Cewek aneh

443 19 2
                                    

Kata si Avell, gue ini cewek aneh. Cewek yang suka melihara hewan aneh. Namun, apa gue peduli? Selagi gue seneng sama hewan peliharaan gue, ya ok aja.

👏👏👏

"DAZAAA!!!", Avell kini telah mengeluarkan suara khas toa nya. Ia beranjak dari kasur dan membuka pintu kamarnya, langsung berlari menuruni tangga dan menuju ke dapur mencari Daza.

"Lo kenapa lagi,sih? Berisik tau nggak!", Daza sebal dengan Avell karena ia pasti akan teriak-teriak seenak jidatnya saja, padahal masih pagi sekali.

"Lo itu emang berengsek ya Daz! Sumpah, gue sebel sama elo! Itu, si Chaca ngapain lagi tidur dikamar gue? Pakek sekasur juga sama gue. Gue kan geli. Amit-amit sumpah!", ya beginilah Avell. Dia terlalu takut dengan Chaca. Bukannya takut,sih, namun hanya saja geli dengannya.

"Lah,ngapain nanya ke gue? Chaca kan emang suka tidur sekasur sama gue. Lo nggak ingat, kemarin lo kan ngajakin gue tidur sekamar. Gimana,sih?", Daza pun hanya tertawa geli melihat tampang Avell yang cemberut.

"Udah,biarin aja. Jangan ganggu Chaca. Ntar, deh, gue pindah si Chaca. Gue buatin nasi goreng,nih. Yuk, sarapan.", Daza pun mengangkat wajan dan mematikan kompor yang ia gunakan untuk memasak nasi goreng, sedangkan Avell menyiapkan piring dan minumannya.

"Sumpah, gue geli tau nggak. Masa iya, tadi tuh tidur diatas gue si Chaca. Ihhhh.... geliii!!!", Avell yang terus mengoceh itu langsung berhenti mengoceh karena melihat tatapan tajam dari Daza.

"Bawel banget,sih, lo. Gue panggilin si Chaca beneran deh!", Daza pun akhirnya memanggil Chaca.

"Ih... jangan dongg!!"

"Chacaaaaaa!"

"Chaaaaa!"

"Chacaaaa!!!!"

Meongg.....meonggg......

"Huaaaa..... Chaca ngapain, sih, lo kesinii????" Avell pun berdiri diatas kursi sambil bergidik kegelian.

"Huakakakkakakaak!!!", Daza tertawa sangat puas melihat raut muka Avell yang takut dan geli dengan kucing.

"Makanya jangan teriak-teriak lo!", akhirnya Daza membawa Chaca ke lantai atas dimana biasanya Chaca bermain disana—— kamar Daza.

"Bujubunenggggg.... sumpah, Daza emang aneh. Berasa tinggal di Bonbin dah,gue.", Avell hanya dapat mengelus dadanya sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

Tak lama kemudian, Daza kembali dan makan bersama dengan Avell.

"Daz, lu nggak geli apa melihara hewan-hewan aneh?", Avell heran memiliki sahabat seperti Daza yang suka memelihara hewan aneh.

"Hewan aneh? Maksut lo? Si Chaca, Rio, sama Blacky?", Daza paham sekali mengapa Avell menyebut hewan kesayangannya hewan aneh.

"Lo nggak geli atau takut gitu melihara hewan aneh itu? Bayangin deh, seorang Daza, melihara kucing super resek, Iguana, sama Ular? Hihh... gue mah ogah!", lagi-lagi Avell bergidik ngeri.

"O aja,deh.", Daza tak ingin menanggapi ocehan Avell terlalu berlebihan. Avell memang selalu begitu.

"Daz, hari ini gue berangkat sekolah bareng elo aja deh. Fero ga bisa jemput gue,nih. Boleh,ya?", Avell mengedipkan sebelah matanya dan memohon kepada Daza.

"Gendong Chaca dulu sana."

"DAZAAAA!!!!!", Avell pun berteriak sambil kegelian. Dan Daza hanya cekikikan saja melihat tampang Avell.

"Iya,iya.", Daza pun hanya mengiyakan kemauan sahabatnya itu. 

👋👋👋

Pagi itu, 06.35 WIB Daza dan Avell berangkat bersama menunggangi motor ninja milik Daza.

"Daza, lu bisa nggak,sih, nggak usah ngebut dijalanan padat kek gini? Jantung gue mau copot!", Avell mengoceh ketika dijalan menuju sekolahan menuju sekolah mereka.

"BACOT!", 

"Tapi bahaya Daz.", lagi-lagi Avell mengoceh.

"Diem bisa nggak sih! Masih pagi ngoceh mulu,lo.", Daza sebal dengan Avell yang terus mengoceh.

"Iyain."

Mereka pun berhenti sejenak, karena lampu merah. Banyak pasang mata yang melihat takjub kearah motor ninja yang ditumpangi oleh dua wanita cantik. Apalagi, melihat kearah Daza. Daza yang sebal karena menjadi sorotan banyak orang pun angkat bicara.

"Ngapain, lo semua ngelihatin gue?", semua orang yang awalnya melihat takjub kearah Daza dan Avell langsung kikuk dan takut dengan tatapan tajam dari Daza.

Tak lama, lampu hijau menyala. Motor milik Daza melaju dengan cepat—— bahkan lebih cepat dari lainnya.

"Astagaaa!", Avell hanya dapat mengelus dadanya kaget. Beginilah nasibnya, kalau dibonceng dengan Daza. Ia harus mati-matian menahan nafas dan terkejut dengan permainan motor Daza. Kalaupun ada Fero—doinya, Avell pasti memilih dibonceng dengan Fero daripada Daza. Namun, apa boleh buat? Fero sedang pergi ke luar kota, menemui neneknya. 

👋👋👋

Setibanya disekolah, Daza dan Avell menjadi sorotan banyak orang. Daza sangat risih dengan tatapan itu.

Sangat sebal menjadi alasan Daza, apabila ia menjadi sorotan banyak orang. Ia tidak suka dengan tatapan-tatapan aneh dari beberapa siswa ataupun siswi. Ia sangat risih.

Dan kemudian........

👋👋👋

HAPPY READING!!!!

SALAM,

SHICOCKEE
——————


Psicopath My Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang