PINGSAN?

229 18 3
                                    

"Setiap orang pasti memiliki sisi positif dan negatifnya. Kalo ada yang cuman memiliki sisi positif, itu malaikat."
-Daza Alya Rineza-

Hari ini cuaca mendung kemungkinan besar akan hujan. Dan dua orang gadis sedang perjalanan menuju sekolahnya.

Ditengah perjalanan, hujan turun sangat deras. Mengakibatkan dua gadis itu menepi di sebuah halte.

"Yaampun Daz, gimana nih. Bisa-bisa kita telat lagi. Mana lo ga bawa jas hujan lagi.", gerutu Avell.

"Ya mau gimana lagi coba. Siapa juga yang tau kalo mau hujan. Tanyain sono sama Tuhan. ", balas Daza. Ia sudah terbiasa dengan sikap Avell yang selalu banyak bicara atau  mengomel seenak jidatnya.

"Tapi ini tuh udah jam tujuh kurang lima belas menit, Daza!", Avell takut bila ia kena hukuman dari guru BK. Pasalnya ia tidak terbiasa telat.

"Ckkkk. Lo tuh ngomel mulu sih, telat ya biarin aja kali. Kayak ga tau gue aja lo.", Daza mengalihkan pandangannya kearah lain.

"ITU KAN ELOO!!! BUKAN GUE OGEBB!!!", balas Avell sambil berkacang pinggang dengan wajah bersungut.

"Iyain deh.", timpal Daza.

Tak lama kemudian, hujan mereda. Jam menunjukkan pukul 06.57 WIB. Sudah dipastikan mereka pasti telat.

"Vell, lanjut yuk.", ucap Daza sambil memakai kembali Helm full facenya.

"Tapi ini tuh masih gerimis, Daz. Gila apa lo?", tanya Avell.

"Lo kali yang gila. Kalo lo ga mau yaudah, gue berangkat sendiri, nih.", kemudian Daza menuju motor ninja kesayangannya. Dan menaiki jok motornya. Namun, dibelakangnya disusul Avell yang cekikikan. Hal ini, membuat Daza memutar bola matanya.

"Daza kan baik.", rayu Avell. Sambil cekikikan.

"Pegangan lo. Kalo lo jatuh, gue biarin. Ga bakal gue tolongin.", Sungut Daza kepada Avell dan hanya dibalas tawa geli dan anggukan mantap oleh Avell.

"LET'S GOOO!!!!", teriak Avell. Ia memang memiliki hobi teriak.

Ketika deruman motor Daza membelah jalanan yang lumayan licin, namun tidak bisa dipungkiri bahwa keahlian dan kelincahan Daza di arena seperti ini sangatlah bagus. 

Sedangkan Avell? Ia sedari tadi berbicara tak masuk akal.

"Pemirsa saudari Daza sedang mengendarai dengan kecepatan 90 km/jam."

"Waoww lagi-lagi Daza bisa melalui jalanan licin ini, pemirsaahh."

"Ya didepan ada tikungan tajam, apakah Daza bisa melaluinya? Mari kita buktikan."

"Ngengg....  Daza berhasil melaluinya pemirsah."

Kurang lebih seperti itulah ocehan Avell yang tiada hentinya. Memang si Avell adalah anak dengan otak kebalik.

Daza yang sudah terbiasa dengan hal itu hanya bisa menghela nafas dengan kasar.

"Untung sahabat, kalo nggak gue tendang juga nih bocah." , batin Daza.

Psicopath My Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang