dan menarik Renee ke arah orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Proposal From Mr. Stranger (End)
RomanceRenee hampir dipermalukan karena orang yang ia bayar menjadi kekasihnya tak bisa datang. Namun, lamaran dadakan dari pria asing itu menyelamatkannya. Berita buruknya, Renee dan pria asing itu harus menikah. Davin tak ingin malu di depan wanita yang...