Chapter 13

1.6K 175 45
                                    

Pagi yang sama kembali lagi. Beberapa orang sudah mulai menyibukkan diri dengan pekerjaannya masing-masing. Terlihat beberapa yang bahkan di pagi buta ini sudah memulai mencari rezeki mereka. Tanpa memperdulikan cuaca yang mulai mendingin karena sebentar lagi akan masuk musim gugur.

Matahari pun tak mau kalah, ia mulai menyebarkan cahaya hangatnya guna membangunkan para makhluk yang masih tertidur terutama dua orang insan yang masih berada didalam selimut saat ini.

Beberapa cahaya mulai masuk melewati gorden mewah kamar itu. Salah satu cahayanya berhasil mengusik tidur sang putri, namun tidak mengenai pangerannya. Tubuh mungil yang masih berada dalam pelukan sang pangeran pun mulai menggeliat. Mata indah itu mulai terbuka mencoba menyesuaikan dengan cahaya yang ada. Berkedip beberapa kali lalu tersadar saat ada nafas berat dan teratur di perpotongan lehernya.

"Mmhh.. nii-chan.."

Tak ada jawaban. Rupanya dia masih terlelap. (Y/n) mulai menepuk pelan pipi Karma sambil sesekali memanggil namanya. Namun Karma tak menghiraukan (y/n) dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku tau kau sudah bangun nii-chan"

Karma masih diam lalu menenggelamkan kepalanya semakin dalam ke leher (y/n). (Y/n) hanya memutar bola matanya bosan. Memang sih hari ini hari libur namun juga bertepatan pada tanggal merah. (Y/n) baru mengetahuinya saat melihat kalender tadi malam, terbesit ia tersenyum tipis karena mengingat tadi malam (y/n) tergesa mengerjakan PR nya padahal hari ini libur. Terhenti dari lamunan (y/n) berkata pelan kepada Karma dengan suara yang masih serak.

"Ne... Karma-kun"

Mata Karma langsung terbuka dan memandang wajah (y/n) dengan serius lalu berucap dengan suara serak nya.

"K-kau panggil aku ap-apa!?"

"Aku tak mengatakan apapun." Kata (y/n) mengulum senyum dan menelentangkan tubuhnya lalu menatap langit-langit kamar Karma.

"Coba katakan sekali lagi"

"Tidak...akh!"

Lalu tiba-tiba Karma malah mengigit kecil leher (y/n). Tentu saja sang empu terkejut lalu dengan sedikit tenaga (y/n) menyentukkan sikunya keperut Karma dan repleks memanggil nama karma.

"Karma-kun!"

"Pfftt.. aku suka panggilan itu"

"Hm... Tapi itu terlihat tidak sopan karena kau kakakku"

"Tak apa, aku suka."

Jujur saja Karma memang sangat ingin (y/n) memanggil namanya tanpa ada suffix Nii-chan/nii-san. Karena jika (y/n) memanggilnya dengan nama kecil seperti itu rasanya posisi Karma sekarang bukan sebagai kakak (y/n), namun seorang laki-laki biasa.

"Sering-seringlah memanggilku begitu. Aku tak keberatan."

"Dasar.. oh ya, nii-chan kan hari ini harus berangkat? Tak mau siap-siap dulu?"

"Semuanya sudah siap, kau tak lihat koper di samping pintu itu?" Kata Karma sambil menunjuk koper itu dengan dagunya.

"Eh? Eehhe ya sudah, kalau begitu nii-chan mandi lalu siap-siap. Hari ini aku akan memasak untuk nii-chan."

"Benarkah?"

"Hm! Dan aku akan ikut mengantar nii-chan ke bandara."

"(Y/n)"

"Hm?"

"Boleh aku menciummu?"

"Eh? Mmhh--!"

Tanpa aba-aba Karma langsung membungkam bibir mungil (y/n). (Y/n) hanya menutup matanya dan sesekali mencoba membalas ciuman Karma. Sekitar 3 menit pagutan itu berlangsung, namun karena (y/n) dan Karma membutuhkan oksigen dengan terpaksa Karma menghentikan aksinya. Ia memandang wajah kemerahan (y/n) dengan terengah-engah (y/n) memandang wajah tampan Karma.

KisekiNoSedai X Reader X KarmaAkabaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang