Bab 14
Tempted
Davin memperhatikan Renee selalu mencuri pandang ke arahnya sepanjang acara makan malam mereka di suite. Mereka kembali ke hotel sore tadi dan beristirahat. Malamnya, Renee ingin memesan makanan saja untuk makan malam. Jadi, di sinilah mereka.
Meski sulit, Davin berusaha mengabaikan tatapan wanita itu. Jelas, Renee mengingat apa yang Davin katakan padanya saat makan siang tadi. Mungkin karena itu juga, usai makan malam, Renee tidak langsung masuk kamar seperti biasanya dan malah duduk di ruang tamu dan menonton televisi.
Wanita itu tampak terkejut ketika Davin bergabung dengannya, duduk di sebelahnya. Renee bergeser menjauh. Davin nyaris tertawa dibuatnya.
"Kamu setakut itu tergoda sama aku?" ledek Davin.
Renee seketika menatapnya tajam. Davin bisa melihat wanita itu berpikir keras. Hingga tiba-tiba, ia tersenyum.
"Let's play a game," usul Renee tiba-tiba.
Davin mengerutkan kening.
"Kalau aku bisa bikin kamu tergoda, kita nggak akan tidur di atas tempat tidur yang sama malam ini."
Davin mendengus tak terima. "Katamu, kamu akan ngasih hakku."
"It's just a game." Renee mengedik.
"Apa keuntungannya buat aku?"
"Aku akan ngaku, aku tergoda atau nggak sama kamu." Renee mengedik ke tubuh bawah Davin. "Meski aku yakin, kamu akan tergoda lebih dulu."
Seketika, tubuh Davin bereaksi. Namun, Davin segera memikirkan pekerjaannya. Ia memikirkan meeting dengan sepupu Renee, dan itu berhasil meredamnya.
Davin berdehem. "Oke."
Lalu, siksaan neraka itu dimulai. Tanpa ragu, Renee langsung mendekat dan menyentuh leher Davin dengan jari-jari lentiknya. Davin menghitung perkalian dalam kepalanya. Ketika tangan Renee bergerak turun, Davin memikirkan loss and profit perusahaannya tahun lalu.
Itu belum berakhir. Karena Renee kemudian duduk di pangkuan Davin dan mencium bibir Davin. Detik itu juga, Davin ingin menyerah dan membalas ciuman Renee, menyentuh wanita itu di mana pun ia ingin, tapi ia berhasil menahan diri dengan memikirkan kerja samanya dengan Grup Brawijaya, sekaligus pimpinan dinginnya.
Erlando William dan Alyra Crystalia Brawijaya adalah pasangan yang serasi. Mengerikan juga. Davin merasa, ia bisa kehilangan lehernya jika sampai melakukan kesalahan pada Renee. Ia juga merasa, ia akan babak belur jika sampai Erlan atau Lyra tahu tentang kesepakatan hubungan Davin dan Renee. Meski, sepertinya Lyra tahu sedikit tentang itu. Entah kenapa wanita itu masih belum melakukan apa pun.
"Apa-apaan ..." Suara kesal Renee menarik Davin dari pikirannya.
Ekspresi kesal Renee yang sudah menjauh dari Davin, membuat Davin tersenyum puas. "Jadi, kamu tergoda atau nggak?" tanya Davin tanpa basa-basi.
Renee masih tampak enggan menjawab. Wanita itu memalingkan wajah kesal.
Giliran Davin yang kini mendekati Renee. Sama seperti Renee, tanpa ragu, ia langsung menyentuh leher Renee. Dengan bibirnya.
Kesiap Renee terdengar seiring wanita itu berusaha menahan bahu Davin. Namun, Davin tidak berhenti.
"Meski kayak gini, kamu juga nggak tergoda?" Davin menurunkan ciumannya.
Renee memekik kaget dan menahan kepala Davin, mencengkeram rambutnya pelan. Davin mendongak menatap wanita itu.
"Tell me the truth now," tuntut Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Proposal From Mr. Stranger (End)
RomanceRenee hampir dipermalukan karena orang yang ia bayar menjadi kekasihnya tak bisa datang. Namun, lamaran dadakan dari pria asing itu menyelamatkannya. Berita buruknya, Renee dan pria asing itu harus menikah. Davin tak ingin malu di depan wanita yang...